Chereads / Dewa Obat Tak Tertandingi / Chapter 9 - Rasanya Tidak Sopan Jika Tidak Membalas Budi

Chapter 9 - Rasanya Tidak Sopan Jika Tidak Membalas Budi

Klinik Rumah Jawara Mabuk terlihat ramai dengan beberapa orang berjalan hilir mudik keluar masuk.

Di dalam klinik, seorang pria paruh baya mengenakan pakaian tradisional terlihat sangat gelisah, ia terus mondar-mandir di sekitar pintu masuk, pria itu bernama Wan Dongyang. Selain dia, ada seorang pria paruh baya lainnya yang sedang duduk tenang di ruangan, dia adalah Wan Donghai, pemilik dari Rumah Jawara Mabuk, sekaligus kakak dari Wan Dongyang. Keduanya adalah Tabib Agung dari sekte yang sama.

"Kakak, mengapa tidak ada informasi dari Liu An? Mungkinkah racun si pemburu kekar itu dapat diobati oleh Ye Hang?" Wan Dongyang bertanya, masih dengan berjalan ke sana-kemari dengan gelisah.

Wan Donghai tetap tenang menjawab,"Dongyang, tolong tetap tenang. Kita berdua jelas sudah mengetahui sampai mana kemampuan Ye Hang. Tidak mungkin baginya untuk mengobati racun itu. Kita hanya perlu duduk di sini dengan tenang dan menunggu kabar baik datang."

"Aish! kakak, kita sudah bertahun-tahun menjadi pesaing Paviliun Pengobatan Harum dan hari ini akhirnya kita memiliki kesempatan langka. Bagaimana bisa kita tenang jika kita tidak benar-benar menghancurkan klinik itu?" Wan Dongyang berkata dengan menggertakkan giginya.

"Haha! Dongyang, kamu benar-benar harus memperbaiki watak cepat marahmu. Jika tidak, kamu akan kesulitan mencapai ranah Petabiban Agung. Racun yang diderita si pemburu kekar itu sangat langka. Jika aku tidak salah tebak, racun tersebut berasal dari Ular Piton Awan Tujuh Warna. Seandainya aku tidak terlebih dahulu mengetahuinya, aku khawatir Rumah Jawara Mabuk akan mengalami masalah karenanya."

Wan Donghai melanjutkan. "Karena aku lebih dahulu mengetahuinya, akhirnya Paviliun Pengobatan Harum-lah yang tidak beruntung. Sebenarnya, menggunakan cara ini untuk mengalahkan Ye Hang tidaklah begitu berarti. Namun, setidaknya kita bisa menekan mereka dari sisi bisnis," Wan Donghai berkata dengan tekad penuh.

Meskipun Wan Donghai mengatakan semua itu, tidak ada sedikitpun kebahagiaan yang terpancar di wajah Wan Dongyang. Orang mungkin mengira jika sudah menjadi Tabib Besar maka akan mudah untuk menentukan langkah selanjutnya menjadi Tabib Agung. Kenyataannya, hal itu sama sulitnya seperti naik ke langit. Seandainya mudah, mungkin sudah banyak Tabib Agung bertebaran di negeri Qin ini.

Perkataan Wan Donghai tidak membawa pengaruh pada Wan Dongyang karena orang ini masih terus bertanya."Kakak, mengapa aku merasa ada sesuatu yang tidak beres? Sebaiknya kita mengirim orang untuk mengecek keadaan."

Wan Donghai merasa khawatir. Jika ia bertindak gegabah, dia akan menarik perhatian Ye Hang. Selain Liu An, ia tidak mengirim siapapun untuk mencari informasi di Paviliun Pengobatan Harum. Jika ada keributan di sana, seharusnya informasi itu pasti sudah sudah sampai di telinganya sejak tadi. Kecuali sesuatu benar-benar terjadi secara tak terduga.

"Baiklah. Kirim seseorang untuk memeriksa apa yang terjadi." Setelah berpikir sejenak, Wan Donghai menyetujui.

Sebenarnya Wan Donghai tidak benar-benar khawatir dengan keadaan Liu An karena Rumah Jawara Mabuk tidak memiliki hubungan apa-apa dengan si pemburu binatang iblis. 

