Chereads / Kaisar Dewa / Chapter 28 - Siapa yang Lebih Jenius?

Chapter 28 - Siapa yang Lebih Jenius?

Pertarungan final antara Zhang Ruochen, Pangeran Kesembilan, melawan Situ Linjiang, jenius peringkat pertama di Keluarga Situ.

Sebelum Penilaian Akhir Tahunan, Zhang Ruochen, seseorang yang dianggap sebagai pecundang, baru saja mendapatkan Tanda Suci tiga bulan lalu. Sekarang, tidak seorang pun berani menganggap remeh dirinya, termasuk Situ Linjiang, yang sedang berdiri di depannya.

"Dimulai!"

Situ Linjiang mengerang, dan seketika, ia menyalurkan Tenaga Chi miliknya ke tombak panjang.

Tombak hitam panjang diselimuti api seperti seekor ular api, tombak itu ia hunuskan mengarah pada Zhang Ruochen.

Situ Linjiang benar-benar memahami bahwa tingkat pengolahan dari Zhang Ruochen dan kekuatan miliknya adalah jauh lebih lemah bila dibandingkan sengan dirinya. Tetapi penguasaan Zhang Ruochen terhadap Tenaga Chi dan kekuatan yang mampu dilepaskan olehnya, itu adalah hal-hal yang membuat Situ Linjiang sedikit gusar.

Jika ia ingin mengalahkan Zhang Ruochen, ia harus memberikan serangan secara terus-menerus sampai-sampai Zhang Ruochen tidak punya kesempatan untuk melawan balik.

Selama Zhang Ruochen tidak memiliki kesempatan menyerang, dapat dipastikan bahwa Situ Linjiang akan menjadi pemenang!

Situ Linjiang jelas lebih kuat daripada Xue Kai, dan teknik tombak miliknya juga sempurna. Tetapi, Zhang Ruochen masih terlihat tenang seperti biasanya, bahkan ia tidak memperlihatkan ekspresi panik atau gelisah.

"Ular Api!"

Kepala tombak itu memburu Zhang Ruochen seperti seekor ular api, tombak itu menuju ke arah jantung Zhang Ruochen.

Zhang Ruochen menurunkan tubuh dan menghindari tombak, kemudian ia menghunuskan Pedang Air Biru langsung ke arah tangan kanan Situ Linjiang, yang digunakan untuk menggenggam tombak.

Situ Linjiang melangkah mundur untuk menghindari itu, kemudian menyerang kembali. Ia menggunakan tombak seperti tongkat dan mengincar kepala Zhang Ruochen.

Percikan-percikan api keluar dari tombaknya dan mengenai Zhang Ruochen. Percikan itu membakar lubang hitam di jubah boa kerajaan milik Zhang Ruochen.

Zhang Ruochen berkata dalam hati, "benar-benar respon yang cepat!"

Tidak ada waktu lagi untuk menghindar.

"Pedang Suci Lonceng"

11 Jalur Aliran Chi di dalam tubuh Zhang Ruochen bersinergi bersama. Tenaga Chi miliknya tetap mencoba untuk mengaktifkan dua inskripsi Seri Es dari Pedang Air Biru.

Ia memutar tubuhnya dan menangkis serangan dengan cepat.

"Boom!"

Sebuah lonceng biru, lonceng berbentuk bayangan menyelimuti tubuh Zhang Ruochen, bayangan itu berputar dengan sangat cepat, menjadikan segala yang ada disekitarnya berubah menjadi es.

Situ Linjiang menusuk bagian luar bayangan dengan tombaknya, tetapi itu masih terlampau kuat, dan ia tidak sanggup menghancurkan bayangan biru.

"Ia menangkis seranganku!"

"Boom!"

Pecahan es membuat tangan Situ Linjiang menjadi lumpuh.

Pada saat ini, Zhang Ruochen menghunuskan pedang dari dalam Lonceng dan mengarahkannya pada Situ Linjiang, apa yang terjadi adalah delapan meter Semburan Pedang terlepas.

"Pemandu Pedang Suci!"

Teknik pedang lain dari Kelas Rendah Tingkatan Ruh.

Ekspresi wajah Situ Linjiang seketika berubah. Ia kembali mundur dan menghindari Semburan Pedang, ia mengerang dan menghunuskan lagi pedangnya ke arah Zhang Ruochen.

"Claaapp!"

Suara yang tercipta akibat kecepatan Tombak Api yang memecah udara di sekitarnya. Kepala tombak miliknya menjadi berwarna merah, menciptakan percik-percik bunga api di sekitarnya.

Zhang Ruochen tidak langsung menyerang balik Situ Linjiang. Lalu, ia meloncat ke udara untuk menghindari serangan itu.

"Bodoh! Seseorang tidak akan mampu bergerak cepat jika ia berada di udara. Itu menjadikan kau sasaran yang empuk. Bagaimana kau akan menghindari seranganku selanjutnya?"

