Chereads / Laluna / Chapter 86 - Segel

Chapter 86 - Segel

(flashback)

masa dimana eden masih kehilangan ingatan dan sedang dalam proses latihan bersama lucas, marco dan justin.

pada sebuah sore ketika ia tengah beristirahat ia tengah menyandandarkan bahu dan punggungnya pada sebuah batu besar, mengingat di bukit tsigy tak banyak terdapat pepohonan melainkan hanya bukit bebatuan yang terjal.

setelah beberapa saat lelah tubuhnya mulai hilang, ia sedikit menggerutu dengan program latihan yang diberikan oleh ketiga rekannya karena memiliki intensitas yang begitu padat sehingga eden tak memiliki waktu untuk istirahat sedikit pun.

"mereka itu bisa-bisanya memberikan pelatihan seintens ini, bagkan untuk dudukpun aku tak memiliki waktu"

keluhnya terhadap perlakuan ketiga rekannya.

"yahh meski demikian mereka memiliki niat yang baik untuk ku,,, baiklah aku tidak boleh mengeluh sebaiknya aku berjalan-jalan sebentar.. melihat matahari terbenam sepertinya menyenangkan"

sambil berdiri eden semangat untuk pergi berjalan-jalan melihat-lihat sekitar.

dengan hati-hati eden berjalan memperhatikan langkahnya agar tak tergelincir dan jatuh pada mematuan terjal di sepanjang perjalanan, tanpa ragu ia terus melangkah seolah ada yang mengarahkan dirinya untuk melangkah menyusuri bukit bebatuan tanpa tahu ke mana akan berakhir.

dalam benaknya kala itu ialah semakin tinggi ia pergi maka semakin mudah untuk dirinya melihat matahari terbenam sore itu, setelah naik cukup tinggi eden pun mendapatkan apa yang ingin ia lihat. berada di sebuah batu besar dengan 5 buah pilar yang mengelilingi di sekitar batu tersebut namun Eden sendiri tak sadar akan keunikan tempat nya berada saat ini malah ia terpana akan apa yang sedang ia lihat yaitu matahari terbenam dengan warna jingga yang sangat indah.

entah menggapa warna jingga dari matahari terbenam sangat familiar dalam ingatan eden sehingga ia sangat bertekad untuk melihatnya lagi lain kali.

beberapa saat berlalu warna jingga yang awalnya bersinar terang kini perlahan mulai meredup hingga cahayanya benar-benar habis di telan kegelapan, barulah setelahnya eden mulai beranjak dari tempatnya saat ini.

saat melihat sekitar Eden mulai menyadari bahwa tempatnya berada saat ini memiliki design penataan yang unik hingga membuatnya mulai mendekati satu persatu batu di sekitarnya,

"jadi apa fungsi batu besar yang di kelilinggi oleh lima pilar ini?"

pertanyaan besar muncul dibenaknya karena sebelumnya ia tak pernah melihat penataan di alam terbuka semacam ini.

satu persatu batu ia sentuh dan ia raba memastikan apakah batu ini sekedar batu biasa atau mungkin memiliki sejarah dibaliknya dan terbukti ia menemukan beberapa ukiran pada pilar-pilar besar yang berdiri tertata rapih seolah sengaja di buat untuk sebuah ritual,

"unik sekali"

gumamnya yang telah selesai berkeliling melihat-lihat keseluruhan struktur pilar batu yang tertata rapi.

"astaga aku lupa! aku harus segera kembali jika tidak lucas akan memarahi ku"

segera setelahnya eden pun kembali ke camp tempat ia tinggal, dan benar saja meskipun sudah berlari kencang ia tak dapat mengalahkan rasa khawatir lucas yang kini tengah berdiri menunggu eden kembali, terlihat jelas ia tampak begitu marah dengan tangan disilangkan di depan dada membuat eden menjadi tak enak hati karena pergi tanpa pamit.

"maafkan aku! aku tidak akan mengulanginya! ayo makan!"

seru Eden meminta maaf tanpa membiarkan Lucas berbicara karena sejujurnya Eden sedikit sebal ketika Lucas memarahinya karena itulah ia ingin menyelesaikannya tanpa basa-basi.

