Aime masih berkutat di meja kerjanya,mengerjakan pekerjaannya. Tekadnya sudah bulat, bahwa ia akan fokus dan meningkatkan kinerja di perusahaan. Mengoptimalkan masa mudanya, mengembangkan karirnya.
" Aime..." sebuah suara memanggilnya. oh.. suara itu.... Aime bingung, ia tak berani memalingkan wajahnya untuk melihat ke arah suara itu. Ya... suara Aryo. "Kamu denger aku kan, Ai?"
"Eh,iya.. kenapa Yo?" jawab Aime salah tingkah. Bukan karena dia punya rasa yang sama dengan Aryo. Tapi, karena kebingungannya dengan maksud Aryo semalam. Syukurnya ada Bari di sebelah Aryo, Aime bisa sedikit bernapas lega.
"Ini kenalin sepupu aku, Bari." Aryo pura pura tidak mengetahui bahwa mereka sudah saling kenal. Ia ingin melihat reaksi Aime.
" Dia mah nggak usah dikenalin lagi, dia temen sekelas aku waktu kuliah."
"Temen baik ya kan Aime." Bari menyambar tiba tiba menunjukkan keakraban keduanya.
" Baik banget malahan." Aime menyetujui Bari.
" Bagus dong kalau gitu, makan siang nanti kamu temenin Bari ya.."
"Tapi..."
"Ini perintah! Aku nggak bisa nemenin Bari, aku ada janji dengan Nayla siang ini."
"Baiklah..." jawab Aime. What? pikir Aime. Aryo bertingkah seolah olah kemarin tidak terjadi apa-apa. Dasar laki-laki! Aime mengumpat dalam hatinya. "Hello, Aime dia mau menikah sebentar lagi! Nggak mungkin dia sama elo! Elonya aja yang BAPER!!!!"suara Aime mengacaukan pikiran gadis itu.
"Ai.... Ai..." Bari memanggil Aime yang dari tadi tampak melamun dan cemberut.
" Apalagi Yo?" jawab Aime asal
" Aime ini Bari bukan Aryo.." Aime diam sejenak, laki laki ini biasanya manggil dia bukan dengan "Ai".
"Eh, sorry gagal fokus." Aime nyengir di depan Bari. Sedangkan Aryo sudah berlalu sedari tadi.
"Ayok... makan siang! Gue laperr!"
"Emang Uda jam makan siang?" Sambil melirik Arlojinya, Aime baru sadar ternyata hari sudah beranjak siang. "Ok, kamu yang tentuin tempatnya Ya...!"
"Siap tuan putri Aime!!" Mereka berdua pun pergi berlalu untuk makan siang.
♥️♥️♥️
"Kapan lo married?" tanya Bari ketika mereka tengah makan siang
"Kapan kapan .."jawab Aime sekenanya
"Denger denger gosip Lo mau married dua bulan lagi." Bari pura pura tidak tahu dan bertanya. Dia memang belum memiliki rasa apapun dengan Aime, walau dulu ia pernah naksir gadis dihadapannya itu. Tapi,itu dulu. Sekarang ia sedang belajar mencintai gadis di hadapannya ini, karena ayah dan ibunya telah memberi batas waktu untuk ia mengenalkan kekasihnya. Jika ia gagal, maka ia akan di jodohkan dengan orang yang sama sekali dia tidak inginkan. Lebih baik dia belajar mencintai Aime, ketimbang ia harus menikah dengan. Gloria. Aime adalah solusi yang diberikan Aryo, ketika ia curhat dengan sepupunya itu. Aryo dengan detail menjelaskan tentang Aime, sehingga membuat ia tertarik. Dia tidak menyangka jika Aime yang Aryo jelaskan adalah Aime teman kuliahnya dulu. Tugasnya membuat Aime move on dari mantan tunangannya dan tentunya dari Aryo. Bari menangkap ada Aryo di mata Aime.
" Nggak usah bahas itu ya..." pinta Aime.
"Baik nona cantik." Bari dan Aime pun melanjutkan makan siang mereka.
♥️♥️♥️♥️
"Makasih ya cantik uda temenin makan siang." ungkap Bari ketika mereka telah tiba di parkiran kantor Aime.
"Lebay ah... nggak usah manggil cantik kali..."
"Kan elo emang cantik...kalo gitu Lo mau dipanggil apa? Manis, imut....Lo mau dipanggil sayang ya..." tiba tiba Aime memukul Bari dengan tasnya.
"Norak ah.. Udah aku balik kerja lagi." Aime turun dari mobil Bari. Bari hanya melepas gadis itu dengan pandangan melongo. Perpisahan yang tak diharapkannya. Aime berlalu tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.