Kemudian Situ Linjiang meningkatkan serangannya. Ia juga meloncat ke udara dan mengarahkan tombak ke dada Zhang Ruochen.

"Siapa bilang aku tidak bisa cepat? Aku akan memanfaatkanmu!"

Zhang Ruochen mengayunkan pedangnya, ia mengarahkan itu ke tombak Situ Linjiang.

"Cling! Cling!"

Setiap kali Pedang Air Biru ia ayunkan ke tombak panjang, posisi Zhang Ruochen selalu berpindah. Dan dalam satu kedipan mata, Zhang Ruochen telah berhasil mengayunkan pedang miliknya ke arah tombak sebanyak sembilan kali.

Ketika sembilan serangan berhasil dilancarkan, Zhang Ruochen berdiri di bawah Situ Linjiang. Dan sekarang, Situ Linjiang yanh berada di udara, ia menjadi target empuk untuk Zhang Ruochen.

Kesemua serangan yang berjumlah sembilan itu terjadi begitu cepat. Tanpa sebuah mata batin, seseorang hanya dapst melihat kilatan cahaya dari pedang dan tidak menyadari apa-apa.

"Sial!"

Situ Linjiang menjadi panik. Ia tidak menyangka bahwa Zhang Ruochen dapat menghindari serangan yang ia lepaskan dengan cara yang menakjubkan.

Dalam satu kedipan mata, situasi menjadi berbalik.

"Shhh!"

Zhang Ruochen menghunuskan pedangnya.

Kristal-kristal es mulai menyelimuti tubuh Pedang Air Biru. Sebuah garis terbentuk seperti Kristal Es dan lancip di bagian tepi pedang.

Pada saat ini, Situ Linjiang tidak menginjak tanah. Ia tidak bisa bergerak dengan cepat dan tentu saja, ia tidak bisa menghindar.

"Mata Ular Api!"

Situ Linjiang mengatupkan gigi-giginya dan menghunuskan tombaknya. Kekuatan Api terlempar keluar dari kepala tombaknya.

"Boom!"

Pedang dan tombak panjang bertemu di satu titik yang sama. Kristal es dan api yang bertemu menciptakan suara yang memekakkan telinga.

Kekuatan besar menghantam lengan Zhang Ruochen dan memaksa Zhang Ruochen untuk mundur tujuh langkah.

Situ Linjiang berada pada posisi yang lebih memalukan, karena ia terlempar ke belakang dan hampir terjerembab di tanah. Untungnya, ia sempat menghantamkan tombak miliknya ke tanah pada saat-saat terakhir. Dengan reaksi cepat yang ia lakukan, ia dapat turun dari udara dengan selamat. Dengan kedua kaki menginjak tanah.

Ia tidak menyadari bahwa lengan kanan miliknya menjadi beku sampai saat ia mendapat pijakan kaki yang kuat. Lalu dengan segera ia mengalirkan Tenaga Chi ke lengannya. Kristal-kristal es yang membuat lengan itu membeku seketika pecah dan jatuh ke tanah.

Mereka beradu saling serang tanpa berhenti.

Seorang kasim tua yang menggunakan seragam bermotif bunga cyan, yang berdiri di belakang Komandan Pangeran Yunwu, berkata dengan antusias, "Ini benar-benar pertarungan yang sengit antara kedua jenius. Sangat menarik! Seperti ayah, seperti anak! Meskipun Pangeran Kesembilan masih berada di Tingkatan Fajar dari Alam Kuning, ia mampu mengimbangi kekuatan dari Situ Linjiang dari Keluarga Situ. Ini benar-benar menakjubkan!"

"Benar! Sebuah talenta yang unggul membutuhkan waktu untuk diolah. Pangeran Kesembilan memiliki masa depan yang jauh dari apa yang pernah kita duga sebelumnya. Selamat, Yang Paling Mulia, ada seorang jenius baru di Keluarga Kerajaan." jendral senior yang mengenakan armor berkilau memuji dari barisan tempat duduk yang lebih rendah.

Mendengar segala pujian, Komandan Pangeran Yunwu tentu sangat bangga. Kebenaran membuka dirinya sendiri. Pangeran Kesembilan memiliki talenta yang unggul dalam hal Seni Bela Diri. Jika saja mereka berada pada tingkatan yang sama, maka jenius peringkat pertama dari Keluarga Situ itu bisa dipastikan kalah telak!

Ayah macam apa yang tidak bangga ketika melihat anaknya memiliki talenta yang luar biasa seperti itu?

Komandan Pangeran Yunwu berkata sambil tersenyum, "Ia memiliki kekuatan seperti itu bukanlah sebuah keberuntungan. Apa kau tidak melihat bahwa ia hanya berada di Tingkatan Fajar dari Alam Kuning namun sudah berhasil membuka 11 Jalur Aliran Chi?

"Apa? Seorang ksatria Tingkatan Fajar dari Alam Kuning telah berhasil membuka 11 Jalur Aliran Chi?"

