Tentu saja Letnan Sharon mengizinkan Mbak Rara melihat kamar tempat tewasnya Wenny dan si wanita malam itu, karena Pak Sharon percaya bahwa Mbak Rara bisa melacak kepergian bayi setan itu dengan menggunakan kekuatan supranaturalnya. Dalam hal itu, Grisella pun terpaksa ikut Mbak Rara, karena ia merasa takut jika harus masih berada di sekitar hotel tersebut sendirian. Sedangkan mobil ambulance yang mengangkut dua mayat sekaligus sudah sejak tadi meluncur ke rumah sakit. Pihak keluarga Wenny sudah di kabari via telepon oleh salah satu anak buah Pak Sharon.
Merinding sekujur tubuh Grisella begitu masuk ke kamar 222. Ia melhat darah berceceran ke mana-mana, mengotori dinding dan seluruh lantai. Bahkan masih ada sisa serpihan daging yang menempel di kap lampu. Tangis Grisella pun semakin meratap antara sedih dan ketakutan.