Chereads / Kaisar Dewa / Chapter 59 - Perjanjian Satu Bulan

Chapter 59 - Perjanjian Satu Bulan

"Seorang ksatria dari Alam Hitam seharusnya tidak bisa diremehkan. Namun, Pangeran Ketiga memang lebih lemah dari para ksatria lain yang berada di Alam Hitam." kata Zhang Ruochen dalam hati.

Dengan setiap pukulan yang ia terima dari Pangeran Ketiga, sebagian besar dari serangan itu hanya dialihkan ke tanah oleh tulang-tulang dan Jalur Aliran Chi miliknya.

Oleh karena itu, meski Pangeran Ketiga baru saja melepaskan Kekuatan 100 Banteng, namun ia tetap belum sanggup melukai Zhang Ruochen.

Jika lawan dari Pangeran Ketiga bukan merupakan seorang ksatria seperti Zhang Ruochen. Sebagaimana misal, itu merupakan para ksatria lain yang berada di tingkatan Puncak dari Alam Kuning, maka dapat dipastikan jika mereka akan mati setelah menerima pukulan tersebut.

"Meskipun Pangeran Ketiga seperti seorang pecundang, tapi tingkat pengolahannya masih lebih tangguh. Jadi, tampaknya Zhang Ruochen akan kalah." kata Lin Ningshan.

Lin Chenyu menggelengkan kepala sebagai pertanda ketidaksetujuannya, lalu ia berkata, "Tidak, dia tidak akan kalah. Tingkat pengolahan milik Zhang Ruochen jauh lebih kuat dari apa yang pernah kita bayangkan. Jadi, pangeran Ketiga tidak akan mampu mengalahkannya."

Saat mendengar itu, maka Lin Ningshan menjadi kebingungan. "Mengapa? Zhang Ruochen berhasil dipukul mundur terus-menerus. Bahkan dia tidak punya kesempatan untuk menyerang balik."

Lin Chenyu menudingkan jari telunjuk ke arah tanah dan berkata, "Lihat baik-baik, lihatlah tanah tempat dimana Zhang Ruochen melangkahkan kaki."

Lin Ningshan mengikuti arah dari telunjuk milik Lin Chenyu dan melihat ke tanah. Kemudian, ia menyadari bahwa terdapat sebuah lubang di atas permukaan tanah setelah Zhang Ruochen memijakkan kakinya, seolah langkah itu selalu meninggalkan jejak kaki di tanah. Jika Lin Ningshan tidak mengamati itu dengan baik, maka ia tidak akan pernah menyadarinya.

"Dia berhasil menyerap kekuatan milik Pangeran Ketiga dan memindahkannya ke tanah." Lin Ningshan menjadi takjub dengan apa yang ia saksikan, lalu ia menambahkan, "Bagaimana mungkin dia bisa melakukannya?"

"Zhang Ruochen sungguh memiliki kendali yang baik terhadap kekuatannya sendiri. Jadi, tidak peduli seberapa tangguhnya Pangeran Ketiga, namun dia tetap tidak akan mampu mengalahkan Zhang Ruochen. Tapi, jika pecundang seperti Pangeran Ketiga tidak menantang Zhang Ruochen, maka kita tidak akan pernah tahu kekuatan sebenarnya milkk Zhang Ruochen." kata Lin Chenyu.

"Jika kita ingin menyewa seorang pembunuh profesional untuk menghabisi nyawanya, maka kurasa kita perlu membayar pembunuh itu dua kali lipat."

Lin Chenyu menghela nafas pelan.

Di samping Lin Chenyu, ada Jendral Huo Si yang telah mencapai Alam Bumi. Saat itu, ia juga mampu mengamati apa yang sedang dilakukan oleh Zhang Ruochen. Tidak diragukan lagi, maka Jendral Huo Si pun hanya bisa mengangguk dan mengamini bahwa Zhang Ruochen memang seorang jenius Seni Bela Diri.

Di tempat lain, Putri Kesembilan Komandan menjadi sangat khawatir terhadap keselamatan Zhang Ruochen. Kemudian, ia berkata, "Saudara kesembilan, jangan gunakan tangan kosong saat bertarung melawannya. Ambil pedang ini!"

Putri Kesembilan Komandan melemparkan pedang yang berada di tangannya.

Sejujurnya, Zhang Ruochen menerima tantangan dari Pangeran Ketiga hanya karena ia ingin mengasah kemampuan tinjunya.

Namun, ketika Putri Kesembilan Komandan telah melemparkan sebuah pedang, maka secara responsif ia pun menangkapnya dan berkata, "Baiklah… mari kita selesaikan ini dengan cepat."

"Boom!"

Sesaat setelah menangkap gagang pedang tersebut, maka Zhang Ruochen mulai menampilkan serangkaian teknik pedang yang indah. Sehingga, percikan-percikan cahaya pedang mulai tampak menyilaukan saat pedang tersebut diayunkan ke udara, dimana itu meninggalkan sosok Zhang Ruochen yang terlihat piawai saat memainkan pedangnya.

Pada akhirnya, ia pun mulai mengayunkan pedang tersebut ke arah depan. Kemudian, ujung pedang yang tajam itu tiba-tiba telah berada di depan leher Pangeran Ketiga.

Jadi, ia berhasil mengalahkan Pangeran Ketiga hanya dengan satu serangan.

Kepal tinju dari Pangeran Ketiga hanya bisa mematung di udara dan ia bahkan tidak berani bergerak sedikitpun. Sebab, jika ia bergerak, maka sesuatu yang fatal akan terjadi, dan lehernya akan tertusuk oleh ujung pedang.

Semua orang yang berada di lapangan mulai tercengang ketika mereka menyaksikan apa yang baru saja terjadi. Bahkan, mereka tidak pernah merasa terkejut seperti itu sebelumnya.

Mengapa Pangeran Ketiga kalah? Sudah jelas bahwa ia memiliki tingkat pengolahan yang lebih tinggi. Bahkan sebelumnya, Pangeran Kesembilan tidak mampu melakukan apa-apa kecuali mundur!

"Itu adalah karena saudara kesembilanku tidak ingin memperagakan seluruh kekuatannya. Sebab, jika dia melakukannya, maka Pangeran Ketiga pasti akan kalah sejak pertama kali bertarung." Putri Muda Komandan berkata sambil bertepuk tangan. Saat itu, kedua matanya yang bulat mulai membesar dan menjadi semakin bersinar, dan ia menunjukkan rasa kagumnya yang luar biasa pada sosok Zhang Ruochen.

Akhirnya, para pangeran dan putri-putri lain mulai menyadari jika Pangeran Kesembilan hanya sedang bermain-main dengan Pangeran Ketiga.

"Benar, Pangeran Kesembilan adalah seorang jenius Seni Bela Diri! Dia masih mencapai tingkatan Puncak dari Alam Kuning dan telah mampu mengalahkan seorang ksatria di Tingkatan Menengah dari Alam Hitam. Aku tidak bisa membayangkan betapa kuatnya dia saat nanti telah berhasil menembus Alam Hitam!"

"Ada yang mengatakan jika kekuatan maksimal yang dapat dilepaskan di Alam kuning adalah setara dengan kekuatan 100 banteng. Aku bertanya-tanya apakah Pangeran Kesembilan telah berhasil mencapai Alam Kekuatan Legendaris atau tidak?"

"Meski dia belum mencapai alam tersebut, tapi aku bisa memastikan bahwa dia hampir mencapainya."

...

Pangeran Ketiga merasa marah dan kecewa sesaat setelah mendengar orang-orang mulai memuji Zhang Ruochen.

Sebab sebelumnya, ia ingin merasakan sensasi keberhasilan dalam mencapai sesuatu, saat ia berhasil mengalahkan Pangeran Kesembilan. Tapi sebaliknya, ia tidak menyangka jika dirinya dapat dengan mudah dikalahkan hanya dengan menggunakan satu kali serangan pedang.

Sungguh memalukan!

"Aku belum kalah! Saudara kesembilan, mari kita bertarung lagi!" Pangeran Ketiga masih tidak terima dan ingin mengembalikan harga dirinya yang hilang.

"Aku tidak lagi ingin bertarung. Apa kemenangan atau kekalahan ada artinya?"

Setelah mengatakan itu, maka Zhang Ruochen mulai berpaling dan beranjak pergi dari Pangeran Ketiga. Kemudian, ia berjalan menuju Putri Kesembilan Komandan guna mengembalikan pedang yang sudah dipinjamkan. Saat mendengar hal tersebut, maka Pangeran Ketiga hanya mematung seperti seorang pecundang.

"Mengapa kau tidak bilang padaku jika kau mampu mengalahkan saudara ketiga, hm?" Putri Kesembilan Komandan mengatakannya dengan gemas sambil menatap Zhang Ruochen tajam. "Aku khawatir denganmu."

"Memberimu sebuah garansi kemenangan? Tidak ada sesuatu yang seperti itu di dunia ini." Zhang Ruochen tertawa renyah sambil menggelengkan kepalanya.

Lalu, terdapat rasa gelisah dan ketidaknyamanan yang muncul di dada Lin Ningshan saat ia melihat kedekatan yang terjalin di antara Zhang Ruochen dan Putri Kesembilan Komandan. Kemudian, ia mengambil pedangnya dan mengarahkan itu ke Putri Kesembilan Komandan, sambil berkata pelan, "Putri Kesembilan, aku dengar kau telah mencapai alam Pedang Pengikut Pikiran. Jadi, aku tiba-tiba merasa ingin bertarung denganmu. Mari kita menukar teknik pedang kita. Bagaimana menurutmu?"

"Oke! Aku juga sudah menunggu kesempatan ini cukup lama. Sejak kita sama-sama berada di Lapangan Kerajaan, maka mari kita bertarung!" kata Putri Kesembilan Komandan. Sebuah intensitas peperangan mulai muncul dari kedua matanya yang bulat.

Putri Kesembilan Komandan dan Lin Ningshan sama-sama dikenal sebagai Dua Tercantik di Kota Yunwu. Tetapi, Putri Kesembilan Komandan pernah kalah dengan Lin Ningshan pada Penilaian Akhir Tahunan. Sejujurnya, ia pun belum bisa menerima kekalahan tersebut. Maka sejak itulah, ia selalu ingin bertarung dan melawan Lin Ningshan.

"Air Biru Mendengar Lautan."

Putri Kesembilan Komandan merupakan orang yang pertama kali melancarkan serangan. Lalu, saat ia mengayunkan pedang miliknya, maka seketika itu pula gelombang air mulai tercipta dan terlihat bergulung-gulung ke arah Lin Ningshan.

"Blubb!"

Suara gemuruh ombak memecah udara. Semburan Pedang itu bergulung-gulung seperti ombak yang siap menabrak batu karang

Setelah Putri Kesembilan Komandan mencapai Tingkatan Awal dari Pedang Pengikut Pikiran, maka teknik pedang miliknya telah menjadi lebih sempurna. Lalu, bila dibandingkan dengan penampilannya saat berada di Penilaian Akhir Tahunan, maka kali ini ia telah jauh lebih berkembang dan teknik pedang miliknya memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

Lin Ningshan masih berdiri tegak dan tidak bergerak sedikitpun. Di bibir merah delima miliknya, terlihat sedikit senyum meremehkan.

"Swish!"

Lin Ningshan menghunuskan pedangnya ke arah depan. Lalu, terdapat sebuah kekuatan gelombang dingin dari Semburan Pedang miliknya dan mulai terlepas dari ujung pedangnya. Saat itu, ia berhasil menangkis semua teknik pedang yang telah dilepaskan oleh Putri Kesembilan Komandan.

"Lepaskan pedangmu!"

Lin Ningshan mengerang pelan dan memukulkan pedangnya ke pergelangan tangan dari Putri Kesembilan Komandan.

Akibatnya, pukulan pedang itu menciptakan memar di pergelangan tangan Putri Kesembilan Komandan. Sehingga, ia tidak lagi memiliki kekuatan untuk menggenggam pedang. Hingga akhirnya, pedang itu terlempar ke samping dan terjatuh di atas tanah.

Ada sebuah goresan luka yang mengeluarkan darah di pergelangan tangannya. Kemudian, ia memilih mundur beberapa langkah dan terus menahan rasa sakit di pergelangan tangannya. Kemudian, ia menjadi marah dan mulai menggertakkan giginya keras-keras, "Kau…"

Lin Ningshan mengembalikan Pedang Splendor miliknya ke dalam sarung pedang. Lalu, ia berpura-pura menghela nafasnya, "Apakah ini yang namanya Putri Kesembilan Komandan dan anak kesayangan para dewa? Kau bahkan tidak sanggup lagi mengangkat sebuah pedang! Aku merasa jika jarak di antara tingkat pengolahan kita menjadi semakin jauh! Aw!"

"Lin Ningshan! Beraninya kau mempermalukanku seperti itu!" Putri Kesembilan Komandan menjadi kesal. Wajahnya memerah karena malu.

Faktanya, baik Lin Ningshan dan Zhang Yuxi sama-sama merupakan anak kesayangan para dewa. Jadi, jika salah satu kalah melawan yang lain, seperti halnya pedang milik Lin Ningshan yang mampu mengalahkan Zhang Yuxi, maka itu merupakan sesuatu yang benar-benar mampu menghancurkan kepercayaan diri.

"Sebenarnya, aku tidak berani." kata Lin Ningshan sambil tertawa, "Namun, aku hanya tidak menyangka jika teknik pedangmu masih terlampau lemah."

Mendengar itu, maka Zhang Ruochen langsung mengambil pedang yang terjatuh di tanah dan berdiri di samping Putri Kesembilan Komandan, "Lin Ningshan, tingkat pengolahanmu telah mencapai Tingkatan Akhir dari Alam Kuning, yang mana kau adalah setingkat lebih tinggi daripada saudari kesembilanku. Apa kau kira dengan mengalahkan dia mampu membuktikan jika kau lebih baik daripada dia? Kau sungguh kekanak-kanakan!"