Para selir, orang-orang kasim, pangeran-pangeran, jendral-jendral, dan para menteri semua seketika menatap Zhang Ruochen yang berada di arena pertarungan.

Jika Zhang Ruochen tidak mengaktifkan Tenaga Chi miliknya, tidak ada seorang pun yang dapat menghitung Jalur Aliran Chi miliknya. Tetapi karena ia bertarung dengan Situ Linjiang, Zhang Ruochen terpaksa harus memberikan seluruh kekuatan terbaiknya. Akhirnya jumlah dari Jalur Aliran Chi miliknya diketahui beberapa orang.

Tentu saja, hanya para ksatria senior yang mampu melihat itu.

"11 Jalur Aliran Chi! Sungguh? Apakah saudara kesembilan sekuat itu? Aku mengingat bahwa saudara ketujuh hanya mampu membuka 10 Jalur Aliran Chi ketika ia berada pada Tingkatan Fajar dari Alam Kuning." Putri Kesembilan Komandan merasa sangat terkejut mendengar itu, hingga akhirnya, matanya yang cantik seketika terbuka lebar.

Jika bukan karena perkataan dari Komandan Pangeran Yunwu, ia tidak akan percaya bahwa ada seseorang yang lebih bertalenta lain yang mampu mengalahkan Pangeran Ketujuh di seluruh Yunwu Commandery.

Semakin banyak Jalur Aliran Chi yanh dibuka oleh seorang ksatria, semakin kuat pula ketahanan fisik dari tubuhnya, dan tentu saja, potensi yang ia miliki semakin besar.

Mari melihat Pangeran Kelima sebagai contoh – ia berada pada Tingkatan Akhir dari Alam Kuning, tetapi ia hanya mampu membuka 12 Jalur Aliran Chi. Oleh karena itu, meski ia telah mencapai Penyelesaian dari Alam Kuning, ia hanya mampu membuka 15 Jalur Aliran Chi, dan itu adalah jumlah maksimal.

Yang mana berarti bahwa jika ia mencapai Alam Hitan atau Alam Bumi di masa depan, ia hanya memiliki 15 Jalur Aliran Chi di dalam tubuhnya. Ia tentu saja tidak akan pernah mampu mengimbangi ksatria yang memiliki 16 atau 17 Jalur Aliran Chi.

Semakin banyak Jalur Aliran Chi yang dibuka oleh para ksatria saat berada di Alam Kuning, maka semakin besar potensi yang ia miliki.

Tentu, seseorang dengan 15 Jalur Aliran Chi sudah cukup kuat jika dibandingkan dengan ksatria kebanyakan.

"11 Jalur Aliran Chi! Ia telah membuka 11 Jalur Aliran Chi ketika masih berada di Tingkatan Fajar dari Alam Kuning. Bagaimana mungkin? Apakah itu berarti bahwa ia lebih berpotensi daripada Pangeran Ketujuh?" Lin Fengxian sangat terkejut. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Zhang Ruochen menjadi jenius yang seperti itu.

Ia adalah melebihi jenius.

Lin Ningshan bertanya, "Ayah, apakah ia benar-benar membuka 11 Jalur Aliran Chi?"

Lin Fengxian mengangguk mantap. Ia telah menyaksikan sendiri talenta unggul yang dimiliki Pangeran Kesembilan, ia menyesal karena telah menjadi brengsek ketika Selir Lin datang, lalu memohon dan meminta bantuan padanya.

Ia seharusnya tidak menjodohkan Lin Ningshan dengan Pangeran Ketujuh. Lagipula, Lin Ningshan hanya akan menjadi selir jika ia menikah dengan Pangeran Ketujuh. Tidak ada kesempatan baginya untuk menjadi seorang ratu.

Tetapi bila Lin Fengxian menjodohkan Lin Ningshan dengan Pangeran Kesembilan, berbekal bahwa Pangeran Kesembilan adalah cinta masa kecil Lin Ningshan, maka putrinya memiliki kesempatan yang tinggi untuk menjadi ratu. Jika mereka dapat membantu Pangeran Kesembilan menjadi seseorang yang sukses di lingkungan kerajaan, maka Keluarga Lin akan memiliki pengaruh yang cukup kuat di Yunwu Commandery pada masa mendatang.

Tetapi semuanya sudah terlambat!

"Siapa yang berkata bahwa Pangeran Kesembilan tidak mampu mengalahkan Situ Linjiang? Bukankah telah kau lihat bahwa mereka masih bertarung dengan sangat sengit! Hehe!" kata Qin Ya sambil tersenyum.

Mo Hanlin mengangguk. "Ia diperlihatkan talenta yang unggul seperti itu, Pangeran Kesembilan akan memiliki pencapaian yang lebih tinggi daripada Pangeran Ketujuh. Situasi yang terjadi di Yunwu Commandery akan berubah drastis setelah berakhirnya Penilaian Akhir Tahunan!"