"tunggu dulu"

Lucas mencoba menghentikan langkah kaki Eden dan itu berhasil, Lucas ingin mendengarkan lebih rinci kemana Eden pergi hingga pulang larut.

"aku.. itu.. aku habis pergi ke puncak untuk melihat matahari terbenam"

sedikit ragu namun Eden memberanikan diri berkata jujur pada lucas, ia mengira lucas pasti akan memarahi dirinya.

lucas menghela nafas panjang,

"setidaknya bila ingin pergi kau harus berbicara pada salah satu di antara kami"

pelan-pelan berbicara pada eden, nadanya seperti seorang kakak yang sedang khawatir pada adiknya

"eden kemarilah, makanannya sudah hampir matang"

seru marco memanggil eden agar bisa segera mendekat padanya, tak lama setelahnya eden dan lucas pun mendekat, keduanya segera duduk di sekitar api unggun.

meskipun dengan sajian makan yang sederhana namun terasa begitu nikmat karena dimakan bersama-sama, terlintas dalam benak eden mengenai batu besar diatas bukit ia pun mencoba menceritakan hal yang ia lihat sore tadi,

"apa kalian tau sesuatu mengenai batu besar di atas bukit?"

eden membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan

"batu besar apa? disini semua batu memang besar"

marco merespon seolah tak acuh pada pertanyaan eden

"tidak, bukan seperti itu, batu besar di atas bukit memiliki penataan yang unik, ada lima pilar mengelilingi, di sebelah sana"

sambil menunjuk arah batu besar berada

"setahu ku di sini tidak ada batu besar semacam itu, apalagi kami bertiga sudah lama menghabiskan waktu di wilayah tsigy dan aku berani menjamin tidak ada batu besar yang kau maksud disana"

kini justin kembali membantah hal yang dilihat eden

"mungkin saja kau salah lihat karena hari sudah hampir malam tadi, sebaiknya kau beristirahat karena besok kau masih harus berlatih dengan justin"

ucap marco yang tak ingin eden membicarakan batu besar yang bahkan lucas sendiri tidak pernah melihatnya.

sanggahan ketiga rekannya kala itu membuat eden mengubur keinginan untuk mencari tau lebih jauh mengenai batu besar dan hanya menganggapnya sebagai angin lalu meskipun ia sendiri masih sedikit penasaran tapi ia sudah mengubur jauh-jauh rasa keingintahuannya itu.

(masa kini)

setelah berpisah dengan ketiga rekannya eden pun berangkat bersama naga api menuju wilayah tsigy, selama perjalanan berlangsung ia jadi teringat akan kejadian di masa lalu, dan semuanya seolah sengaja di tunjukan secara khusus hanya untuk dirinya saja sebagai tanda bahwa ialah sang kesatria terpilih.

"aku tidak menyangka bahwa tempat ku berlatih sekaligus tempat tinggal blue dan kelompoknya merupakan tempat paling berbahaya di bumi. tidak heran bila selama misi ku berlangsung tak ada tanda-tanda kehadiran adam lewis dan rosemary. cerita yang sesungguhnya sudah di belotkan, mereka tidak mengincar naga api, yang mereka incar sesungguhnya adalah kekuatan berbahaya atau rival dari sang naga api yaitu hydra"

gumam Eden dalam hati ketika ia memahami situasi yang berkaitan satu sama lain mengenai kebenaran cerita di balik terbentuknya ikatan kesatria terpilih dan sang naga api dan juga kemunculan makhluk terkuat di bumi yaitu hydra.

hal ini seolah saling berkaitan satu sama lain ketika sebuah kekuatan besar di aktifkan maka akan ada kekuatan lain yang juga aktif.

hydra merupakan seekor hewan mitologi yang memiliki wujud naga berwarna hitam namun memiliki 3 kepala, selain perbedaan fisik yang mencolok dengan naga api, hydra juga mengeluarkan racun yang mematikan melalui nafas yang di hembuskan, siapapun yang berada di dekat hydra akan langsung mati keracunan meski hanya menghirup hembusan nafasnya sedikit saja.

