Suara tawa yang berasal dari ruang makan yang memenuhi
kediaman keluarga Arsy.
Keluarga itu terlihat harmonis.
Sampai suara langkah kaki terdengar dari arah tangga.
Tampaklah seorang pemuda berpenampilan urakan seperti preman; baju seragam yang tidak dikancingkan, tidak memakai dasi, dan juga rambut berantakan.
"Pagi my boy!" sapa wanita paruh baya yang ternyata adalah ibunya.
Yang di sapa hanya mendengus seraya menjawab "pagi mom, pagi dad, pagi dek" diciumnya satu persatu.
Serentak mereka menjawab "pagi jagoan Daddy,"
"Pagi my boy,"
"Pagi abang Renzo"
Pemuda tampan itu bernama Frenzo, dengan panggilan Renzo.
Daddy berkata "sudah lebih baik kita sarapan dulu."
Dijawab dengan anggukan mereka.
Sarapan pagi ini lebih ramai karena Renzo selalu menjahili adiknya.
"Bang berangkat bareng ya? Mobil aku di bengkel."
Sang kakak menjawab, "gak ah, gue sendiri aja. Daripada sama lo bawel, ribet lagi."
"Lah lo juga bawel, malah bawelnya gak ketulungan lo mah bang" ujar adiknya.
Sementara kedua orangtuanya hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka karena pertengkaran kakak-adik itu.
"Ya Allah yah, kok anak ayah pada cerewet sih?" tanya Devi mama dari anak-anak.
"Hm" jawab sang ayah.
"Ishh, anaknya nurun dari siapa sih. Ayahnya saja cuek gini, kok anaknya cerewet semua." celetuk Devi
"Apa sih mah, ya anak kita lah. Cerewetnya nurun dari kamu, titik" jawab ayahnya.
Istrinya menjawab "nah, udah singkat aja tuh."
Kembali ke Renzo.
"Ok lo bareng gue, tapi diem ya jangan banyak bacot."
Dibalasi anggukan dari Rena.
"Tapi syaratnya, traktir gue susu Vanilla yang banyak" ucap Renzo
"Bangkrut dah gue bang" jawab Rena, sambil menepuk jidatnya.
Setelah sarapan pagi mereka berangkat ke sekolah, tidak lupa berpamitan kepada kedua orangtuanya.
Frenzo POV
Nama gue Frenzo Quelarsy, gue anak ke-2 dari 3 bersaudara.
Abang gue kuliah di New York, Freza Quelarsy namanya.
Gue disini tinggal bareng mama, papa, sama adek gue.
Adek gue sih kagak punya nama, eh gak deh. Namanya Frena Quelarsy.
Ok! Balik ke gue, menurut gue, gue itu terlalu ganteng, terlalu pinter, terlalu baik, terlalu rajin juga.
Gue ketua Five Eagle, kenapa gue jadi ketua? Ya sama kayak kata gue tadi gue itu terlalu ganteng.