Mereka bertiga kembali duduk dan memesan kopi panas.
Tak lama kemudian, kopi pesanan mereka datang. Ketiga gelas itu mengeluarkan asap putih, sehingga terlihat seperti cerobong berbentuk tabung.
"Waktunya sudah habis. Sepertinya, Reyline tidak datang." Hikari memeriksa jam sakunya.
Stigma mengambil gelas kopinya dan meminum seteguk kopi. "Tidak apa-apa, aku ingin meminta tolong. Kita memang teman, tapi tenang saja, aku akan membayar kalian dengan harga yang pantas."
Angele memegang gelasnya dengan tangan kanan dan memutarnya beberapa kali.
"Kau butuh bantuan apa? Katakan saja, Stigma. Kita ini teman. Kita sudah berhasil sampai di negeri tengah dengan berjuang bersama. Walaupun hukum utama penyihir adalah pertukaran yang setara, kau tidak perlu khawatir tentang bayaran," kata Angele.
Hikari menatap Stigma tanpa mengatakan apa-apa.