Chereads / Deadly Sword / Chapter 12 - Konklusi

Chapter 12 - Konklusi

Aiden menggunakan salah satu jurus yang pernah diajarkan oleh Herdian, Tubuh Matahari. Tubuh Matahari dapat membuat seorang Kultivator menaikkan kekuatannya beberapa kali lipat. Untuk kasus Aiden, dia bisa menaikkan kekuatannya menyamai Kultivator yang berada di tingkat Immortal Gate - Peak Stage meskipun masih berada di tingkat Mortal Gate.

Peningkatan ini tentunya diimbangi dengan resiko yang tidak sedikit. Setelah Aiden menggunakan Tubuh Matahari dia akan mengalami kondisi lemah dan tingkat kultivasinya akan turun lima tingkat. Biasanya dia tidak pernah berpikir untuk menggunakan jurus ini jika tidak dalam kondisi terpaksa.

Tapi sekarang dia tidak punya pilihan lain. Musuhnya adalah ratusan Demonic Beast Immortal Gate dan puluhan Demonic Beast Heaven Gate. Lalu yang paling membuatnya khawatir, Dragon Demonic Beast yang sedang duduk santai di bawah pohon sambil mengamatinya dengan mata merah delima. Seolah tidak peduli apa pun yang ia lakukan, semuanya ada di bawah kendali Dragon Demonic Beast itu.

Tubuh Matahari : Jurus Pertama - Tarian Cahaya.

Jurus pertama tersebut membuat tubuh Aiden menyatu dengan cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Di mata Demonic Beast, tubuh Aiden terlihat transparan dan sulit membedakannya dengan lingkungan, seakan-akan dia menyatu dengan sekitarnya.

"Jurus yang menarik," gumam Dragon Demonic Beast yang mengamati Aiden cukup mudah menghabisi beberapa Demonic Beast Immortal Gate dengan jurusnya.

Aiden menari-nari sambil mengayunkan pedangnya dengan indah, membunuh beberapa Demonic Beast Immortal Gate sekaligus. Ketika menyerang, tubuhnya akan terlihat untuk sementara lalu ketika dia sedang bergerak, tubuhnya akan kembali transparan. Hal ini menyebabkan Aiden dengan mudah dapat membunuh dua sampai tiga Demonic Beast tanpa mereka sadari.

"Jika begini terus, banyak kaum kita akan mati sia-sia," ucap salah seorang Demonic Beast Heaven Gate.

"Apa pedulimu? Itu salah mereka sendiri karena mereka lemah, membunuh satu manusia saja tidak becus." Demonic Beast lain yang ada di sampingnya menanggapi dengan dingin. "Lagipula mereka mati juga ada manfaatnya."

"Manfaat? Bisa kau jelaskan untukku?"

"Kalian Skull Fire Ape memang berpikiran sempit." Kalimatnya tak serta-merta membuat Demonic Beast yang memiliki penampilan mengerikan itu marah. Justru sebaliknya, Skull Fire Ape itu merasa penasaran dengan penjelasannya. "Jika kaum-kaum kita yang lemah mati maka biarlah begitu. Tapi sebenarnya mereka juga membuat manusia itu kelelahan sehingga kita lebih mudah membuatnya terpojok lalu membunuhnya."

"Jangan berkata terlalu keras. Apa kau sudah lupa, Tuan Drayus berkata bahwa hanya dia yang boleh membunuh manusia itu," bisik Skull Fire Ape.

"Tentu aku masih mengingatnya, kau kira aku sama dengan manusia yang mudah pikun?" Ucapnya ketus. "Aku mengatakannya sedikit lebih keras karena kau tidak memiliki telinga, apa kau menyadarinya?"

"Berhentilah mengejekku, kurasa ini saatnya kita ambil bagian dalam keseruan ini," ujarnya tidak senang namun sebuah senyum tetap tercipta di wajah Skull Fire Ape.

Setelah beberapa waktu Aiden masih kesulitan menerobos ratusan Demonic Beast Immortal Gate. Bahkan ketika ia hanya menghilang dan menyatu dengan lingkungan untuk diam-diam melarikan diri, Aiden merasakan tubuhnya tiba-tiba menjadi berat dan kemudian Jurus Tubuh Matahari menjadi sulit untuk dikendalikan.

