Kota Rao Zhou sudah mengalami industrialisasi. Bila dipikir secara logis, Kota Chang Luo seharusnya akan lebih terindustrialisasi, dan memiliki lebih banyak teknologi yang lebih canggih. Namun, di sini Mo Wuji merasakan nuansa kebudayaan yang lebih kaya daripada teknologinya. Bangunan-bangunan dan aula-aula di sini membuat Mo Wuji merasa seolah-olah ia sedang dibawa kembali ke masa-masa bersejarah yang sudah lampau.
Toko-toko di kota ini mengingatkan Mo Wuji pada bangunan toko zaman dulu. Selain itu, bangunan-bangunan toko ini juga besar dan indah.
Mo Wuji harus menemukan tempat tinggal secepatnya. Karena Konferensi Spring Immortal's Gate sudah semakin dekat, maka berbagai tempat menginap di sini akan lebih cepat habis. Jika ia terlalu banyak membuang waktunya melihat-lihat bangunan kota, mungkin saja ia harus tidur di jalanan nantinya.
Ramalan Mo Wuji ternyata sangat tepat. Ia sudah mendatangi setidaknya belasan hotel, namun ia tidak berhasil mendapatkan kamar kosong.
Saat Mo Wuji sudah mulai menurunkan harapannya, ia melihat tiga kata berukuran besar: 'Hotel Tian Luo'.
Hotel Tian Luo mungkin bukan salah satu bangunan yang paling ramai dikunjungi di kota ini, namun letak hotel ini tentu saja tidak terpencil. Selain itu, desain eksterior Hotel Tian Luo tampak lebih bagus daripada belasan penginapan yang ia datangi sebelumnya.
Mo Wuji sudah menebak bahwa hotel semacam ini mungkin juga sudah kehabisan kamar kosong. Namun, ia tetap saja masuk ke hotel itu dengan sebuah harapan akan ada kamar yang tersedia. Saat ia masuk, seorang wanita tergesa-gesa keluar hotel sambil menundukkan kepalanya. Saat wanita itu berjalan keluar, pundaknya sedikit bersenggolan dengan tubuh Mo Wuji. Meskipun itu hanyalah senggolan pundak yang biasa saja, Mo Wuji dapat melihat bahwa wanita itu memiliki postur tubuh yang sempurna. Pasti dia sangatlah cantik.
Sambil memandangi ruangan lobi hotel yang tampak sangat mewah, Mo Wuji merasa ia tengah kembali ke sebuah hotel berbintang enam di Bumi. Saat Mo Wuji memasuki hotel itu, seorang gadis manis membungkukkan badan dan menyapanya, "Apakah Anda sedang mencari kamar untuk menginap, atau sedang mencari seseorang?"
"Aku sedang mencari kamar untuk menginap. Apa ada yang tersedia?" Mo Wuji buru-buru bertanya.
Sambil tersenyum, gadis itu menjawab, "Semua kamar biasa dan VIP di sini sudah dipesan. Namun, kami masih memiliki kamar Kelas Superior. Orang yang menginap di kamar itu baru saja meninggalkan kamar. Jika Anda menginginkannya, Anda perlu membayar biaya akomodasi untuk dua bulan penuh…"
Mo Wuji tiba-tiba teringat wanita yang tergesa-gesa meninggalkan hotel itu saat ia masuk. Jika benar wanita itulah yang baru meninggalkan kamar itu, maka keberuntungannya benar-benar terlalu baik.
"Berapa biayanya selama dua bulan?" Mo Wuji segera menyela dan tidak menunggu gadis resepsionis itu untuk selesai bicara.
Gadis itu mempertahankan senyumnya, dan dengan tenang menjawab, "Karena saat ini adalah periode Konferensi Spring Immortal's Gate, harga kamar kami meningkat sepuluh kali lebih tinggi. Biaya akomodasi kamar Kelas Superior adalah 10 ribu koin emas per bulan. Jadi biaya untuk dua bulan sebesar 20 ribu koin emas."
