Seorang siswi berdiri di depan gerbang sekolah. Memantapkan hati dan berdoa seolah ini yang terbaik.
Ada rasa takut juga dihatinya. Takut dengan reaksi orang-orang.
'aku bisa' batinnya.
Bisikan demi bisikan terdengar disepanjang koridor.
Ternyata gadis itulah yang jadi bahan pembicaraan.
Seluruh pasang mata menatapnya dari atas sampai bawah.
'anak baru ya?'
'iya kayaknya.'
'wah bisa ngalahin Adel tuh.'
'gue tau, dia kakak gue.'
'yeeeeeeuuu lu mah.'
Begitulah bisikan-bisikan yang terdengar gadis itu.
"Kak Vanilla?" Tanya seorang siswi.
Yang dipanggil tersenyum kaku.
'hah masa si Vanilla'
'iya masa si cewek kepang sih'
'tapi kok emang mirip ya'
'beneran itu si cupu'
Ekspresi wajah yang ditampilkan mereka sama semua.
Kaget.
Si cewek kepang yang dulu suka dibully, sekarang berbeda.
Cewek itu, Raquella cewek cupu yang dapat julukan si cewek kepang.
Apa yang membuat orang terkaget-kaget? Mungkin mereka udah lama gak lihat dia lagi semenjak kejadian itu, atau penampilannya?
Yang membuat mereka kaget, mereka tidak melihat si cewek kepang lagi.
Yang mereka lihat hanyalah cewek cantik bak model dengan rambut tergerai yang diwarnai.
Yang menjadi pusat perhatian lain, dia mengenakan pakaian super ketatnya. Rok span, kaos kaki warna, dan baju ketat.
Dia terlihat cantik, sampai sikap cueknya dulu tak tampak lagi.
Raquella menghiraukan bermacam tatapan yang ditujukan untuknya.
Dia dengan santainya tersenyum sambil pergi dan mencari kelas barunya.
Dia sampai di depan kelas nya, 11 IPS 1.
Sama seperti tadi, dia disambut dengan berbagai macam tatapan.
Raquella POV ON
Aku mengedarkan pandanganku mencari seseorang, lebih tepatnya sahabatku.
'nah ketemu'
Gue hampiri cewek yang sedang asyik dengan HPnya sendiri.
Namanya Frena Quelarsy.
Muncul ide untuk menjaili cewek itu.
"Boleh gue duduk di kursi ini?" Tunjuk gue ke kursi samping Rena.
"Hmm, gak.boleh. kursi ini buat sahabat gue" jawabnya garang.
"Gak papa lah, buat gue aja. Toh sahabat lo kagak ada" balas gue.
Sambil main game, Rena menjawab "Lo gak bisa kayak gitu, ini tempat duduk sahabat gue, titik. Cari aja yang lain sana, banyak yang kosong juga. "
"Weits santai mbak, kok gitu sih jawabnya? Kan gue cuman nanya boleh kagak?" tanya gue lagi.
'bisa sakit perut nih gue, nahan ketawa terus'
Rena bangkit dari duduknya, tetapi masih fokus dengan gamenya.
Dia berkata "mbak-mbak, lo kira gue siapa. Sorry sorry nih ya, bukan gue gak mau duduk sama lo. Tapi nih ya aishhh...belok dodol belok lurus terus. Anjir lo gue pites ya dasar stir gak guna. Eh sorry ya, gue lagi maen game. Oh iya gini, sahabat gue kan gak suka kalo miliknya ada yang ngambil. Lo harus hati-hati dia orangnya emang gitu suka ga--" ucapan Rena terpotong, dia mendongak menatap ke arah gue.
"Ga apa? Galak? Garang? Ga apa coba hm?" Tanyaku.
Ya ampun gue terharu banget sama Rena, dia ngejaga banget tempat duduk gue.
Eh tapi, gue kira dia emang sayang ke gue, ternyata gara-gara dia takut sama gue. Huh dasar si Rena.
Sementara Rena kaget, ternyata lawan bicaranya itu gue.
"Eh ma-mak-sud gu-gue ga-ga apa yah? Oh ga itu loh ga jadi ngomongi lo kok. Damai Van✌" jawab Rena.
'awas lu Rena' gue pelototin aja dia.
"Duh" Rena meringis.
"Eh Rena, apa? Van? Vandu maksud lo? Siapa tuh? Mantan ya?" Tanya gue.
"Aduh Ra, lupa gue hehe" ucap Rena.
"Guys! Mulai sekarang panggil gue Raquella OK !" Perintah gue pada semua orang.
Semuanya terdiam.
Entahlah, sekarang kayaknya merintah masuk ke hobi gue deh.
Raquella POV OFF
Bisikan demi bisikan terdengar ditelinga Raquella dan Rena.
'lah gila si Vanilla kok jadi cantik?'
'Raquella cuy'
'berani banget tuh dia merintah kita'
'Adel sama Freya punya saingan nih'
"Ekhm.. ekhm" Raquella berdehem membuat mereka semua terdiam.