Wan Dongyang hendak menjalankan perintah kakaknya dengan menyuruh seseorang namun terpaksa harus berhenti ketika ada suara ketukan pintu.

"Tuan sesuatu yang besar telah terjadi! Ada orang datang ke sini membuat onar!"

Hua.!

Pintu terbuka dari dalam. Wan Donghai bertanya dengan nada dingin pada penjaga klinik," Siapa dia?"

"Siapa yang berani-beraninya membuat kekacauan? Apa yang kalian semua kerjakan?"

Mendengar bahwa seseorang menyebabkan masalah, amarah Wan Dongyang meledak.

Penjaga klinik dengan wajah menunduk berkata," Sebenarnya mereka tidak membuat onar. Mereka datang untuk mendapatkan pengobatan. "

Melihat aura wajah Wan Donghai berubah, si penjaga klinik cepat-cepat memperbaiki kalimatnya. "Tidak! ehmm.. Tidak! mereka berpura-pura datang berobat untuk menantang kita."

"Siapa mereka? " Kesabaran Wan Donghai hampir habis.

"Dia anak dari keluarga Ye. Putra Ye Hang bernama Ye Yuan." Si penjaga klinik menjawab dengan gemetar.

"Kamu ketakutan karena seorang bocah? Penakut sekali kamu. Apa kamu masih mau kerja di sini?" Mendengar bahwa yang datang hanyalah Ye Yuan, amarah wan Dongyang meledak lagi. Dia sampai ingin menendang si penjaga klinik.

"Sudah! Mari kita pergi keluar untuk lihat apa yang terjadi, " perintah Wan Donghai.

. . . . . .

Wan Donghai, Wan Dongyang dan si penjaga klinik pergi ke ruang tunggu dan mendapati seorang pemuda yang duduk pongah si kursi tunggu. Wan Donghai melotot kepada penjaga klinik, tetapi ia merasa bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk menghukumnya.

Ketika Wan Donghai hendak meladeni Ye Yuan, matanya melihat Liu An yang terkapar di tanah seperti anjing mati. Dia sangat terkejut.

Melihat Wan Donghai muncul, Ye Yuan beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan ke arah Wan Donghai sambil tersenyum kemudian berkata, "Paman Wan, Aku datang tanpa memberitahu terlebih dahulu. Aku harap aku tidak menyinggungmu."

Otot-otot wajah Wan Donghai terlihat tertarik, menandakan kalau dia menahan emosi untuk menampar Ye Yuan dengan sebuah pukulan.

Wan Donghai kemudian memaksakan senyum. "Aku tidak terganggu sama sekali. Adalah sebuah kehormatan karena Ye Yuan sudah sudi datang. Aku tadi berteriak karena tidak tahu siapa yang datang. Lain kali sebaiknya beritahu kami terlebih dahulu, sehingga kami akan terkesan lebih sopan menyambutmu."

Meskipun Wan Donghai tidak menampakan kebenciannya tapi dia menahannya dengan gemeratakan gigi. Dia tidak mau kalah berdebat jadi dia menggertak Ye Yuan terlebih dahulu dengan menyebutnya anak berandalan."

Semua orang tahu bahwa Rumah Jawara Mabuk dan Paviliun Pengobatan Harum adalah musuh. Meski begitu, di permukaan mereka masih saling beramah-tamah. Keduanya adalah pengusaha, jika mereka terlihat bertarung, maka tidak akan ada orang yang berani datang untuk berobat.

Ye Yuan tahu Wan Donghai orang yang berpikiran sempit, namun, ia tersenyum sambil berkata, "Ahh! Aku sangat ingin menolong seseorang jadi aku tidak punya pilihan selain datang kemari. Sejak Lama aku mendengar bahwa ilmu pengobatan Dao Tabib Wan adalah yang nomor satu di negeri ini. Itu sebabnya aku datang kemari untuk menyelamatkan seseorang."

Mendengar apa yang dikatakan Ye Yuan, Wan Donghai berharap dia bisa menghabisi Ye Yuan. Jika hanya ada orang-orang dari Rumah Jawara Mabuk saja yang mendengar, kata-kata itu akan baik-baik saja. Tapi dalam perjalanan ke klinik, Ye Yuan membuat keributan agar orang tahu dia sedang menantang Rumah Jawara Mabuk. Sekarang, saking banyaknya orang berkerumun di lobi klinik ini, keadaannya sangat sesak.

