Cahayanya semakin terang, dan sosok itu pun semakin jelas. Tapi cahayanya beriak di udara dan menutupi wajah serta tubuh bagian atas sosok tersebut.
Kali ini, sosok tersebut mendadak hilang. Hanya cahaya putih yang masih menerangi seluruh aula.
Sesepuh, Harold, Aquinas, dan kurcaci lain tidak melihat hal itu karena mereka masih bersujud di tanah. Tapi Tess, Galata, Wells, dan Edith melihatnya.
"Haha, tuhan mereka menghilang! Tuhan mereka membuang mereka lagi!" Wells menghela napas panjang dan berkata dengan girang.
Begitu altarnya menyala, Wells ketakutan. Untuk sesaat, dia pikir kalau tuhan para kurcaci sungguhan datang menolong. Wells tidak bisa baca, dan karena cerita-cerita yang dia dengar, dia yakin pada keberadaan Tuhan. Meski dia adalah pelayan darah dari keluarga bangsawan masternya, menghadapi kekuatan Tuhan yang tak terbayangkan itu—sebagai pengkhianat—hati Wells dipenuhi ketakutan.