Chereads / Nirwana Monster / Chapter 31 - Monster Putih Kecil

Chapter 31 - Monster Putih Kecil

Ia duduk kembali di bahu Tyrant dan berbalik arah. Lin Huang baru menyadari bahwa si Gemuk menghilang.

"Apa yang dilakukan oleh si Gemuk? Jangan bilang ia mencariku."

Jejak kaki telah hilang tertimbun pasir. Hampir tidak mungkin untuk melacak kemana si Gemuk menghilang. Lin Huang menoleh ke arah Cacing Zombi.

Lin Huang mengarahkan Monster Pasir kembali ke bukit pasir. Kemudian naik ke puncak bukit pasir, dijulurkan kepalanya ke arah Cacing Zombi yang sudah tak lagi di sana, begitupun si Gemuk tak terlihat keberadaannya.

"Cacing Zombi menghilang..." Lin Huang mengerutkan kening. Ia tidak tahu apa yang terjadi. "Tidak mungkin bagi si Gemuk untuk tiba di sini dalam 10 menit. Mungkin ia melarikan diri ke tempat lain."

Lin Huang memanggil Tyrant lagi dan mereka mencari ke sekeliling. Namun, ia tetap tak menemukan si Gemuk hingga akhirnya, ia menyerah.

Tyrant dan Lin Huang meneruskan berjalan ke utara. Hati Lin Huang tak tenang, khawatir memikirkan kemungkinan si Gemuk telah mati dan tubuhnya tidak akan pernah ditemukan.

Beberapa jam kemudian, mereka bertemu dengan beberapa monster selama perjalanan ke utara. Namun dengan kekuatannya, Tyrant mampu mengalahkan mereka semua hingga akhirnya mereka tiba di kaki Gunung Salju sebelum matahari terbenam.

Lin Huang mendirikan tendanya, mencoba beristirahat dengan duduk di tanah berpasir. Ia bersandar di batu besar dan mengambil beberapa daging kering untuk dimakan dari ruang penyimpanan.

Si Gemuk telah memasak daging asap itu saat barbekyu beberapa malam sebelumnya dan ia bersikeras Lin Huang harus membawa sebagian untuk perjalanan, karena akan tidak nyaman untuk memasak di dekat gunung es begitu mereka mulai mendaki.

Lin Huang kemudian makan daging kering dan minum air putih untuk makan malam. Malam pun tiba, langit berubah menjadi gelap. Langit dipenuhi oleh bintang. Tiba-tiba, ketika menatap langit, Lin Huang menyaksikan hujan meteor. Ia teringat kiasan "Setiap orang memiliki bintang yang mewakili kehidupan mereka. Ketika jatuh, mereka mati. Mereka akan menjadi meteor dan bersinar untuk terakhir kalinya."

"Gemuk, jika memang kau tidak lagi bersama kami, jika nanti aku menjadi orang yang lebih kuat, aku akan membalas dendam pada semua monster di padang pasir ini karena telah membunuhmu," begitu Lin Huang menyelesaikan kalimatnya, ia menuangkan air putih dari botol ke tanah di depannya sebagai persembahan.

"Saat ini kita minum air putih dulu. Aku akan membelikanmu minuman keras setelah ujian penilaian selesai."

Lin Huang kemudian melihat ke atas dan melihat meteor lain melewati langit. Saat meteor memudar ke awan, Lin Huang memanggil Tyrant untuk berjaga-jaga di samping tendanya. Kemudian, ia masuk ke tenda untuk pergi tidur.

"Aku butuh istirahat malam ini untuk memulihkan tubuhku. Besok pagi pendakian akan dimulai," Lin Huang tidur tanpa melepas pakaian dan sepatunya.

Malam itu, menjadi malam yang damai untuknya.

Ketika Lin Huang terbangun, waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia membersihkan diri dan mempersiapkan diri untuk perjalanan berikutnya.

Di kaki Gunung Salju, lerengnya terasa landai. Tanahnya tidak tertutup lapisan salju yang tebal. Tyrant membawa Lin Huang sehingga ia bisa menyimpan tenaganya untuk nanti.

"Jangan khawatir, tak perlu terburu-buru."

Tubuh Tyrant bukanlah tubuh pendaki gunung. Lin Huang hanya bisa menungganginya saat berada di medan datar. Ketika bukit semakin curam dengan area yang tertutup salju, berat badan Tyrant menyebabkan gunung retak.

Tyrant membawa Lin Huang dan berjalan kurang dari satu jam sebelum mencapai ketinggian 3000m di atas permukaan laut. Jika mereka naik lebih jauh ke atas, mereka akan mencapai daerah yang tertutup salju.

Lin Hung kemudian memanggil Bai dan Tyrant dikembalikan ke bentuk kartu.

Bai yang memiliki rambut berwarna perak, sudah menunggu dengan sabar untuk perintah selanjutnya.

"Mari kita mendaki bersama. Jika aku terjebak, bantulah aku saat melalui bagian-bagian yang sulit," Lin Huang tahu bahwa mendaki Gunung Salju adalah tugas terberat dalam penilaian ini.