Ye Yuan sengaja mengatakan bahwa Wan Donghai adalah Tabib Agung nomor satu di negeri Qin. Di depan begitu banyak orang. Semua orang tahu bahwa selain Wan Donghai dan Ye Hang, ada banyak Tabib Agung yang bekerja pada keluarga Kaisar di Istana. Jika kata-kata Ye Yuan ini menyebar ke telinga keluarga Kaisar, Wan Donghai bisa celaka.

Jaringan mata-mata keluarga kerajaan ada di mana-mana dan mungkin salah satunya sedang ikut berada dalam kerumunan ini.

Saat ini, Wan Donghai merasa tidak nyaman seolah-olah dia habis memakan lalat. Namun, dia harus tersenyum dan menyapa Ye Yuan, "Apa yang kamu katakan Ye Yuan? Bagaimana mungkin aku adalah yang nomor satu di negeri Qin? Setidaknya ada ayahmu dan juga para tabib Dao di Istana yang kemampuannya juga sama hebat. Aku heran kenapa kamu datang ke klinikku untuk mencari bantuan medis. Bukankah ayahmu juga ahli? Mengapa tidak kamu menemui ayahmu saja dari pada datang ke Rumah Jawara Mabuk?"

Ye Yuan tersenyum dan berkata, "Ini hanya masalah kebijaksanaan. Pertama, Rumah Jawara Mabuk telah terkenal sebagai yang nomor satu di ibu kota Qin. Kedua, tempat ini jauh lebih dekat."

Ketika Ye Yuan bicara, dia menunjuk ke arah Liu An yang tampak seperti anjing mati. Dengan wajah penuh kebajikan, dia melanjutkan," Aku bertemu dengan orang ini di jalan dalam keadaan parah. Karena sepertinya langit telah bermurah kepada semua mahluk, aku tergerak juga untuk membawanya ke Rumah Jawara Mabuk untuk mencari bantuan medis. Beberapa tabib yang telah memeriksanya tidak bisa menyembuhkan orang ini. Jadi…sebagai klinik nomor satu di ibu kota..."

Wan Donghai sadar kalau tidak akan ada keuntungannya dengan meladeni Ye Yuan.

Ada yang tidak beres. Kemarin Wan Yuan bilang bahwa dia telah meracuni Ye Yuan sampai mati. Lalu, kenapa dia masih hidup dan membuat onar di Rumah Jawara Mabuk?

Jika Ye Yuan mencari masalah dengan seseorang, Wan Donghai tidak akan peduli. Tetapi, sekarang dia membawa Liu An. Ini membuat Wan Donghai berpikir keras tentang hal-hal aneh yang terjadi dengan Ye Yuan.

Segalanya akan baik-baik saja jika Wan Donghai bisa menyembuhkan Liu An. Tapi seandainya Liu An justru tidak bisa sembuh, Liu An kemungkinan akan menghianati Rumah Jawara Mabuk. Identitas Liu An sebagai mata-mata klinik ini, tidak boleh terungkap ke publik. Selain para tabib, banyak para pemburu binatang iblis di kliniknya. Sekali identitas Liu An terbongkar, ini akan benar-benar menjadi pukulan besar bagi Rumah Jawara Mabuk.

Dan lagi, ada apa dengan Liu An? Dia kelihatan baik-baik saja setelah keluar dari Paviliun Pengobatan Harum. Dia hanya memilki beberapa luka dalam, mengapa sekarang dia terlihat seperti seekor anjing mati?

Dengan pencapaian Wan Donghai dalam ilmu pengobatan Dao, sekilas dia bisa tahu bahwa Liu An terkena racun. Tapi racun jenis apa yang Liu An minum sehingga membuat banyak para tabib tidak mampu menyembuhkannya? Sampai-sampai si penjaga klinik memanggil Wan Donghai keluar.

Pada saat itu, Wan Donghai memikirkan segala sesuatu yang telah terjadi dan menyadari ada hal yang tidak biasa. Jika tidak segera ditangani, kejadian ini akan menyebabkan masalah yang besar untuk Rumah Jawara Mabuk.