Chereads / Manusia Abadi / Chapter 17 - Kegagalan

Chapter 17 - Kegagalan

Dua jam kemudian, antisipasi Mo Wuji perlahan-lahan surut. Meskipun larutan itu memang melebarkan satu meridiannya, namun pelebaran itu menurun setelah dua jam. Sensasi terbakar itu juga menghilang. Semua ini mengindikasikan bahwa larutan itu memiliki batas kemampuan.

Mengapa bisa begini? Sambil mengguyurkan air dingin ke kepalanya, Mo Wuji sudah melupakan rasa sakit yang tadi datang saat spirit channelnya sedang dibuka.

Larutan itu ibarat air yang membersihkan selokan penuh sampah. Saat air itu datang mengalir, sampah-sampah di selokan itu akan ikut hanyut. Tapi saat selokan hendak bersih dari sampah, sudah tidak ada air lagi. Sampah-sampah yang seharusnya ikut hanyut itu, kini seperti tersangkut di sebuah pintu, bertumpuk dan malah memperparah penyumbatan di pintu itu.

Di kehidupannya yang terdahulu, Mo Wuji dibunuh kurang dari dua jam setelah ia minum larutan itu. Maka dari itu, ia tidak tahu apakah larutan itu memang tidak bisa membuka spirit channel, atau larutan itu dapat menyumbat meridian di posisi-posisi tertentu.

Tidak, pasti ini gara-gara jumlah yang ia minum belum cukup.

Mo Wuji menggertakkan giginya, lalu ia membuka dan meminum satu botol larutan lagi.

Jika tadi ia merasa seperti menelan segaris api saat meminumnya, kini ia merasa seperti menelan sebuah bola api. Sontak Mo Wuji merasa sekujur tubuhnya seperti terbakar bola api ini dan akan menjadi abu. Rasa sakit itu sangat hebat dan menyebabkan ia terjatuh ke lantai dan seluruh tubuhnya kaku. Kemudian tubuhnya kejang-kejang, dan bahkan untuk bernafas pun susah. Setelah dua jam berlalu, rasa sakit dan kejang-kejang itu perlahan-lahan menghilang.

Badan Mo Wuji gemetar, ia berusaha bangun dengan berpegangan ke sebuah bangku. Jantungnya terasa sedingin es. Akhirnya ia tahu bahwa mengkonsumsi botol kedua hanya akan membuat tubuhnya merasa lebih buruk dan posisi penyumbatan meridiannya tetap sama seperti semula.

Bahkan Mo Wuji yakin, jika ia nekat meminum botol ketiga, nyawanya akan hilang.

Kesimpulannya, pembuatan larutan pembuka dan pelebar meridian itu telah gagal.

Jika kekasihnya dulu tahu bahwa larutan itu ternyata gagal, apakah dia sekarang menyesali perbuatannya? Mungkin dia sudah menyesal telah membunuhnya sebelum Mo Wuji benar-benar berhasil mengembangkan larutan itu dengan sukses.

Perlahan-lahan Mo Wuji berpindah ke meja di mana ia bisa menatap wajah pucat dan putus asanya ke depan cermin. Ia tahu ia tidak punya kesempatan lagi. Hanya butuh empat jam untuk mengubah kebahagiaan menjadi kesengsaraan. Empat jam berlalu, dan ia tidak berhasil untuk membuka satupun meridiannya, sehingga ia tidak mungkin bisa berlatih beladiri.

Jika saja ia sedang berada di Bumi, ia bisa saja meluangkan waktunya untuk memodifikasi larutan itu lagi, tapi itu mustahil di sini. Bila melihat kondisi laboratoriumnya yang kurang memadai, butuh sebuah keajaiban untuk bisa memperbaiki larutan itu. Sebelumnya, ia bisa membuat larutan itu hanya berdasarkan pengalamannya saja.

Mo Wuji menghela nafas, ia merasa lemas dan kecewa. Lalu perlahan ia kembali ke dirinya yang normal. "Apa yang terjadi, terjadilah." Ia mengambil teko air di meja itu dan menuangkan isinya ke dalam gelas.

"Tidak…" Kata Mo Wuji sambil menaruh kembali gelasnya yang sudah berada dekat dengan bibirnya. Wajahnya menjadi sangat pucat.

Setelah meneliti tanaman selama bertahun-tahun, Mo Wuji mengenali bau dari banyak sekali tanaman. Air yang baru saja ia tuangkan mengandung sedikit bau Antiaris Toxicaria. Ya, pasti ini berasal dari ekstrak Antiaris Toxicaria, sebuah tanaman yang sangat beracun.

Mo Wuji sangat syok, ternyata ada seseorang yang ingin membunuhnya.

Saat itu juga, Mo Wuji paham apa yang sedang terjadi. Meskipun ia berasal dari keluarga kerajaan, orang-orang sudah terbiasa mengabaikannya karena dulu ia selalu bertindak kurang waras. Tapi sekarang saat ia sudah kembali normal, ditambah dengan kesuksesannya di Dan Han Drug Refinery yang akan membuatnya kaya, orang-orang mulai memperhatikannya. Tidak akan ada yang peduli dengan seorang bangsawan gila, tapi kebanyakan orang akan takut dengan seorang keturunan Lord Prefektur Qin Utara yang berkompeten. Setidaknya, beberapa orang yang ingin merampas warisan tahta miliknya akan takut padanya.

