Tahap akhir dari Pertempuran Akademi Magore untuk Cawan Suci akan segera dimulai.
Kali ini, kompetisi tersebut menarik perhatian banyak orang dari Menara Tiga Cincin.
Lagipula, ini periode awal penerimaan murid baru, jadi banyak bangsawan dari selatan yang hadir di acara itu. Dan cerita pembunuhan oleh Marvin di Akademi Magore, dan tentang apa yang terjadi di Aula Penengah, telah tersebar beritanya ke orang-orang Menara Tiga Cincin.
Mendengar Marvin yang ikut berpartisipasi membantu adiknya, semua orang menjadi tertarik untuk hadir.
Lembah Sungai Putih adalah tempat yang kurang dikenal. Sebuah pedesaan terpencil yang diwakili oleh dua bersaudara?
Banyak orang yang tidak menduga ini.
Untuk inilah, rasa penasaran banyak orang timbul. Dame Hathaway menunjukkan wajahnya, menambah misteri terhadap Marvin.
Nampaknya kemunculan tuan muda ini kurang penting.
Dan lawan mereka, Tuan Muda White dari klan Unicorn, tidak mengalami hambatan dalam menempuh ke putaran final.
Kebanyakan orang tidak menyangka White akan menang.
Lagipula, dalam kontes antar penyihir, hanya Marvin seorang yang tidak dapat merubah apapun.
Dan meski adik Marvin, Wayne, sangat bertalenta, dia belum sepenuhnya pulih dari kutukannya. Kemampuan mantranya masih sangat amat lemah.
Wayne tidak bisa berbuat apa-apa pada pertandingan ini, bahkan menjadi beban untuk Marvin.
Memaksakan untuk mengikuti kompetisi ini membuat banyak orang kebingungan.
Meskipun, untuk banyak orang, menonton pertandingan ini hanyalah untuk hiburan.
Mereka ingin melihat Tuan Marvin, yang hadir di Menara Tiga Cincin dan menjadi pusat perhatian semua orang. Mereka ingin melihat kemampuan Marvin yang sebenarnya!
Maka, pada hari pertandingan, penonton beramai-ramai memenuhi tempat duduk lapangan latihan sihir, Menara Abu.
...
"Ini rencanamu? Satu lawan dua?"
Dalam ruang pemain, Hanzer melihat Marvin dengan gelisah, sembari mendengar rencana Marvin.
Dia tidak khawatir dengan Wayne, karena menurut rencana Marvin, Wayne tidak akan naik keatas.
Meskipun dia akan bertarung sebagai pengikut Wayne, dia tidak berpikir sedikitpun untuk memunculkan Wayne diatas panggung.
Dia akan bertarung sendirian kali ini.
Marvin yakin sekali.
Mungkin jika lapangannya normal, Marvin akan mengalami kesulitan. Namun jika lapangannya hutan belantara, Marvin sangat percaya diri.
Ranger level 5, dengan pangkat Penguasa Malam. Mungkin akan memberi pelajaran pada dua orang ranking 1, meskipun salah satunya seorang penyihir.
"White adalah penyihir level 5, pengikutnya pun penjaga tingkat 5. Kau tidak akan mampu menyentuh mereka!"
Hanzer menggeleng kepalanya."Meskipun medannya kompleks sekalipun, White pasti sudah mempersiapkan sesuatu sebelumnya, dan mantra pendeteksi sangat ampuh melawan kelasmu."
"Aku akan menanti peluang."
Marvin juga tahu seorang penjaga dan penyihir merupakan kombinasi yang menyulitkan.
Tameng tangguh dan tembakan tangguh merupakan strategi yang tidak terkalahkan.
Namun bagaimana kita bisa tahu hasilnya sebelum mencoba?
...
Sepuluh menit kemudian, kompetisi pun dimulai. Dengan aba-aba dari panitia, Marvin melaju ke tempat kontestan sendirian.
Wayne berdiri di belakang tempat kontestan. Ada sedikit kecemasan di matanya, tetapi ia masih percaya pada Marvin.
Karena kakaknya cukup percaya diri, Wayne harus mempercayainya juga.
Kakaknya sebelumnya menyatakan bahwa satu-satunya yang harus ia lakukan adalah lekas sembuh.
Jika Marvin memenangkan putaran ini, ia akan sembuh untuk putaran selanjutnya memperebutkan Cawan Suci. Dengan ini, Wayne dapat bertarung melawan lawan-lawan kuat dari Akademi lainnya.
Lagipula, Pertempuran Cawan Suci memiliki medan gunung bersalju, tidak seperti hutan dimana merupakan medan favorit Marvin.
...
Marvin berjalan ke tempat kontestan melalui pintu geser.
Didepannya terdapat hutan yang luas.
Kemudian, di depannya terdapat gulungan kertas diatas sebuah batu.
Isinya tentang peraturan tentang putaran pertandingan.
Peraturannya sederhana. Kedua kontestan dimulai dari sisi saling berlawanan, Utara dan Selatan. Cawan Suci emas diletakkan di tengah-tengah hutan. Cawan dapat ditemukan menggunakan peta yang telah dibagikan.
