Chereads / Laluna / Chapter 70 - Rencana Masa Depan

Chapter 70 - Rencana Masa Depan

"apa?!!!! mempercepat pernikahan?! itu tidak mungkin kak"

seru Arthur yang tak setuju dengan pendapat kakaknya.

"jika menunda lagi maka posisi Eden akan mudah di goyahkan"

jawab Louise dengan nada tenang sambi sesekali menatap tajam ke arah Arthur.

"lalu bagaimana dengan asal usul keluarga? Eden saja belum bisa mengembalikan ingatannya, kakak jangan bertindak gegabah!"

ucap Arthur bersikeras tak setuju dan menentang usulan kakaknya tersebut.

"pendidikan dan ritual yang akan dijalani Eden selama di kuil suci bukanlah suatu hal yang biasa, itu semua hanya dipersiapkan untuk kesatria Terpilih, apakah kau pernah mendengar ujian melewati pohon suci?"

ucapan raja Louise membuat semuanya terdiam termasuk Jose dan juga Hansel yang bingung dengan istilah pohon suci.

"ku dengar Eden bisa melewatinya dengan mata tertutup, ujian yang hanya diperuntukan bagi mereka pilihan sang dewa"

imbuh raja Louise yang membuat mata semua orang yang ada di dalam ruangan terbelalak karena terkejut.

"tapi yang mulia sebelumnya hamba pernah mendampingi Anna Lewis namun hamba belum pernah mendengar ujian semacam itu"

sahut Jose mencoba mencari tahu jawaban atas kebenaran mengenai pohon suci yang di bicarakan oleh raja Louise.

"sederhana saja, karena Anna Lewis bukan kesatria Terpilih"

jawab Louise singkat yang membuat semuanya kembali terdiam membisu.

"bagaimana kakak bisa tahu hal semacam itu?"

tanya Arthur penasaran.

"karena hal itu adalah rahasia yang di turunkan dari raja sebelumnya dan hal itu pula yang membuat hubungan Aztec dan kuil suci memburuk. sebelum nya kuil suci meminta untuk mencari dan menghukum pelaku pembunuhan Anna Lewis"

"itu adalah hal yang di ketahui semua orang"

sahut Arthur memotong ucapan raja Louise

"tetapi tak hanya sampai disitu, sebenarnya kuil suci memiliki permintaan kedua yaitu untuk melindungi anak dari Anna Lewis. permintaan kedua bagi raja terdahulu merupakan permintaan yang absurd karena kabar yang beredar Anna Lewis dan anaknya telah tewas sehingga raja tak menyanggupi permintaan kedua dengan alasan masih banyak urusan negara yang lebih penting dan harus segera diselesaikan."

tutup raja Louise menyelesaikan ceritanya.

"apakah karena hal itu kuil suci memutuskan hubungan dengan The Great Aztec?"

tanya Arthur

"lebih tepatnya karena The Great Aztec dianggap tak mempercayai ramalan pendeta agung mengenai kesatria Terpilih dalam hal ini anak Anna Lewis yang masih hidup sehingga dianggap telah melecehkan dan meragukan kedudukan pendeta agung sebagai pemimpin keagamaan di another world"

imbuh Hansel melengkapi cerita raja Louise.

"dan hamba rasa, pendeta agung pun tidak akan dengan mudah melepaskan nona Eden pergi setelah mengetahui bahwa nona Eden akan menjadi calon ratu the Great Aztec mendampingi raja Louise"

sahut Jose memberitahukan pendapatnya mengenai situasi saat ini.

"aku sengaja mengirimnya kesana karena ku dengar kekuatan danau suci melebihi ekspektasi orang kebanyakan"

ucap Louise seraya memangkukan dagu pada kedua tangannya.

"jadi maksud kakak adalah...?"

"benar sekali, kekuatannya kemungkinan besar dapat melunturkan sihir jahat yang melekat pada diri seseorang, bahkan ini melebihi ekspektasi ku, Eden bisa melalui pohon suci maka seharusnya tak lama lagi ia akan menyelesaikan ritual dan di akhiri dengan mandi di danau suci"

jelas Louise yang membuat Arthur, Jose juga Hansel menganggukan kepala seolah setuju dengan pendapat raja Louise barusan.

setelah percakapan tersebut Louise kembali membicarakan rencana pernikahannya dengan Eden, ia telah membagi tugas pada Hansel dan Jose.

kini masing-masing telah memiliki peranannya sendiri untuk menuntun Eden naik takhta.

setelah selesai membagi tugas, Hansel dan Jose pergi meninggalkan ruang kerja raja untuk melaksanakan tugas lain, sedangkan Arthur masih tinggal di dalam ruang kerja raja Louise untuk bersantai sejenak.

ia pun segera duduk di kursi tamu meninggalkan kakaknya yang masih sibuk dengan setumpuk kertas di atas meja, matanya melirik langit-langit seolah memikirkan sesuatu.

ia menoleh ke arah kakaknya yang sedang sibuk menandatangani dokumen, sambil memandangi kakaknya Arthur mencoba berbicara namun entah kenapa bibirnya kaku seketika seolah ada yang menahannya.

