Anak raja kota utara Toshiroya memiliki rencana rahasia terhadap Lembah Sungai Putih.
Kabar baiknya adalah, dia sedang memberhentikan rencana tersebut.
Dengan informasi yang bercampur dari Amber dan Marvin, seharusnya dugaan mereka cukup kuat.
Sebagai mantan legenda, Marvin mengerti sejarah dari permainan ini, baik itu pengumuman tentang acara, atau petunjuk dari para pemain yang menjalankan misi. Semuanya diingat oleh Marvin.
Di "Benua Feinan", orang-orang yang bergabung pada "generasi emas", tergabung sekitar enam bulan setelah Bencana Besar.
Namun masih ada enam bulan hingga Bencana selanjutnya datang. Jika bukan karena Marvin, mereka semua tidak akan kenal dengan dunia permainan yang dikenal sekarang.
Namun mereka tidak sepeduli Marvin yang mengingat pentingnya informasi ini.
'Jika aku tidak salah ingat, Raja Kota Tepi Sungai adalah penyihir kelas 3. Dia telah belajar sihir selama bertahun-tahun, sehingga ia punya wakil sekarang.'
'Hasilnya, pejabat Kota Tepi Sungai banyak yang tidak benar. Mereka kurang pengawasan dan pengaturan.'
'Namun dalam sebentar saja, setelah wabah racun hitam manis merebak, Raja Kota Tepi Sungai keluar dan mengalahkan utusan dewa tulah dan menyucikan balai kota mereka."
Marvin mengingatnya dengan baik.
Jika Marvin benar, kemungkinan besar rencana Toshiroya adalah seperti itu.
Toshiroya merupakan rekan yang baik dengan pejabat-pejabat disana, karena ia kenal dengan wakil raja. Namun masalahnya apa?
Pada akhirnya, Kota Tepi Sungai bukanlah wilayahnya!
Raja kota yang sebenarnya mungkin sudah keluar, maka dari itu ia sangat pusing sekali.
Di sisi lain, Marvin bernafas lega.
Dalam jangka pendek, paling tidak, Lembah Sungai Putih tidak akan mengalami masalah.
Saat ini merupakan saat yang paling menentukan untuk memanen. Panen tahun ini sangatlah penting. Lembah Sungai Putih baru saja melewati serangan gnoll, jadi kemungkinan sangat sulit untuk menerima masalah lagi.
"Terus awasi. Kalau kamu menemukan hal mencurigakan terhadap Lembah Sungai Putih, laporkan ke Anna segera!" kata Marvin.
"Baik, Tuan."
Setelah menerima pesan itu, Amber menghilang.
Dan Marvin tidak berdiam diri saja. Dia meninggalkan Kota Tepi Sungai malam itu.
Mengikuti rencana awalnya, Marvin malam itu tidak melewati jalan utama, tetapi melalui jalan tikus.
Dia akan membuang waktunya jika melalui jalan utama. Karena itu Marvin segera melewati jalan pintas!
Tentu, setelah krisis ini, dia akan menerima keuntungan yang banyak.
...
Ada dua area pegunungan di utara Kota Tepi Sungai.
Di daerah barat laut, banyak sekali penjahat di daerah Bukit Sunyi. Marvin sebelumnya pernah kesana untuk memberikan persembahan jari mayat hidup. