Zhang Ruochen diberitahu bahwa tidak akan ada lagi ruang untuk peningkatan ketika Wadah Chi miliknya telah penuh.
Itu cukup disesalkan karena hanya selisih kekuatan satu banteng untuk dapat mencapai Tingkatan Tertinggi.
"Itu bukan karena fisik dari Seni Bela Diri ku tidak cukup kuat untuk mampu menembus Kekuatan Seratus Banteng, tetapi karena teknik bela diriku masih berada di kelas menengah Tingkatan Manusia." kata Zhang Ruochen.
Sebuah ide terlintas di kepala Blackie dan ia mulai mengeong. Ia berkata, "Yes! Aku lupa bahwa terdapat sebuah teknik bela diri yang bisa meningkatkan kekuatan. Mengapa kau hanya belajar satu teknik kelas rendah Tingkatan Manusia selama ini? Jika teknik bela diri yang kau pelajari telah mencapai kelas rendah Tingkatan Ruh, maka kau mampu menembus Kekuatan 100 Banteng."
"Aku tidak butuh sebuah teknik kelas rendah Tingkatan Ruh. Karena teknik kelas superior Tingkatan Manusia sudah cukup untuk membantuku menembus Kekuatan 100 Banteng dan mencapai Tingkatan Tertinggi dari Alam Kuning."
Itu cukup aneh ketika seseorang telah berhasil membuka 36 Jalur Aliran Chi tetapi belum juga mencapai Tingkatan Tertinggi.
Hanya dengan belajar teknik bela diri, olahraga dan peningkatan fisik Seni Bela Diri secara bersamaan, seorang ksatria mampu menembus kekuatan maksimum. Jika salah satu dari ketiga itu terlewat, maka itu sama dengan gagal mencapai Tingkatan Tertinggi.
Sebagaimana Zhang Ruochen, ia telah mencapai Puncak dari Alam Kuning baik itu latihan dan peningkatan fisik Seni Bela Diri, tetapi teknik bela diri miliknya masih terlampau lemah seperti gerakan Pukulan Naga dan Gajah Prajna level dua miliknya, yang juga adalah termasuk kelas menengah teknik bela diri.
Yang paling utama dari Keterampilan Pedang Suci adalah pedang dan bukan manusia yang mempelajari teknik bela diri kelas rendah Tingkatan Ruh.
Jika Zhang Ruochen berhasil mempelajari gerakan Pukulan Naga dan Gajah Prajna ke level tiga, yakni 'Naga dan Gajah Kembali ke Bumi', maka itu akan cukup mudah baginya untuk dapat menambal satu kekurangan dari kekuatan banteng.
Tingkatan selanjutnya dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna sangat sulit dipelajari. Sebagaimana misal, Zhang Ruochen pernah belajar gerakan level tiga 'Naga dan Gajah Kembali ke Bumi' untuk beberapa hari tetapi tidak mampu membuat progres yang berarti.
"Aku butuh pengalaman bertarung, tetapi di Istana Kerajaan tidak ada ksatria lain yang bisa berlatih tinju bersamaku."
"Untuk itulah, karena kurang berlatih maka aku tidak berhasil mencapai level tiga."
"Jika aku meninggalkan tempat ini dan latihan olahraga di luar, maka aku akan kehilangan perlindungan dari Komandan Pangeran Yunwu dan Ratu akan membunuhku. Bingo!... Aku tidak akan keluar."
Tiba-tiba ia memikirkan tentang Gunung Raja.
Keluarga Kerajaan jarang berburu binatang buas di Gunung Raja karena sebagian besar dari mereka hanya level satu dan dua binatang buas. Zhang Ruochen juga mampu melawan mereka.
Ia berharap untuk sesegera mungkin menguasai gerakan Pukulan Naga dan Gajah Prajna, setelah itu ia mampu bertarung dengan binatang buas.
Zhang Ruochen telah berlatih di dalam ruangan Jimat Ruang dan Waktu untuk 25 hari, yang mana itu sama dengan delapan atau sembilan hari di dunia luar.
Ia berjalan keluar dan melihat Yun sedang menunggunya.
"Yang Mulia, Le mulai pulih, termasuk tangan-tangan dan kaki-kakinya. Tetapi ia masih terlihat bingung karena hanya duduk di atas kursi batu dan menggambar sesuatu di tanah seharian penuh." kata Yun.
Zhang Ruochen menghela nafas dan merasa sedih, "Berikan dia dua ratus koin perak dan biarkan dia pergi. Entah dia mampu melewati semua kejadian ini adalah tergantung dari dirinya sendiri, karena tidak seorangpun yang mampu membantunya."
"Maka saya akan biarkan dia pergi," kata Yun.
Melihat Yun pamit, Zhang Ruochen merasakan sesuatu yang lain, ia menghentikan Yun, "Sebentar, aku ingin bertemu dengannya lagi."
Yun menyiratkan ekspresi senang di wajahnya dan mengangguk, lalu membimbing Zhang Ruochen ke kamar Le.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Yun, Le hanya duduk di kursi batu dan menggambar wajah Lin Ningshan di tanah.
Berulang-ulang.
Namun, tatapan matanya kosong dan ia hanya menggambar bebas.
Bahkan ia tidak menyadari kehadiran Zhang Ruochen.
Zhang Ruochen melihat anak muda ini dan bertanya, "Mana pedangmu?"
Le masih duduk dan bergumam, "Jalur Aliran Chi milikku telah rusak dan aku tidak punya kekuatan untuk mengangkat pedang."
"Dan sekarang kau juga rusak?" tanya Zhang Ruochen.
"Tentu saja…" jawab Le malas.
Zhang Ruochen bertanya, "Tapi kau punya kekuatan untuk menggambar itu? Jika kau memiliki keinginan yang kuat, kau pasti berhasil. Tetapi sekarang kau hanya menyakiti dirimu sendiri."
Le menggigit bibirnya pelan dan berkata, "Aku tidak menyakiti diri sendiri, tidak!"
Zhang Ruochen melihat gambar yang ada di tanah, "Kau buat dirimu menjadi sia-sia demi seorang gadis jahat. Aku kira kau seorang yang tangguh."
Zhang Ruochen beranjak maju dan menginjak-injak gambar Lin Ningshan yang ada di tanah.
Le menangis dan kedua matanya merah, "Apa yang kau lakukan!"
"Gadis itu tidak memperlakukanku sebagai seorang lelaki, mengapa kau melihatnya seperti malaikat? Apa kau seorang pecundang?" kata Zhang Ruochen.
"Jika kau tidak menyelamatkan nyawaku dua kali, aku akan membunuhmu." kata Le.
Zhang Ruochen tertawa, "Kau adalah seorang pecundang yang bahkan tidak akan bisa membunuhku meski 10 tahun berlatih, hahaha…"
"AKU BUKAN SEORANG PECUNDANG!"
Le mengerang keras dan Tenaga Chi di tubuhnya menjadi aktif, ia menggenggam tongkat kayu dan ingin menusuk jantung Zhang Ruochen.
Tenaga Chi miliknya membuat tongkat kayu itu menjadi lebih tajam daripada sebuah pedang.
"Boom!"
Zhang Ruochen menahan serangan itu dengan satu tinju.
Le terlempar jauh, mulutnya mengeluarkan darah dan tubuhnya terjerembab ke tanah dengan tongkat kayu yang patah.
Zhang Ruochen berkata, "Sekarang aku telah mengalahkan dan mempermalukanmu. Apa kau ingin melihatku sebagai penyelamat hidupmu?"
"Awoo!"
Ia menggonggong seperti seekor serigala, Le berdiri di atas tanah dengan kedua mata merah. Ia berlari menuju Zhang Ruochen dan ingin memukul lehernya.
Dengan tangannya, Zhang Ruochen lagi-lagi berhasil melemparkan Le ke udara dan mengalahkannya.
"Bugg, bugg!"
Le menjadi semakin gila, ia menyerang Zhang Ruochen dengan sekuat tenaga.
Tetapi setiap serangan yang ia lancarkan tidak ada yang sanggup menyentuh Zhang Ruochen, tidak sedikitpun.
Berdiri di kejauhan, Yun hanya bisa menatap keduanya dengan cemas.
Yun tahu bahwa Zhang Ruochen mengalahkan Le agar anak muda itu bisa bangkit.
Satu jam kemudian, Le jatuh lagi ke tanah, nafasnya tersengal.
Zhang Ruochen berjalan mendekatinya dan bermaksud ingin meninjunya sekali lagi.