Aiden hanya bisa mengumpat terhadap nasib buruknya. Dia mengetahui bahwa yang membuatnya kesulitan menggunakan Jurus Tubuh Matahari adalah Dragon Demonic Beast itu. Dia memandang Aiden menggunakan mata merah delimanya yang entah bagaimana bisa mengeluarkan tekanan sangat memberatkan mental.

"Jika ini terus berlanjut, maka sudah dipastikan aku akan mati di sini bersama Senior Selia." Napas Aiden compang-camping. Pengaruh negatif dari penggunaan Jurus Tubuh Matahari mulai berdampak terhadap kekuatan fisik serta Kultivasinya. Sedikit demi sedikit namun pasti, tingkat Kultivasi Aiden yang tadinya berada di Immortal Gate - Peak Stage sekarang mulai turun kembali ke kultivasi awalnya. Tapi tak berhenti sampai di sana, tingkat Kultivasi Aiden masih bergerak turun. Dia bisa merasakan Mana Element yang selama ini ia kumpulkan mulai menguap dan bersatu di udara.

Tubuhnya juga tak kalah buruk, setelah bertarung dengan sekian banyak Demonic Beast, Aiden mendapatkan beberapa luka gores dan luka yang cukup fatal bila tak segera diobati.

Aiden sudah mengetahui nasibnya. Tapi setidaknya ia ingin membiarkan Seniornya—istrinya agar bisa selamat dan menjalani hidup lebih lama lagi. Dia mulai menutup mata. Tiba-tiba saja tubuhnya dipenuhi energi murni berwarna Perak, bahkan energi ini membuat Dragon Demonic Beast yang memperhatikan sambil menguap beberapa kali melompat karena takut.

"Energi itu ... Itu milik—tidak mungkin!?" Seolah-olah tenggorokannya tercekat, Drayus kesulitan untuk melanjutkan kalimatnya dan malah berteriak tak percaya.

Keringat dingin mengalir di balik punggungnya. Tanpa pikir panjang ia langsung memilih untuk kembali ke wujud asalnya dan terbang menjauh secepat mungkin, membuat beberapa Demonic Beast Heaven Gate kebingungan. Sementara Demonic Beast yang lebih rendah sama sekali tidak menyadari hal ini.

"Kenapa tuan Drayus melarikan diri?!" seorang sesepuh di antara Demonic Beast berteriak bingung.

Bahkan seseorang sekuat Drayus sampai lari tunggang langgang ketika melihat perubahan energi pada anak manusia ini, sebenarnya apa yang terjadi.

Belum sempat Demonic Beast itu memikirkannya, tubuh Aiden sudah terisi penuh oleh energi murni dari Spiritual Mansion. Namun anehnya, Aiden sama sekali tak bergerak, dia hanya diam bak patung yang dikelilingi kabut perak. Detik berikutnya mereka semua akhirnya menyadari kenapa Drayus melarikan diri sejauh mungkin.

Gejolak energi yang sangat murni di dalam tubuh Aiden yang tadinya tenang kini mulai beriak. Semakin lama semakin besar. Mereka bahkan dapat mengatakan bahwa Aiden bisa sewaktu-waktu meledak. Ledakan dari energi murni dengan jumlah yang mengerikan seperti itu lebih menakutkan daripada peledakan diri seorang Kultivator Heaven Gate - Great Sage.

Semua DemonicBeast menghentikan langkah mereka untuk menyerang Aiden karena semua itu sia-sia. Seluruh serangan mereka tiba-tiba lenyap ketika berjarak lima meter dari Aiden. Bahkan serangan fisik juga tak berguna karena sebuah penghalang tak terlihat menghalau semuanya.

Para Demonic Beast saling pandang kebingungan. Ternyata anak manusia ini tak sesederhana kelihatannya. Jika begini terus bagaimana mereka bisa membuatnya tak berdaya dan menyerahkannya pada tuan Drayus?