Wajah Lin Ningshan mendadak menjadi kelam setelah mendengarkan perkataan tersebut. "Kau bilang aku kekanak-kanakan? Semua orang tahu bahwa aku telah mengalahkan Putri Kesembilan Komandan dengan satu kali serangan pedang! Kekuatan dia tidak layak disejajarkan denganku."

Setelah itu, Lin Ningshan mengangkat lehernya tinggi-tinggi seperti seekor angsa putih yang arogan.

Di sisi lain, Putri Kesembilan Komandan hampir menangis saat melihat tingkah laku Lin Ningshan. Kali ini, ia benar-benar kecewa, namun ia tidak mampu berbuat apa-apa karena memang ia baru dikalahkan.

Kemudian, Zhang Ruochen menatap Lin Ningshan dan berkata, "Jika begitu, mari bertarung kembali setelah satu bulan. Jika saat itu kau mampu mengalahkan saudari kesembilanku, maka aku akan meminta maaf terhadap apa yang baru saja aku katakan."

Pernyataan yang baru saja dilontarkan membuat Putri Kesembilan Komandan merasa terkejut. Lalu, ia menatap Zhang Ruochen dan menggelengkan kepalanya, pertanda tidak setuju.

Bagaimana jika ia kalah melawan Lin Ningshan setelah satu bulan? Jika demikian, maka saudara kesembilannya harus meminta maaf kepada seorang wanita yang arogan!

Sementara itu, Lin Ningshan merasa sangat senang ketika mendengar permintaan Zhang Ruochen. Jadi, ia pun segera menyetujui tantangan tersebut dan berkata, "Baiklah! Zhang Ruochen, pegang kata-katamu! Aku akan menunggu permintaan maaf dari seorang jenius Seni Bela Diri."

"Tapi jika kau kalah, maka kau harus meminta maaf kepada saudari kesembilanku di depan semua orang, " Zhang Ruochen menambahkan.

"Deal." kata Lin Ningshan dengan sangat percaya diri, dan ia menyetujuinya tanpa ragu-ragu.

Lin Ningshan telah dipermalukan oleh Zhang Ruochen pada Penilaian Akhir Tahunan, untuk itulah, ia sangat membencinya.

Jika ia mampu mengalahkan Putri Kesembilan Komandan setelah satu bulan, maka ia mampu mengembalikan harga diri yang hilang.

"Sebuah permintaan maaf?"

"Zhang Ruochen, kau terlalu naif!"

Tiba-tiba, ia merasa jika menghina Zhang Ruochen tanpaknya lebih menyenangkan daripada membunuhnya.

Kemudian, Lin Ningshan dan Lin Chenyu meninggalkan Lapangan Kerajaan.

Lin Chenyu bicara pelan saat ia berjalan meninggalkan Lapangan, "Zhang Ruochen tidak senaif yang kau kira. Dia pasti bisa mengukur sebuah kesuksesan dalam taraf tertentu, maka dari itu dia mengajukan tawaran bertarung. Ningshan, sebaiknya kau lebih berhati-hati!"

"Saudaraku, berhentilah berpikir terlalu jauh. Cairan Peningkat Chi yang kau bawa pulang dari Perguruan Yuntai akan meningkatkan pengolahanku. Aku yakin jika aku akan menembus puncak Tingkatan Akhir setelah satu bulan lamanya. Saat itu, aku akan menjadi lebih kuat daripada Putri Kesembilan Komandan dan jarak kekuatan kita akan menjadi semakin jauh."

Lin Chenyu mengangguk dan berkata, "Itu benar bahwa Cairan Peningkat Chi akan mempercepat tingkat pengolahanmu secara signifikan. Jadi, berlatihlah lebih keras, saudariku. Lakukan yang terbaik agar dapat mencapai tingkatan Puncak dari Alam Kuning sesegera mungkin. Kemudian aku akan memberikanmu sebutir Pil Darah Hitam yang bisa mempercepat progresmu latihanmu, sehingga kau juga bisa menembus Alam Hitam dengan cepat."

"Alam Hitam!" Lin Ningshan tidak kuasa untuk menahan senyum di wajahnya.

Lin Chenyu menambahkan, "Ketika kau telah mencapai Alam Hitam, maka itu akan lebih mudah bagimu untuk masuk ke Perguruan Yuntai. Dengan talenta yang kau miliki, seharusnya memang tidak ada masalah. Jadi, Putri Kesembilan Komandan hanyalah batu pijakan untuk menuju sukses. Seperti halnya Zhang Ruochen, dia pasti akan mati di tangan Ratu! Haha!"

Mata Lin Ningshan menjadi aneh namun bersinar terang. Kemudian, ia tiba-tiba menjadi sangat senang dan tidak sabar lagi untuk bertarung bulan depan.

Setelah itu, bibir merah delimanya mulai tersungging saat ia membayangkan jika sang Zhang Ruochen akan meminta maaf padanya.