Hembusan nafas Mo Wuji terasa dingin. Harga itu tidaklah mahal; namun sangat amat mahal.
Jika Mo Wuji tidak mendapatkan banyak uang dari penjualan penisilinnya, bahkan untuk melihat kamar itu saja ia tak akan mampu.
"Ini 20 ribu koin emas. Aku akan tinggal selama dua bulan," Meskipun harganya sangat mahal, Mo Wuji hanya bisa menggertakkan giginya. Ia tidak ragu-ragu untuk mengeluarkan dua uang kertas yang masing-masing bernilai 10 ribu koin emas.
Mo Wuji tidak memiliki hak untuk berpartisipasi dalam Konferensi Spring Immortal's Gate. Namun, tetap saja konferensi itu merupakan kesempatan sekali seumur hidup bagi Mo Wuji. Selain ia ingin mencari seorang ahli jenius spiritual, sekte-sekte spiritual juga akan merekrut murid-murid pelayan. Jika nantinya terungkap bahwa ia memiliki akar spiritual, mungkin saja ia akan direkrut sebagai murid dari luar kota.
Bahkan sekadar menjadi murid pelayan dari sebuah sekte besar akan berguna untuk kultivasinya nanti.
Sama seperti calon-calon mahasiswa yang ingin mendaftar di Universitas Peking, mereka akan menginap di dekat universitas. Mo Wuji juga ingin tinggal di dekat lokasi perhelatan Konferensi Spring Immortal's Gate jika ingin bergabung dengan sebuah sekte.
Selama jangka waktu ini, ia akan mendapatkan istirahat yang baik dan dapat mempertahankan kondisi tubuh yang baik. Mudah saja baginya untuk menemukan cara agar dapat menghasilkan uang lagi. Namun, kesempatan langka seperti ini tidak akan didapatkan lagi dengan mudah. Jika ia meninggalkan hotel itu sekarang untuk mencari penginapan lain yang lebih murah, mungkin pada akhirnya ia akan benar-benar harus tidur di jalanan.
Selain itu, hotel ini terlihat sangat megah dan bergengsi. Bahkan mungkin saja nanti ia akan bertemu dengan beberapa Master Immortal selama tinggal di sini.
Gadis resepsionis yang manis itu tidak menyangka Mo Wuji akan benar-benar menyerahkan 20 ribu koin emas. Selain para Master Immortal, hanya bangsawan atau orang yang sangat kaya yang mampu menginap di sini. Melihat penampilan Mo Wuji yang biasa saja, lelaki itu tidak tampak seperti seseorang yang mampu membayar kamar di hotel ini. Sebelumnya, gadis itu tetap tersenyum hanya karena ingin bersikap sopan.
"Apa ada masalah?" Melihat wajah gadis itu yang tampak termangu, Mo Wuji buru-buru bertanya. Karena persediaan kamar makin menipis, akan lebih baik baginya untuk mendapatkan kamar secepatnya.
"Oh, tidak ada. Silakan tunggu sebentar, saya akan mendaftarkan Anda," Gadis itu segera tersadar, dan dengan penuh hormat ia membantu Mo Wuji mengisi semua data yang diperlukan untuk mendaftar sebagai penghuni kamar.
Dalam beberapa menit saja, Mo Wuji sudah mendapatkan kunci kamar dan kartu identitas penghuni kamar. Ia akan tinggal di kamar nomor 0182, yang berada di lantai tiga.
"Apakah masih ada kamar kosong?" Tepat saat Mo Wuji sudah mendapatkan kuncinya, ada sebuah suara yang terdengar gelisah.
