Malam yang gila itu sudah menjadi bagian dari masa lalu, tapi kegemparan yang dipicu oleh Tony Twain masih jauh dari selesai. Berkat siaran langsung itu, tayangan Tony Twain yang berpakaian seperti raja disaksikan oleh semua orang di seluruh negeri. Baik yang menyukai ataupun membencinya, mereka semua terkejut melihat aksinya.
Bahkan seorang manajer yang arogan seperti Mourinho tidak akan menerima puluhan ribu orang yang membungkuk padanya di hadapan publik begitu saja. Memakai jubah raja dan mahkota di atas kepalanya, satu-satunya yang kurang hanyalah tongkat kerajaan... dilihat dari ekspresi Twain, dia bersikap seolah semua itu memang pantas diterima olehnya.
Inggris masih sebuah negara yang cukup tradisional. Beberapa orang di kalangan sepakbola masih tidak bisa menerima mereka yang menyimpang dari praktek-praktek yang sudah ada. Namun, kali ini, keantikan Tony Twain sudah sangat berlebihan.
