Sambil menggendong Natasha, Lucien berjalan menuju kamar tamu di ujung lorong dengan tenang. Dengan postur seperti itu dan merasakan kelembutan di tangannya, Lucien cukup puas dan tak bisa menutupi senyumnya, meski dia hanya bisa mencium bau darah amis dan racun yang asam.
Di sisi lain, perasaan Natasha sedang rumit. Persepsi diri dan pengalamannya sebelumnya sama-sama mengatakan kalau dia adalah seorang kesatria pemberani, tapi sekarang kesatria pemberani dan tegas itu sedang digendong Lucien. Dia jadi merasa lemah dan malu. Namun yang menggendongnya adalah Lucien. Detak jantung, aroma tubuh, dan dada Lucien sangat familiar, membuat natasha merasakan kehangatan serta kelembutan. Sehingga, dia merasa senang dan juga malu, juga mencoba tak menampakkan perasaan di wajahnya agar Lucien tak mengoloknya.