Chereads / Kaisar Dewa / Chapter 29 - Bekerja Ganda

Chapter 29 - Bekerja Ganda

Di arena pertarungan, Zhang Ruochen bertarung melawan Situ Linjiang dengan sengit. Bayangan pedang dan tombak saling beradu satu sama lain, dimana itu sering mengeluarkan suara yang memekakkan telinga.

"Boom!"

Dengan menggenggam tombak panjang, Situ Linjiang menusukkan tombaknya ke tanah, ia menghancurkan batu-batu untuk kemudian berubah menjadi kerikil. Ia memutar tombak dan seketika puluhan kerikil terlempar mengarah ke Zhang Ruochen.

"Cling! Cling!"

Zhang Ruochen mengayunkan pedang dan membelahnya satu-persatu.

Semua kerikil yang terlempar hancur dan menjadi pasir yang jatuh ke tanah.

Kemudian, Situ Linjiang meningkatkan kesempatannya dengan mencoba untuk menusuk dada Zhang Ruochen saat butiran-butiran pasir dari batu masih melayang-layang di udara.

Sesaat kemudian Situ Linjiang terlena dan merasa puas saat berpikir dirinya akan menang, kemudian pandangan mata miliknya menjadi buram dan sebuah bayangan pedang melintas di depannya. Apa yang ia lihat hanyalah percikan cahaya biru.

Kemudian Situ Linjiang merasakan sakit di pergelangan tangan kanannya. Tombak hitam panjang yang ia pegang seketika terlepas dari genggaman dan jatuh ke tanah.

Itu adalah seorang Zhang Ruochen yang menyebabkan luka menganga di pergelangan tangan lawannya, ia hampir saja memutus tangan sebelah kanan itu dengan pedangnya.

"Aku masih memiliki kesempatan untuk menang!" kata Situ Linjiang dalam hati.

Situ Linjiang menjadi linglung sesaat setelah tombak panjangnya terjatuh. Saat ia tersadar, ia seketika berlari ke arah Zhang Ruochen. Kali ini, Situ Linjiang berencana untuk melepaskan tinju di kepala Zhang Ruochen.

Zhang Ruochen menyadari bahwa Situ Linjiang akan menggempurnya demi sebuah kemenangan!

"Kau ingin ronde pertarungan berikutnya?" tanya Zhang Ruochen.

Dengan satu tangan ia menggenggam pedang, Zhang Ruochen menggunakan tangan yang lain untuk Pukulan Naga dan Gajah Prajna, yakni jurus Langkah Gajah. Ia menekuk tubuh dan merangsek maju. Setelah memberikan satu tinju, ia melepaskan Kekuatan Enambelas Banteng.

Ketika Zhang Ruochen mengguncang tangannya, sebuah pekikan nyaring terdengar dari Pedang Air Biru. Itu terlihat seperti cetakan pelangi yang membelah matahari, meninggalkan tujuh bayangan melaju dan memijak tanah.

"Keterampilan Pedang Suci! Pedang Plum Penghancur!"

Dengan memaksimalkan teknik tinju dengan teknik pedang miliknya, Zhang Ruochen menggunakan kesemuanya dalam satu waktu.

Itu hampir saja terlihat seperti Zhang Ruochen membelah diri menjadi dua dan ia menyerang secara brutal dengan setiap sisi tangan.

Kapasitas bertarungnya meningkat dua kali lipat.

"Boooommm!"

Ketika tinju Situ Linjiang bertemu dengan tinju milik Zhang Ruochen, Situ Linjiang terkejut karena kekuatan tinju milik Zhang Ruochen sangat kuat dan setara dengan tinju miliknya.

Bagaimanapun juga, Situ Linjiang dapat melepaskan Kekuatan Enambelas Banteng. Ia gelisah karena Zhang Ruochen juga dapat mengeluarkan kekuatan yang setara.

Situ Linjiang tidak memiliki waktu untuk berpikir karena Zhang Ruochen mulai mengayunkan pedang miliknya ke arah Situ Linjiang.

"Phhff!"

Sebuah Semburan Pedang melaju ke arah Situ Linjiang, meninggalkan sebuah tanda merah bekas pedang di lehernya.

Zhang Ruochen dapat dengan mudah berganti dari tinju ke pedang, memaksa Situ Linjiang untuk terus melangkah mundur.

Situ Linjiang tidak pernah bertemu dengan seseorang yang ahli menggunakan kedua tangannya. Apalagi saat tangan kiri dan tangan kanan seolah seperti mampu bekerja sendiri-sendiri. Ia berpikir bahwa ia tidak dapat melakukan apa-apa terhadap dua serangan beruntun yang dilancarkan oleh Zhang Ruochen, pilihan terakhir adalah bertahan.

Namun tidak lama setelah itu, dua luka kembali menganga oleh sebab ulah pedang Zhang Ruochen.

"Aku telah kalah!"

Situ Linjiang memberikan kode untuk menyerah.

Zhang Ruochen menghentikan serangannya dan mengendurkan pedangnya, ia bermaksud keluar dari arena pertarungan.

