Twain merasa bahwa dia telah ditipu, bukan ditipu oleh orang lain, melainkan ditipu oleh angan-angannya sendiri. Dia benar-benar mengira bahwa semua pemainnya adalah anak-anak yang patuh dan berperilaku baik seperti data di dalam game FM, yang tidak memiliki makna selain hanya sebuah nama.
Kelihatannya dampak transmigrasi masih belum sepenuhnya menghilang...
Kadang-kadang dia benar-benar menganggap ini adalah game permainan Football Manager.
Tapi Bendtner memberinya tamparan keras, yang memberitahunya bahwa ini adalah dunia nyata, yang begitu realistis hingga siapapun di dalam tim bisa melepaskan diri dari kendalinya dan mengejar masa depan yang mereka inginkan. Kasus Ribery adalah sebuah peringatan, dan sekarang kasus Bendtner akan segera menjadi kenyataan.
Tapi Twain tidak berniat membiarkan Bendtner pergi begitu saja.
Apalagi menjualnya ke Manchester City.