Salah satu Demonic Beast memutar kepalanya berniat meminta pertolongan dari para sesepuh mereka yang memiliki tingkat Kultivasi lebih tinggi. Lagipula seseorang terkuat di antara mereka dengan Kultivasi Immortal Gate - Peak Stage juga tak berdaya di hadapan kekuatan Aiden, lalu apa yang bisa mereka lakukan? Satu-satunya cara hanya meminta bantuan dari orang yang lebih kuat.

Namun ketika Demonic Beast itu hendak mengangkat bibirnya, dia tercengang.

"Kemana para Tetua?!"

Pertanyaannya membuat sebagian besar Demonic Beast juga ikut menengok ke belakang. Semuanya tampak memiiki ekspresi yang hampir sama persis. Mereka semua kebingungan dan merasa aneh. Bahkan Tuan Drayus juga tak ditemukan di tempatnya semula.

Para Demonic Beast tidak langsung mengambil kesimpulan. Mereka memutar mata terlebih dahulu dan mencari para Tetua dan Tuan Drayus yang mungkin saja bersembunyi di bawah batu.

Tapi nyatanya semua tak berguna. Seluruh Demonic Beast Heaven Gate dan juga Tuan Drayus seolah-olah lenyap di telan bumi. Bahkan mereka tak dapat merasakan Mana Element milik para sesepuh itu.

Demonic Beast ini tak menyadari bahwa para sesepuh dan Drayus sudah lama meninggalkan tempat itu karena tindakan Aiden. Mereka semua takut mati. Wajar saja, semua orang tentunya menyayangi nyawa mereka, kecuali orang-orang yang putus asa.

Kenyataannya, hanya Demonic Beast dengan tingkat Kultivasi di atas atau setara Heaven Gate - Early Stage yang dapat merasakan kekuatan mengerikan dari energi murni Aiden. Sedangkan Demonic Beast yang kebingungan ini hanya mengetahui bahwa energi milik Aiden adalah energi murni yang jarang dimiliki oleh seorang Kultivator. Mereka beranggapan bahwa bocah ini hanya sedikit istimewa dari mereka karena ilmunya lebih tinggi beberapa tingkat. Namun mereka masih tak mau mengakui bahwa Aiden lebih baik dari mereka sejak awal.

"Guru, maaf aku sudah mengecewakanmu," ucapnya lirih bercampur sedih. "Maaf juga untukmu Senior Selia, aku belum sempat menyentuhmu dan memberikan sebuah kenikmatan," kalimatnya bertambah sedih dan sedikit ada nada penyesalan.

Dengan tiba-tiba Aiden membuka matanya. Sekarang matanya yang berwarna hitam berubah keperakan dengan pupil mata agak pucat. Akibat dari Kontrak yang telah mengikatnya menjadi pemilik sah Spiritual Mansion, Aiden mendapatkan berbagai informasi entah darimana yang mengalir ke dalam otaknya. Entah itu cara kerja mansion tersebut atau orang-orang yang ada di dalamnya. Tentu, hal-hal seperti cara penggunaan energi murni yang ada tidak luput dari informasi.

Karena itulah, setelah Aiden merasa terdesak dan kematiannya semakin dekat, dia memutuskan untuk meledakkan diri bersama semua musuhnya dengan energi murni dari Mnansion dan membiarkan Selia mengambil alih seluruh harta dan Dimensional Realm miliknya. Yah tentu saja karena sekarang Selia adalah istri Aiden secara sah, maka dia harus memberikan semua warisannya kepada Selia. Meski sebenarnya dia sendiri juga bingung kenapa hal itu bisa terjadi.

"Matilah kalian semua bersamaku!" Teriakan Aiden yang bak guntur membuat seluruh Demonic Beast tertegun. Mereka akhirnya menyadari alasan kenapa orang-orang tua itu melarikan diri.

Tubuh Aiden bersinar terang dengan cahaya keperakan. Menyelimuti seluruh hutan dalam jarak puluhan kilometer. Efek ledakan pastinya tidak kecil, jadi sudah terlambat jika ingin melarikan diri.

"Habis sudah..." desah salah satu Demonic Beast putus asa.

Di saat-saat penentuan itu, sebuah suara penuh hormat tiba-tiba saja menggetarkan hati setiap mahkluk, "Mohon tunggu sebentar Tuanku."