Chereads / Replay / Chapter 5 - Empat

Chapter 5 - Empat

Senyumnya manis dan itu yang membuat alarm tanda bahaya aktif.

💮-

Pas Raquella duduk, Rena langsung nyerocos gitu aja.

"Oke Raquella, gue panggil Quella aja. Gue gak nyangka sekarang, kenapa? Karena gue kira omongan lo Minggu lalu itu cuma joke doang. Eh ternyata seriusan" ucap Rena.

"Ren, lo tau kan gimana gue dulu? Lo juga tau kan gue udah gak tahan sama Freya beserta kacung-kacungnya yang suka bully gue? Dan jangan lupa sama perlakuan si Adel ke gue. Gue begini juga cuman buat buktiin aja ke mereka, kalau apa? Kalau gue gak bakal tinggal diam digituin sama mereka" ucap Raquella.

Sedangkan Rena manggut-manggut dia berharap semoga pilihan sahabatnya menjadi pilihan yang tepat.

"Lo tinggal lihat aja, permainan gue." Lanjut Raquella seraya tersenyum manis.

Rena meringis takut, karena Rena tahu arti dibalik senyumanya itu.

Rena tahu siapa saja yang akan terlibat dalam permainannya.

Rena tahu siapa saja yang akan terluka nantinya.

Rena juga tahu siapa yang membuat sahabatnya begini.

Rena tahu semuanya.

Keheningan melanda kelas 11 Ips 1. Mereka sibuk dengan kesibukan masing-masing hingga sebuah suara mengalihkan kesibukan mereka.

Raquella POV ON

"Ekhm test 1.2.3. Fany cantik disini, Fany cantik disini. Selamat datang di kelas baru guys. Kalian sehat? Luar biasa. Guys jangan liatin gue napa, salting gue nih" oceh Fany si ketua kelas.

'Lu lagi ngapain Fan?haha' batin gue.

Ocehan dari Fany gak ditanggepin.

Dan itu membuat Fany kesal.

Karena tidak ada yang menjawab sapaannya, Fany menjawab sendiri sapaannya. "Test juga Fany 4.5.6. iya Fany emang cantik. Selamat datang kembali Fany. Alhamdulillah kami sehat Fany. Lo kan emang suka salting Fany. Jawab dong kayak gitu, uh bete."

Sumpah gue pengen ketawa ngakak liat ekspresi si Fany.

"Astaghfirullah neng Pani mani ribut" ucap si Ucup.

'Lah si Ucup ikut campur'

"Ucup tau gak?" Tanya Fany.

"Apa sih yang enggak abang tau dari neng? Abang tau semuanya neng, mulai dari atasan neng, bawahan, luaran daleman neng pun abang tahu neng" jawab Ucup.

'pfffttt gue curiga' batin gue lagi.

"Apa sih Cup? Gak jelas gitu" ucap Fany.

"Anjir Cup, lu tahu dalemannya? Kasih tahu gue dong" tanya si Ardan.

"Gini Dan, luaran si neng Pani mah jutek banget, sombong malah. Nah kalo dalemannya ya padahal tuh baik Dan solehah lagi gak kepo macem lo Dan" ucap si Ucup sambil tertawa terbahak-bahak.

"Sial" umpat si Ardan.

'mampus lu Dan' gue pengen ketawa lagi.

Ucup pun diteriaki teman-temannya "Huuuuuuuuuu dasar si Ucup."

"Udah ah gak jelas banget sih" ucap Fany sambil berjalan menuju bangku gue.

"Van? Eh si aduh Raquella maksud gue" tanya Fany

'Gue?' Gue bingung sama si Fany.

"Apa sih Fan, gak jelas tau. Lo ada mau apa kemari?" Tanya gue galak.

"Buset nambah galak. Gue boleh nanya gak?" Tanya Fany takut.

"Dasar dodol, lo dari tadi tuh nanya Fany." Jawab gue.

" Eh iya ya, sorry deh" dijawab dengan cengengesannya Fany.

Karena Fany gak jelas jadi gue bentak aja dia lagi"Cepetan mau tanya apa?"

Yang ditanya malah melamun.

Kelas menjadi hening.

"Dih pada diem gini" umpat Raquella kesal.