Situ Linjiang bertanya, "Dapatkah kau memberitahuku bagaimana cara untuk dapat bekerja ganda? Satu tangan untuk kekuatan tinju, dan tangan yang lain untuk teknik pedang? Itu hampir mustahil."

Zhang Ruochen menghadap ke belakang dan melirik Situ Linjiang, "ketika Kekuatan Batinmu telah cukup kuat, kau akan mampu melakukan dua, tiga, atau bahkan empat hal sekaligus."

"Apakah para ksatria perlu melatih Kekuatan Batin mereka?" tanya Situ Linjiang.

"Kau dapat berlatih jika kau mau. Kau dapat memilih untuk tidak berlatih jika kau tidak mau. Pilihan ada di tanganmu sendiri," kata Zhang Ruochen dingin.

Di Daratan Kunlun, hanya para penempa senjata, peracik obat, dan para penjinak binatang yang sering berlatih Kekuatan Batin.

Hanya setelah Kekuatan Batin milikmu cukup kuat, kau mampu memberikan inskripsi ke dalam pedang dan menempa Senjata Suci Bela Diri juga obat mujarab. Sementara itu, ketika seseorang memasang sebuah inskripsi di tubuh binatang buas, kau akan mampu menjinakkan mereka dan menjadikannya sebagai tunggangan atau sekutu perang.

Pada umumnya, para ksatria tidak peduli dan enggan melatih Kekuatan Batin mereka karena itu adalah proses yang membutuhkan waktu lama.

Sesungguhnya, seiring dengan meningkatnya tingkat pengolahan seorang ksatria adalah berbanding lurus dengan peningkatan Kekuatan Batinnya, namun, itu hanya meningkat sedikit demi sedikit.

Jika seorang ksatria tidak melatih Kekuatan Batinnya dengan baik, maka mereka tidak akan mencapai level Bekerja Ganda sampai mereka mencapai Alam Surga.

Di kehidupan sebelumnya, Zhang Ruochen adalah ksatria Seni Bela Diri dan juga Kekuatan Batin. Perlu dicatat, bahwa Kekuatan Batin miliknya telah berada pada tingkatan yang tinggi.

Di kehidupan yang sekarang, ia hidup kembali dengan tubuh yang ringkih. Meskipun ia telah kehilangan semua tingkat pengolahan miliknya, tetapi Kekuatan Batin itu masih terbawa olehnya.

Dengan Kekuatan Batin miliknya saat ini, ia dapat mencapai level Bekerja Ganda, melakukan lebih dari tiga pekerjaan dalam waktu yang bersamaan.

Ketika Situ Linjiang menyerah di pertarungan, suara terompet kerajaan dan sebuah drum perang dibunyikan dari atas arena juri, dimana secara resmi telah diputuskan bahwa Penilaian Akhir Tahunan telah berakhir.

Urutan dari yang tertinggi ke yang terendah, lima besar dari Penilaian Akhir Tahunan adalah: Zhang Ruochen, Situ Linjiang, Xue Kai, Pangeran Kelima dan Lin Ningshan.

Lima jenius muda akan mendapatkan hadiah tambahan berupa kesempatan untuk berlatih di Kolam Malaikat.

Zhang Ruochen mendapatkan sebuah armor Kelas Enam Senjata Suci Bela Diri, yakni Kylin Armor Api-Es. Menyadari bahwa itu adalah sesuatu yang sangat bernilai dan memiliki kekuatan bertahan yang menakjubkan, dikatakan bahwa armor itu terbuat dari bagian tertentu yang diambil dari raja binatang buas, seekor kylin.

Ketika itu dibandingkan dengan seorang ksatria pada tingkatan yang sama. Maka, sebuah armor adalah lebih bernilai daripada prajurit.

Itu dinamakan sebagai sebuah armor berharga dari kelas enam Senjata Suci Bela diri adalah sama dengan seorang prajurit kelas tujuh Senjata Suci Bela Diri.

"Dihargai dengan sekurang-kurangnya satu juta koin perak, Armor Kylin Api-Es memiliki perbandingan yang sama dengan teknik bela diri Kelas Rendah Tingkatan Ruh. Bahkan itu cukup langka untuk Keluarga Kerajaan di Yunwu Commandery. Aku tidak percaya bahwa aku akan mendapatkan harta karun seperti ini sebagai hadiah dari peringkat pertama." Zhang Ruochen merasa bangga dan menatap Komandan Pangeran Yunwu, yang berdiri di atas.

Setelah berpikir sejenak, akhirnya ia menyadari sesuatu.

Bagaimanapun juga, Zhang Ruochen adalah anak dari Komandan Pangeran Yunwu. Harta berharga yang diberi nama Armor Kylin Api-Es itu diberikan kepadanya. Meski demikian, secara teknis itu adalah milik Keluarga Kerajaan.

Jika Situ Linjiang mendapatkan peringkat pertama, tentu ia tidak akan mendapatkan hadiah seperti itu. Mungkin ada hadiah lainnya, yang tentu akan lebih rendah daripada Armor Kylin Api-Es.