Yang tadi berbicara adalah seorang gadis muda. Dia memiliki alis tebal dan mata besar, yang membuatnya terlihat sangat tegas. Sayangnya, sikap tegas menyebabkan dia kehilangan banyak pesona khas wanitanya. Di sebelah gadis itu, adalah seorang pria muda dengan pedang yang digantungkan di punggungnya.
"Aku benar-benar minta maaf. Kamar terakhir sudah dipesan oleh beliau," Jawab resepsionis itu dengan sopan sambil menunjuk Mo Wuji.
Ketika gadis muda itu mendengar kata-kata itu, dia segera menoleh ke arah Mo Wuji, "Berikan kuncimu. Aku akan membayarmu dua kali lipat."
"Aku hanya butuh istirahat, jadi aku tidak bisa memberikan kamarku padamu. Maaf," Tentu saja, Mo Wuji tidak akan menyerah pada rencananya hanya demi beberapa koin emas.
"Tiga kali lipat." Gadis beralis tebal itu mengerutkan alisnya. Setelah menilai penampilan Mo Wuji yang biasa saja, dia memutuskan untuk menaikkan tawaran harganya. Setelah menawarkan harga ini, gadis itu segera menambahkan, "Nak, kau harus puas dengan tawaranku. Jangan terlalu serakah dan mengundang masalah untuk dirimu sendiri."
"Gadis kecil, bolehkah aku bertanya harga permalam di kamar terbaik hotel ini?" Tanya Mo Wuji pada resepsionis. Mo Wuji tidak menyukai orang-orang yang mencoba menyelesaikan masalahnya dengan uang. Selain itu, gadis beralis tebal itu bahkan mencoba mengancamnya. Sayangnya, Mo Wuji bukanlah orang yang takut dengan ancaman seperti itu.
Mendengar Mo Wuji memanggilnya dengan sebutan 'gadis kecil', gadis resepsionis itu tampak tersipu, dan menjawab, "Kamar terbaik kami adalah kamar Master Immortal. Biayanya 10 ribu koin emas per malam…"
"Oke, aku akan mengambil Kamar Immortal Master yang terbaik. Kau dapat memberikan itu ke orang-orang ini, gratis." Kata Mo Wuji, ia sengaja mengibaskan tangannya dengan sombong.
Resepsionis itu menjawab dengan nada meminta maaf, "Kami minta maaf sebesar-besarnya. Kami tidak punya Kamar Master Immortal yang tersisa."
"Oh, kalau begitu, aku tidak akan sengaja mengganggu mereka lagi," Mo Wuji menoleh ke arah gadis beralis tebal itu, lalu sengaja tertawa di hadapannya dan mulai berjalan menuju kamarnya.
Resepsionis itu tidak mengerti apa maksud Mo Wuji mengatakan 'sengaja mengganggu', tapi dia dapat memahami bahwa Mo Wuji tidak senang dengan perilaku si gadis beralis tebal.
"Berani-beraninya seorang mortal bertingkah sombong? Aku akan memberinya pelajaran," Gadis beralis tebal itu baru mengerti bahwa Mo Wuji baru saja membodohinya.
Pemuda yang ada di sebelahnya berkata terus terang, "Adik murid junior, karena sudah tidak ada kamar yang tersisa, lebih baik kita cari hotel lain saja. Lagi pula, kita tadi keluar secara diam-diam. Jika kita menimbulkan terlalu banyak masalah dan mereka sampai tahu…"
Tersadar setelah mendengar kata-kata pemuda di sampingnya, gadis beralis tebal itu akhirnya menyerah. Dengan penuh kebencian, ia berkata, "Dasar bocah… Jangan sampai dia jatuh ke tanganku, atau ia akan merasakan kekuatan dari Heavenly Aria Palace. Ayo kita pergi!"
Melihat kedua orang itu berjalan pergi, resepsionis itu tampaknya sedang mengingat sesuatu. Tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah menjadi takut. Perlahan dia menoleh ke arah kamar Mo Wuji, dan diam-diam berdoa untuknya dalam hati.