Gunung Salju tingginya mencapai 6.000m di atas permukaan laut di titik terendahnya. Sementara puncak gunungnya setinggi 12.000m di atas permukaan laut.

Rute yang ditetapkan oleh Asosiasi Pemburu adalah rute yang mengarah ke salah satu puncak utama Gunung Salju. Tingginya sekitar 8.000m di atas permukaan laut.

Lin Huang tidak pernah mendaki Gunung Salju sebelumnya. Ini adalah tantangan besar baginya dan yang memperparah adalah ia satu-satunya kandidat yang belum mencapai kekuatan tingkat besi, dalam segi apapun, baik kemampuan fisik ataupun stamina, ia pasti lebih lemah daripada yang lain.

Jika ia tidak mendapatkan Kekuatan Keahlian pasif dua kali dalam fisiknya, Lin Huang tidak akan sepercaya diri ini untuk melewati tahap ujian penilaian.

Lin Huang sedang mempertimbangkan untuk mengubah Bai agar memiliki Kekuatan Darahnya sehingga bisa membantu menariknya ke atas. Namun, pada akhirnya ia memilih untuk melakukannya sendiri dan meyakini bahwa tantangan ini baik untuk melatih kekuatannya sendiri.

Setelah menerima instruksi Lin Huang, Bai mengangguk. Bai membalikkan tubuhnya menuju ke dinding batu yang tertutup salju dan menggunakan tangan telanjang untuk memanjatnya. Pada awal perjalanan, tampaknya mudah untuk dilakukan karena tingginya hanya dua meter. Lin Huang mengenakan sarung tangannya dan mengikuti di belakang Bai.

Bai adalah pendaki yang cepat, tapi tidak dengan Lin Huang. Bai harus selalu menunggu Lin Huang setiap dua meter. Lin Huang berpikir bahwa lebih mudah untuk mendaki di belakang Bai, karena ia akan meninggalkan jejak untuk diikutinya. Keduanya memiliki ukuran tubuh yang sama sehingga di mana saja Bai memanjat, Lin Huang juga bisa melakukannya.

Di sore harinya Lin Huang dan Bai hanya berhasil memanjat sekitar 600m sebelum akhirnya berhenti.

Jika mereka berada di tanah datar, mungkin sudah mencapai lokasi hanya dalam waktu kurang dari 10 menit dengan kecepatan berjalan yang konsisten. Tetapi sayangnya, keduanya menghabiskan lebih dari lima jam untuk mencapai ketinggian ini.

Lin Huang sudah kelelahan, "Mari kita cari tempat beristirahat untuk memulihkan tubuh kita," sarannya.

Bai mengangguk dan berubah. Sayap-sayapnya yang memiliki Kekuatan Darah berubah menjadi pedang tajam, memotong dinding-dinding batu ketika ia menggores permukaannya. Memotong batu yang memiliki panjang dua meter dan lebar dua meter. Pedang Kekuatan Darah terus menembus dan dalam prosesnya, pedang tersebut menembus dinding batu dengan lapisan es di atasnya sebelum akhirnya mereka berdua bisa masuk berlindung ke dalam lubang.

Lubang yang dibuat Bai cukup dalam, sekitar 10 meter.

Angin di luar lubang tersebut berhembus semakin kencang. Untungnya, berada di dalam lubang membuat tubuh mereka terlindung dari angin dan tetap hangat.

Lin Huang duduk bersandar ke dinding. Ia kemudian makan daging kering sisa makan siang tadi.

Tadinya ia akan berbagi dengan Bai, tapi kemudian ia ingat bahwa vampir hanya meminum darah.

Ia makan sepotong daging kering dan meminum air. Setelah cukup istirahat, ia memberi Bai sinyal, melambaikan tangan menandakan sudah waktunya bagi mereka berdua untuk berangkat lagi.

Bai memimpin perjalanan dan mereka bersama-sama mendaki 700 meter dalam waktu lima jam. Kali ini, mereka tiba di tempat yang lebih aman dibandingkan dengan fase pertama perjalanan pendakian mereka.

Ia melihat ke langit. Meskipun matahari belum terbenam, Lin Huang memilih untuk menghentikan perjalanan. Mereka mendirikan tenda, mempersiapkan agar bisa beristirahat dengan baik sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan keesokan paginya. Saat ini mereka telah berada di ketinggian sekitar 4800 meter di atas permukaan laut.

Setelah tenda didirikan, ia menyalakan api untuk memasak makan malam. Langit semakin gelap dan nyala api semakin terang. Lin Huang tidak memungkiri kalau ia merindukan keahlian memasak si Gemuk saat mencium bau daging mentah.

Akhirnya, sop yang mendidih di dalam panci menandakan bahwa masakannya telah matang. Setelah beberapa jam, aroma daging matang menyeruak menandakan waktunya makan.

Ia menggunakan sendok untuk meraup daging dari panci ke piring. Setelah beberapa gigitan daging, tiba-tiba Bai muncul dengan monster kecil berbulu putih di telapak tangannya...