Tiba-tiba saja, Twain menjadi pria yang sibuk. Banyak media lokal di Nottingham – seperti misalnya stasiun televisi, surat kabar dan sumber online – yang mengantri untuk mewawancarainya. Sebagai seorang manajer yang berhasil memimpin timnya melaju hingga empat besar di Liga Champions selama dua tahun berturut-turut, dia layak mendapatkan perlakuan ini.
Musim lalu, Twain telah memimpin timnya menuju babak final Liga Champions. Mereka masih dilihat sebagai kuda hitam, dan mungkin beberapa orang mencibir serta mengatakan kalau mereka hanyalah "bajingan yang beruntung".
Tahun ini, mereka kembali berhasil melaju ke empat besar dan mengeliminasi juara bertahan, Barcelona. Mungkin orang-orang yang menganggap Twain sebagai seorang "bajingan yang beruntung" tak bisa mengatakan apa-apa lagi.
Satu kali bisa dikatakan kebetulan. Mungkinkah dua kali juga bisa dianggap kebetulan?