Mo Wuji pelan-pelan menaruh kembali gelas itu ke meja dan menenangkan dirinya. Wilayah Kekaisaran Xing Han sangat amat luas. Meskipun ia tidak bisa memiliki akar spiritual, itu bukan berarti tidak akan ada cara lain. Selama masih ada sedikit saja peluang, Mo Wuji tidak akan menyerah.

Saat ia menoleh ke belakang dan melihat botol-botol yang kosong itu, tiba-tiba Mo Wuji merasa beruntung. Jika pembukaan spirit channel itu berhasil, mungkin ia sudah membawa emas-emas batangan ke Spirit Opening Tower, dan itu akan berakibat lebih fatal dari kejadian ini.

Sebelumnya, ia sangat terobsesi untuk bisa membuka spirit channelnya, akhirnya ia tidak memikirkan bahaya yang dapat mengancamnya. Kegagalannya kali ini mungkin saja merupakan keberuntungan yang tersamarkan.

Merasa ada kejadian buruk yang akan menimpanya, Mo Wuji tahu ia tidak bisa lagi berada di Dan Han Drug Refinery. Terlalu mudah membunuh seseorang yang tidak memiliki kekuatan, seperti dia.

Tapi ke mana lagi ia bisa pergi?

"Tuan Mo, beberapa pekerja dari Perusahaan Cheng Ling Pill tengah berkunjung ke sini. Direktur Lu sedang menemui mereka, beliau ingin mengundangmu untuk ikut bersamanya," ujar Lu Lu dengan sopan, membuyarkan serangkaian pikiran Mo Wuji.

"Baiklah, aku akan segera ke sana," Jawab Mo Wuji sambil membuka pintu ruang akomodasi, "Oh, ya, aku tak sengaja mengotori teko dan gelas air ini. Tolong buang semua airnya dan dicuci hingga benar-benar bersih."

Lu Lu adalah orang yang melayani Mo Wuji selama ia berada di Dan Han Drug Refinery. Mo Wuji yakin bahwa orang yang ingin meracuninya bukanlah Lu Lu, karena perusahaan ini dapat diakses dengan mudah oleh orang banyak. Selain itu, pembunuhnya tidak akan bertindak bodoh dan meminta orang lain untuk menambahkan racun ke minumannya.

"Baik, Tuan Mo" Rasa hormat Lu Lu datang dari lubuk hatinya yang paling dalam. Gadis itu benar-benar tahu bahwa Mo Wuji telah membawa perubahan besar ke Dan Han Drug Refinery.

"Ha ha, Saudara Mo, mari kuperkenalkan. Beliau adalah pemilik Perusahaan Cheng Ling Pill, Mei Xiu…" Mo Wuji baru saja memasuki ruang pertemuan saat Lu Jiujun menghampirinya sambil tertawa dan mengenalkannya kepada seorang wanita muda. Dengan memanggilnya sebagai Saudara Mo, tampaknya Lu Jiujun ingin menunjukkan kedekatan hubungannya dengan Mo Wuji kepada Mei Xiu.

"Hei, Saudara Mo, kau sedang tidak enak badan?" Lu Jiujun memotong perkataannya sendiri. Baginya, meskipun pemilik Perusahaan Cheng Ling Pill sedang di sini, Mo Wuji masih menjadi orang yang paling penting. Wajah Mo Wuji tampak sangat pucat, dan cara berjalannya terlihat lemas.

Mo Wuji mengibaskan tangannya dan berkata, "Tidak, hanya saja beberapa hari terakhir ini memang melelahkan."

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Mo Wuji berkata pada wanita muda itu, "Direktur Mei, sebuah kehormatan bagiku untuk bertemu dengan Anda."

Mata Mei Xiu menatap Mo Wuji dari ujung kaki hingga ujung kepala, dan berkata, "Tuan Mo, senang bertemu dengan seorang yang terkenal seperti Anda."

Mo Wuji tahu maksud dari Mei Xiu, ia menjawab sambil tertawa, "Aku terkenal karena hal baik dan hal buruk. Ada masa-masa di mana aku masih berpikir bahwa aku adalah seorang raja."

Jika akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Mo Wuji ingin terus berpura-pura menjadi seorang idiot.

Mei Xiu tertawa canggung, "Tuan Mo sangat lucu. Mari kuperkenalkan dengan seseorang juga." Dia menunjuk ke seorang laki-laki paruh baya yang terlihat sangat hangat, "Beliau adalah senior Perusahaan Cheng Ling Pill, Wu Hetai."

Senior lain yang terlihat hampir berumur 60 tahun tidak menunggu Mei Xiu untuk memperkenalkan dirinya. Ia langsung berdiri dan memperkenalkan diri, "Aku bekerja di bagian pemasaran Perusahaan Cheng Ling Pill, namaku Diakon Liu Wansheng. Aku sangat senang bisa bertemu dengan Tuan Mo."

Mo Wuji sangat memahami tujuan Perusahaan Cheng Ling Pill mengunjungi Dan Han Drug Refinery. Ia tersenyum dan berkata, "Mari duduk dan mendiskusikan hal ini."