Mungkin juga Komandan Pangeran Yunwu sedikit menyesal tentang apa yang pernah ia lakukan terhadap Zhang Ruochen dan juga Selir Lin, dan sebagai permintaan maafnya, ia menghadiahkan Armor Kylin Api-Es.

Armor Kylin Api-Es adalah armor pelindung tubuh bagian atas. Ketika Zhang Ruochen mengenakan armor itu dan menyalurkan Tenaga Chi miliknya, maka Armor Kylin Api-Es akan menyala dan berwarna biru serta merah. Warna itu menggambarkan tentang kekuatan es yang dingin dan api yang panas.

"Humph!"

Saat melihat Zhang Ruochen mengenakan Armor Kylin Api-Es, ratu yang duduk di barisan atas seketika melotot, ia menatap Zhang Ruochen dengan tatapan benci. Dengan intensitas tatapan benci dari kedua matanya, ia bangkit dari tempat duduknya.

Ratu mengayunkan lengan baju miliknya dan pergi meninggalkan arena pertarungan.

Pangeran Kelima dan Pangeran Keenam, keduanya menatap Zhang Ruochen dengan iri dan dengki.

Meyakini kebencian yang tersisa di dalam hatinya, Pangeran Kelima berkata dengan senyum sinis, "tidak peduli bakat apa yang ia punya. Juga betapa luar biasanya dia, atau kematiannya yang cepat. Tunggu dan saksikan. Aku percaya bahwa ratu kita tidak akan membiarkan potensi miliknya tumbuh dan berkembang!"

"Jika ia benar-benar bertalenta, ia masih cukup jauh tertinggal di belakang saudara ketujuh. Huh! Bahkan wanita yang paling ia cintai saja akan menikah dengan saudara ketujuh dan menjadi selirnya. Ia tetaplah seorang pecundang." Pangeran Keenam tertawa dingin.

Sesungguhnya, mereka hanya iri. Namun, iri adalah sebermula dari terciptanya dendam.

...

Kolam Binatang Buas adalah satu-satunya yang paling berharga dan diklaim sebagai harta karun oleh Keluarga Kerajaan.

Itu membutuhkan waktu ratusan tahun lamanya untuk dapat menangkap puluhan ribu binatang buas dan mengumpulkan darahnya, untuk kemudian berubah menjadi sebuah kolam darah. Maka itulah mengapa disebut sebagai Kolam Darah Binatang Buas.

Hanya para jenius yang unggul yang diperbolehkan untuk berlatih di Kolam Darah Binatang Buas.

Kolam Darah Binatang Buas berada di bawah Candi Kekaisaran Kuno.

Upacara Ibadah diselenggarakan di Candi Kekaisaran Kuno, dimana orang-orang akan membunuh binatang buas untuk mengisi Kolam Darah Binatang Buas dengan darah yang baru.

Sebuah kekuatan misterius akan didapatkan bila darah persembahan menyatu dengan Kolam Darah Binatang Buas. Oleh karena itu, para ksatria muda yang berlatih di Kolam Darah Binatang buas dapat menyerap intisari darah, dan itu akan membantu membentuk tubuh para ksatria Seni Bela Diri dengan cara membuka lebih banyak Jalur Aliran Chi.

Semakin unggul talenta yang dimiliki oleh seorang ksatria, maka semakin besar potensi yang ia miliki.

Di bawah bimbingan menteri, Zhang Ruochen, Situ Linjiang, Xue Kai, Pangeran Kelima dan Lin Ningshan diajak pergi ke Candi Kekaisaran Kuno.

"Seseorang yang memasuki Candi Kekaisaran Kuno harus tunduk kepada permaisuri dan ratu Daratan Kunlun yang hidup di masa lalu. Setiap orang harus menghormatinya, terutama kepada Ratu Suci Kemuliaan dan Moralitas, Permaisuri Chi Yao, Ratu kita! Ia memimpin dunia dan menebarkan kemuliaan di segala penjuru. Semoga beliau senantiasa muda dan hidup abadi!"

Menteri mulai berdoa dan mengucapnya keras-keras seraya berlutut di tanah.

"Permaisuri Chi Yao, Ratuku! Ia memimpin dunia dan menebarkan kemuliaan di segala penjuru. Semoga beliau senantiasa muda dan hidup abadi!"

Situ Linjiang, Xue Kai, Pangeran Kelima, dan Lin Ningshan mengikuti doa yang dipimpin menteri. Mereka berlutut dan menyembah patung Permaisuri Chi Yao.

Hanya Zhang Ruochen yang masih berdiri dan menolak hormat bahkan hatinya sangat membenci juga dendam kepada Chi Yao.

"Chi Yao, tunggu aku. Aku akan datang padamu ketika aku berhasil mendapat tingkat pengolahanku kembali." batin Zhang Ruochen.

"800 tahun lalu telah terlewati. Kau mungkin tidak tahu bahwa seseorang yang kau bunuh 800 tahun lalu telah lahir kembali!"

...