kekuatan lain yang lebih bahaya adalah ketika satu kepala hydra di penggal maka kepala lain akan tumbuh menggantikan kepala yang hilang dan seolah tak ada habisnya, hewan ini kabarnya bersemayam dalam waktu yang cukup lama, banyak yang berusaha mengaktifkan hydra namun gagal karena harus ada kekuatan tertentu untuk bisa membangkitkannya lagi.

sebelumnya saat eden akan membentuk ikatan dengan naga api bayangan sri isaac xavier memberitahukan kebenaran tentang hydra, tugas eden setelah keluar dari gunung tarsa adalah menyegel hydra dengan perjanjian darah.

untuk itu eden memilih mengirim rekan-rekannya kembali ke the great aztec terlebih dahulu lalu setelah nya ia bersama sang naga api terbang menuju kawasan tsigy.

Eden pun mengingat-ingat kembali kenangan semasa berada di kawasan tsigy,

"pantas saja aku merasakan hal aneh, srigala yang terbiasa hidup di daerah bersalju malah mendiami sebuah bukit bebatuan yang runcing dan tak banyak hewan hidup disana kecuali hanya kawanan mereka saja. tujuannya sudah jelas untuk mencegah orang-orang yang ingin membangkitkan hydra"

dalam hatinya Eden bergumam, ia kini semakin paham bahwa tugas berat yang akan dihadapi olehnya dimasa depan.

naga api membawa eden terbang sangat tinggi di melintasi langit meski sedang berada di ketinggian nyali Eden tak ciut malahan ia terlihat begitu piawai mengontrol arah terbang sang naga api.

sambil terus mengawasi arah eden pun sesekali menyempatkan diri melihat ke bawah dan tak sengaja ia malah menikmati panorama pemandangan yang begitu indah memanjakan mata selama perjalanan menuju gunung tsigy.

beberapa saat berlalu Eden pun sampai,

"disana!"

menyadari bahwa kawasan tsigy sudah dekat eden lantas mengarahkan sang naga api terbang menukik perlahan agar bisa mendarat dengan selamat dipuncak bebukitan kawasan tsigy.

* * *

beberapa jam berlalu setelah menggunakan gate khusus yang dibuat oleh eden, rombongan arthur kini telah sampai di taman istana the great aztec.

kemunculan ketiganya yang mendadak di istana menggegerkan semua orang karena mereka tak bersama dengan eden, tentu saja ini menimbulkan tanda tanya besar padahal seperti yang diketahui oleh banyak orang bahwa arthur, lucas dan marco pergi mendampingi eden ke gunung tarsa.

meski demikian kedatangan ketiganya tetap di sambut oleh jose sebagai perwakilan dari raja louise, ia pun segera mengantar ketiganya untuk bertemu di ruang kerja raja louise.

berita ini pun terdengar sampai ke telinga rekan eden yang lain, mereka juga bergegas menuju ruang kerja raja louise untuk mendengar cerita lengkap perjalanan yang membuat mereka sangat penasaran akan hasil dari terbentuknya ikatan antara eden dengan sang naga api.

suasana di ruang kerja raja louise sedikit tegang karena orang yang ia nantikan malah tidak hadir bersama rekan yang lain,

"hamba bisa menjelaskan yang mulia"

arthur dengan sopan berbicara pada raja louise

"katakan"

mempersilahkan arthur untuk berbicara

"eden.. maksud hamba nona eden sedang menjalankan misi lanjutan tepat setelah ia berhasil membuat ikatan dengan sang naga api, namun nona eden tidak mengatakan secara detil mengenai misi lanjutan tersebut"

louise mengernyitkan alisnya seolah tak senang dengan cerita arthur,

"hamba berani bersumpah bahwa cerita ini benar dan hamba berani menjamin bahwa nona eden dalam keadaan yang baik sebelum kami berpisah"

imbuh arthur meyakinkan kakaknya mengenai eden

"baiklah aku percaya dengan ceritamu, kalian semia diizinkan untuk beristirahat"

ucap raja louise mempersilahkan ketiganya untuk pergi.

setelah keluar dari ruang kerja raja louise ketiganya pun bisa bernafas lega,

"huuhhh.. jantung ku rasanya mau copot, raja louise itu benar-benar pandai melemahkan mental seseorang"

ucap marco mengeluhkan kengerian raja louise.