Arthur pun kembali mengumpulkan niat, karena penasaran ia pun segera bertanya pada Louise,

"kak, aku penasaran kenapa kau bisa menyukai.. ah tidak maksud ku terobsesi dengan Eden?"

pertanyaan Arthur membuat Louise sedikit tersenyum, ia pun berhenti menulis lalu melirik ke arah Arthur dan menjawab.

"awalannya hanya ingin menebus dosa raja sebelumnya tapi tak kusangka pesona nya benar-benar membuat ku jatuh cinta"

jawab Louise sambil tersenyum

"maksud kakak?"

tanya Arthur yang kebingungan dengan ucaoan kakaknya.

"dulu sebelum ayah meninggal ia bercerita bahwa negara ini memiliki dosa yang besar terhadap satu keluarga bangsawan yang bernama Lewis. penyesalan terbesar ayah adalah ketika ia tak menyanggupi permintaan dari kuil suci untuk melindungi keluarga tersebut dan malah meremehkan ramalan pendeta agung. pada kenyataannya ayah mencari informasi mengenai keturunan keluarga Lewis yang masih hidu dan itu memang benar adanya. sebagai raja yang memerintah dan di percaya oleh rakyat, ayah merasa telah lalai tidak memperhatikan mandat dari kuil Suci untuk melindungi warga negaranya sendiri yang ternyata adalah sosok kesatria terpilih yang akan melindungi another world di masa depan, karena itulah..."

"karena itulah kakak bersikeras ingin menjadikan Eden sebagai ratu untuk menebus dosa?"

"bukan.. pada awalnya aku hanya akan memulihkan gelar bangsawan miliknya dan memberikan posisi di kerajaan tapi keinginan ku meleset, aku malah sudah jatuh cinta pada pandangan pertama"

mendengar ucapan yang di utarakan oleh Louise membuat Arthur merinding, ia bereaksi seperti akan muntah mendengar hal tersebut.

"kau ini benar-benar berengsek, pantas saja banyak wanita yang takluk pada mu"

celetuk Arthur menyindir kakaknya yang seolah ingin terlihat puitis dihadapannya.

"kau belum dewasa jadi kau tidak akan tahu rasanya seperti apa"

"ya ya ya.. sudahlah, aku menyesal telah mendengarkan kakak dengan serius"

ucap Arthur ketus kemudian pergi begitu saja meninggalkan kakaknya.

"cinta.. cinta.. cinta apanya, orang seperti dia mana mengerti tentang cinta yang ada hanya nafsu semata!"

gumam Arthur yang masih tak suka dengan ucapan kakaknya.

* * *

(dua hari berlalu)

Chris menerima sepucuk surat dari Jose yang berisi tentang rencana pernikahan raja Louise dan Eden, saat membaca surat tersebut Chris sempat terkejut karena Jose seolah setuju dengan rencana raja Louise mengenai pernikahan.

Jose pun menyertakan alasan yang cukup masuk akal sehingga Chris pun tak bisa mengutarakan pendapat bahwa ia tak setuju.

Karan hal ini demi kebaikan Eden tentu saja Chris akan mendukungnya.

segera setelah selesai membaca surat, Chris pun mencari Eden, ia menemukan nona nya sedang duduk di bangku taman bersama Cecilia.

Eden sedang membaca buku sedangkan Cecilia mendampingi dan mengawasi Eden agar ia terus membaca.

Chris pun menghampiri keduanya, ia duduk tepat di sebelah Cecilia dan berhadapan dengan Eden, terlihat jelas bahwa Eden sedang membaca buku secara serius namun ia paham bahwa keseriusan Eden hanya pura-pura saja kerena ia sedang diawasi oleh Cecilia.

Chris pun berinisiatif menyela keseriusan keduanya,

"nona, bolehkan aku bertanya?"

mendengar suara Chris sedikit membuat Eden lega, ia pun segera menutup buku dan berpura-pura memperhatikan Chris,

"ada apa aku sedang sibuk belajar"

sahut Eden dengan raut wajah serius, namun Chris paham benar bahwa dalam hati yang paling dalam Eden sangat senang karena Chris berhasil mengalihkan perhatian Cecilia.

"nona, jika raja Louise ingin menikahi anda segera apakah anda siap?"

tanya Chris sambil menatap Eden

"duuukkk"

Cecilia memukul kepala Chris dengan buku milik Eden,

"bicara apa kau ini, bagaimana bisa nona menikah di usianya yang masih muda"

sahut Cecilia yang seolah tak senang dengan pertanyaan Chris.