Untuk memenangkannya, hanya perlu mencapai Cawan Suci dan sampai di lokasi yang telah ditentukan.
Lokasinya berada di ujung barat dari hutan itu.
Kedua gulungan itu memiliki peta hutan tersebut. Titik merah di peta menunjukkan lokasi Cawan Suci.
Jika seseorang mengambil dan membawa Cawan Suci, mereka akan terlihat dari peta.
'Nampaknya sisiku lebih dekat...'
'Seorang penjaga larinya tidak akan cepat. Bahkan dengan skill kecepatan, dia tetap tidak akan lebih cepat dariku, begitu pula dengan penyihir. Mereka seharusnya tahu hal ini.'
'Maka, mereka mungkin akan melepas Cawan Sucinya dan menunggu di sekitar lokasi,' Marvin dengan tenang menganalisa.
Sebuah rencana yang baik. Marvin adalah seorang ranger, jadi kecepatannya akan sangat cepat di tengah hutan.
Tetapi jika mereka menunggu di titik itu, Marvin akan kesulitan untuk membawa Cawan Sucinya selagi bertarung dengan dua orang.
Butuh diletakkan pada sebuah lingkaran kecil.
'Untukku pribadi, aku akan mengambil cawan itu terlebih dahulu kemudian beristirahat setelahnya.'
Marvin tidak ragu lagi dan mengembalikan gulungan itu, kemudian ia lari menerjang dalamnya hutan.
...
"Aku menyadari kita tidak akan secepat dia."
"Menurut informasi, lawan kita adalah ranger tingkat 5. Mereka mungkin akan berpencar, sang ranger akan mengambil Cawan Suci terlebih dahulu sedangkan Wayne akan menentukan lokasinya."
Di sisi lain, White berkutat selagi melihat gulungan itu.
Seorang yang tinggi berdiri di belakangnya, memakai pelindung tubuh dan memegang tameng raksasa.
Dia adalah penjaga level 5. Tidak memiliki serangan yang kuat namun pertahanan yang luar biasa. Katanya, penjaga adalah musuh terberat ranger.
Seorang pencuri biasa yang mencoba untuk merobek tameng penjaga adalah orang gila!
Bahkan bagi ranger dengan serangan terkeras pun akan kesulitan.
Bahkan dengan sayatan belati lengkung Marvin tidak akan mampu menghancurkan pelindung besi lainnya.
"Kita akan menentukan lokasinya terlebih dahulu kemudian menunggu mereka!" suruh White.
Dia segera menggunakan lekas pada penjaga dan dirinya, segera berlari ke arah barat.
...
Bayang-bayang bergerak di antara pepohonan.
Gerak Marvin bak ikan di dalam air. Pandangannya juga bertambah. Meskipun tambahannya tidak banyak dan tergantung dari situasi, Marvin masih merasakan dirinya bertambah tajam.
Di hutan ini, tidak hanya dua orang yang menjadi lawan dari Marvin.
Masih ada juga monster dan hewan buas. Meskipun begitu, kebanyakan masih ranking 1.
Kemampuan ranger dapat membantunya menghindar dari semua serangan monster.
Di tengah perjalanan, dia berhasil menghindari tiga monster sekuat dirinya. Marvin tidak mungkin melakukan ini di gunung bersalju.
'Lokasi Cawan Suci berada di depan.'
Setelah berayun pada pohon pinus, daerah di depan matanya ternyata adalah dataran terbuka yang luas.
Panggung batu besar terletak di tengah lapangan itu.
Marvin menajamkan matanya. Ia memeriksa tempat itu dan tidak ada jebakan.
'Nampaknya tidak ada apa-apa di utara.'
'Nampaknya mereka benar-benar menunggu aku di lokasi itu.'
Marvin mengambil cawan dan menyimpan di kantongnya. Bentuknya seperti cangkir emas, kecil seperti lonceng.
Dia memperhatikan sekitarnya, kemudian tersenyum.
'Menanti peluang?'
'Kita lihat siapa yang lebih sabar.'
Sebuah rencana brilian tersirat di kepala Marvin!
...
"Cawan Sucinya mulai bergerak, Tuan!"
"Gerakannya sangat cepat, tetapi kita dapat menyusulnya ke lokasi yang telah ditentukan terlebih dahulu," Lapor sang penjaga.
"Bagus, kita mulai menyusul!" White berkata.
Kemudian, penjaga yang melihat peta sebentar berteriak, "Tuan! Tunggu!"
"Cawannya berhenti bergerak!"
"Apa?" White terkejut. Mereka sudah membagi tugas. White harus memakai mantra deteksi terus menerus. Untungnya, dia membawa alat pendeteksi khusus.
Sang penjaga bertugas mengawasi peta.
"Lihat." Sang penjaga menunjuk peta. "Tiba-tiba ia berhenti bergerak."
"Berdasarkan peta, dia tidak jauh dari kita!"
'Uh?' White kebingungan
Ia merasa ada yang ganjil.
Namun seharusnya lawannya tidak dapat mengetahui lokasinya bukan?
Sedekat ini, merupakan peluang!
"Mungkin dia sedang beristirahat."
"Baiknya, kita pergi dan lihat!"
Kata White dengan tegas.