Makin tertegun Yuuto mendengar cerita bapak penjual jagung bakar itu. Lebih mengherankan dari pada cerita Simon. Bapak itu sempat menyambungkan ceritanya.
"Waktu itu saya di bayar dengan uang logam, Mas. Sebanyak.... tiga ribu rupiah. Uang cepekan semua. Dan, anehnya.... ketika sampai di rumah, saya lihat uang itu jadi emas. Emas murni."
Lelaki tua itu tampak bersemangat dan bersungguh-sungguh, sekalipun bicaranya bernada bisik.
"Emas itu saya jual, saya pakai buat bayar uang pangkal anak saya yang mau masuk SMA, Mas. Makanya, saya rajin jualan jagung bakar di sini sampai pagi, sambil menunggu kalau-kalau Dewi Ayu itu turun lagi dan membeli jagung bakar saya."
Misterius sekali. Yuuto semakin penasaran, sehingga ia buru-buru menemui Yuki di rumah.