"Hentikan!" Le menangis.
Zhang Ruochen menjadi senang dan melemaskan tinjunya, ia berkata, "Kau pilih menjadi pecundang atau tidak?"
Le menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku adalah seorang ahli pedang pecundang, tapi bukan berarti aku pecundang. Sejujurnya, aku sadar ketika tinju pertamamu mengenaiku, terima kasih."
"Kau tidak perlu berterima kasih. Itu adalah kemauanmu sendiri yang ingin lepas dari bayang-bayang."
Zhang Ruochen mengulurkan tangan ke arah Le dan membantu anak muda itu berdiri, "Apa rencanamu ke depan?"
Le menjawab dengan sedih, "Jalur Aliran Chi milikku telah rusak. Sekarang, aku tidak akan lagi bisa menembus Alam Hitam. Namun, aku tidak ingin menyerah, aku akan mencari Obat Suci untuk menyambung kembali Jalur Aliran Chi milikku."
Zhang Ruochen berpikir sejenak, lalu berkata, "Jalur Aliran Chi yang rusak bukanlah sesuatu yang buruk bagimu. Aku punya beberapa set olahraga spesial, yang mana khusus untuk mereka yang Jalur Aliran Chi miliknya rusak. Kau mungkin saja berhasil menguasai olahraga ini jika kemauanmu cukup kuat."
Tiba-tiba mata Le bersinar terang, ia bertanya, "Bagaimana jika aku berhasil?" jika Zhang Ruochen tidak mengatakan itu, mungkin Le tidak akan memiliki harapan lagi.
"Seperti kepompong yang menjadi kupu-kupu! Kau mungkin punya masa depan yang cerah, " kata Zhang Ruochen.
Le tiba-tiba berlutut dengan intensitas penghormatan tertentu, "Tolong terima penghormatan ku."
Setelah itu, Le berkata mantap, "Aku berhutang nyawa tiga kali kepadamu, dan jika suatu hari kau membutuhkan bantuan… aku sedia."
Zhang Ruochen mengangguk dan memberikan 'formula Sihir Nonuple Samsara' kepada Le.
Formula Sihir Nonuple Samsara adalah lebih kuat dan mengerikan daripada Kitab Tianhe yang sebelumnya telah diberikan kepada Putri Kesembilan Komandan. Tetapi Zhang Ruochen tidak khawatir bahwa Le akan mampu menguasainya atau tidak.
Le kemudian mulai mencerna formula Sihir Nonuple Samsara, setelah selesai, ia akan membakarnya. Yun menjaganya seharian penuh.
Sekarang waktunya Zhang Ruochen pergi ke Gunung Raja untuk melatih gerakan Naga dan Gajah Kembali ke Bumi.
Jendral Ge Qian menemani Zhang Ruochen ke Gunung Raja demi menjaga agar pangeran itu terhindar dari percobaan pembunuhan lagi.
Zhang Ruochen memasuki hutan yang rapat, ia langsung bergegas dan mencari binatang buas kelas superior.
Seekor binatang buas biasa yang melintas dibiarkan begitu saja, hanya binatang buas kelas superior yang ia cari.
Setengah hari terlewati, Zhang Ruochen menemukan satu binatang buas kelas superior, Macan Tutul Petir.
Macan Tutul Petir adalah lebih ganas bila dibandingkan dengan binatang buas level kelas superior lainnya dan sanggup membunuh seorang ksatria Alam Kuning.
"Jlebbb!"
Zhang Ruochen meninjunya sampai mati.
Zhang Ruochen kurang puas terhadap kerusakan yang di alami binatang buas itu, "Binatang ini masih terlalu lemah untuk melatih teknik tinjuku, aku harus mencari binatang buas level dua."
Ia memasuki Gunung Raja semakin dalam.
Jendral Ge Qian bersembunyi di kejauhan dan melihat Zhang Ruochen baru saja membunuh Macan Tutul Petir, "Pangeran Kesembilan sangat kuat! Tadinya aku terlalu khawatir tentang keselamatannya. Tidak akan terjadi apa-apa jika ia tidak bertemu dengan binatang buas level dua."
Ia khawatir terhadap keselamatan Zhang Ruochen, maka ia diam-diam mengikutinya dari belakang, dari jarak yang aman.