"tapi itu mungkin kan.."

celetuk Eden menengahi ketidaksetujuan Cecilia terhadap pertanyaan Chris yang tentu saja membuat keduanya bingung.

"iya maksud ku di negara ini bangsawan berusia 10 tahun sudah menikah lalu aku yang baru berusia 20 tahun tentu saja akan menikah"

jelas Eden yang membuat Cecilia dan Chris terdiam tak dapat menjawab, keduanya paham bahwa meskipun ingatan Eden belum kembali ia akan tetap menikah bila di minta.

"hei.. kenapa kalian diam, membuat suasana jadi tak enak saja.. hahaha.."

ucap Eden

"tentu saja kami diam karena kami tidak pernah berpikir bahwa nona akan benar-benar menikah dengan raja Louise"

jawab Cecilia lesu.

"hei.. ku beri tahu kalian satu hal, meskipun ingatan ku hilang tetapi sejak awal tubuh ku sudah merespon kehadiran Louise, entah karena sudah terbiasa atau bagaimana tapi aku yakin Eden yang sebelumnya juga tak dapat menolak pernikahan dengan Louise. atau mungkin saja Eden yang sebelumnya menginginkan pernikahan dengan Louise"

jelas Eden mencoba memberikan pengertian pada Cecilia dan Chris.

"kami ingat, sebelumnya nona memang setuju untuk menikah dengan raja Louise karena akses militer akan mudah digunakan..."

ucapan Chris tiba-tiba berhenti karena Cecilia secara spontan menutup mulut Chris, sontak sikap Cecilia malah membuat Eden penasaran.

"katakan ada apa"

seru Eden mencari tahu kebenaran sikap Cecilia terhadap Chris.

Cecilia pun menggelengkan kepala seolah tak ingin menjawab,

"katakan!"

seru Eden sedikit menekan Cecilia.

"belum saatnya nona, hamba hanya tidak ingin menceritakan hal buruk saat ini"

mendengar jawaban Cecilia membuat Eden menghela nafas panjang,

"Cecilia, Chris dengarkanlah tak ada yang perlu kalian tutupi jika itu berkaitan dengan ingatan masa lalu ku"

ucap Eden meredam emosinya dan juga mencoba memberi pengertian pada Cecilia.

Chris pun segera melepas tangan Cecilia yang menutupi mulutnya, ia pun melanjutkan ceritanya.

"pada awalnya nona sama sekali tak setuju dengan pernikahan namun pikiran itu muncul, nona ingin menggunakan akses militer untuk mencari keberadaan Adam Lewis"

ucap Chris

"hanya itu saja?"

tanya Eden yang disambut anggukan Chris dan juga Cecilia.

"ohh.. aku pikir itu hal lain.."

gumam Eden menjawab anggukan kepala Cecilia dan Chris

"jadi nona? kenapa nona tidak bereaksi seperti biasanya?"

tanya Cecilia keheranan dengan rasa tenang yang terlihat dari Eden.

"kalau mengenai Adam Lewis, Sri Isaac Xavier sudah menceritakannya pada ku. lalu sebelum berangkat kesini Jose pun sempat menceritakan hal yang sama dan seolah melengkapi misteri tentang Adam Lewis dan aku tidak terlalu terkejut mendengar namanya"

ucap Eden santai sekaligus membuat Cecilia dan Chris merasa lega mendengarnya.

ditengah obrolan mereka, Lloyd pun datang menghampiri dengan maksud memberikan sebuah pesan dari Sri Isaac Xavier yang di tujukan untuk Eden.

"apakah sebuah pesan penting?"

celetuk Eden merasa akan ada bahaya bersumber dari pesan yang dibawa oleh Lloyd, spontan Lloyd pun mengangguk dengan ekspresi sedih ia ia pun menyampaikan pesannya.

"Sri Isaac Xavier mengajak anda untuk pergi ke festival lampion yang di adakan nanti malam di sekitar danau Ivy"

ucapnya singkat padat dan jelas membuat Eden menghela nafas,

"apakah aku tidak bisa menolaknya?"

Lloyd segera menggelengkan kepalanya

"setelah berkali-kali ia meminta ku melakukan hal-hal aneh untuk kesenangan pribadinya sekarang dia meminta ku untuk menemani nya?"

"braakkkkk"

suara gebrakan meja yang berasal dari kedua tangan Eden

"tidak bisa di biarkan, aku harus menemui pak tua itu"

ucap Eden menggebu-gebu kemudian berdiri dan berjalan menuju ke ruang kerja Sri Isaac Xavier untuk mengajukan protes.

Lloyd pun mencoba menghalangi namun gagal, begitupun Cecilia dan Chris yang tak bisa menghalau kemarahan Eden.