"arthur!!"

suara seorang wanita memanggil pangeran arthur dari kejauhan, mendengar ada yang memanggil namanya arthur pun spontan menoleh begitupun lucas dan marco yang melihat ke arah sumber suara berasal.

dialah beatrice yang memanggil arthur dengan santai membuat marco dan lucas keheranan di buatnya.

"senang bisa bertemu dengan mu lagi"

sambil mendekat dan tersenyum pada arthur

"kau? bagaimana bisa? jangan katakan..."

sedikit bingung namun mulai menduga-duga kehadiran beatrice dihadapannya pasti karena suatu hal

"aku yakin kau sudah menerima surat ku,, ya saat ini status ku adalah selir raja"

mendengar pengakuan beatrice membuat lucas dan marco terkejut bukan kepalang, ia melihat ke arah beatrice dengan tatapan tak senang.

sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh dua orang asing membuat beatrice segera menyapa,

"ohh.. apakah mereka berdua yang mendampingi mu? maaf mungkin ini terlambat tapi izinkan saya memberi salam.. hamba beatrice putri dari negeri eufrat, saya dan arthur adalah teman lama dan kini kami sudah menjadi ipar, benarkan?"

dengan percaya diri memperkenalkan identitas asli sambil sedikit menggoda arthur dengan memperkenalkan diri sebagai saudara ipar.

"aku lelah, kalian berdua cepatlah kembali dan beristirahat"

arthur segera mengusir lucas dan marco untuk pergi agar tak terlibat dalam percakapan antara dirinya dan beatrice.

tidak ada pilihan lain marco dan lucas pun menuruti perintah arthur tanpa sempat membalas salam dari beatrice.

kini percakapan keduanya berubah dengan bahasa yang sedikit lebih formal.

"anda benar-benar tidak tahu malu"

dengan nada sinis merespon cara beatrice memperkenalkan diri dihadapan rekannya barusan, ia pun berjalan meninggalkan beatrice tapi beatrice tak merasa bahwa arthur membenci dirinya sehingga ia pun ikut berjalan dibelakang arthur.

"anda ini sensitif sekali, seharusnya anda senang karena sekarang aku sudah menjadi keluarga anda"

mendengar hal ini membuat arthur menghentikan langkahnya.

"apa yang sebenarnya anda inginkan, bukankah anda sudah mendapatkannya tepat setelah pergi meninggalkan kakak?!"

terlihat jelas kali ini arthur lebih menunjukkan amarahnya terhadap beatrice

"tapi aku percaya bahwa louise masih mencintai ku"

"terserahlah.. saya ingin istirahat mohon jangan mengekor seperti ini"

arthur mencoba menyudahi percakapannya dengan beatrice siang itu dan segera pergi meninggalkannya sendiri.

tampak jelas bahwa kini beatrice sangat kesal karena telah diabaikan oleh arthur teman dekatnya semasa dulu.

* * *

(di kuil suci)

sri isaac xavier terlihat sedikit gelisah setelah eden berhasil membuat ikatan dengan sang naga api, betapa tidak mengingat ia tau alur yang harus di laksanakan oleh eden setelah keluar dari gunung tarsa yaitu menyegel hydra dengan darahnya sendiri.

yang membuatnya semakin cemas adalah hal yang ia pertaruhkan saat membuat ikatan dengan san naga api, karena sebelumnya ia menduga anna lewis mungkin saja mengorbankan dirinya sendiri atau anaknya namun hingga saat ini sri isaac xavier tak pernah mendapat jawaban pasti mengenai hal tersebut.

sebelumnya ia sempat mencoba berkomunikasi dengan kloning atau bayangan dirinya yang menjaga gunung tarsa namun gagal sehingga ia tak bisa mendapat jawaban pasti hal apa yang dipertarukan oleh eden.

"aku hanya berharap bahwa dia membuat pilihan yang terbaik"

gumam sri isaac xavier sambil terus memantau ke arah gunung tsigy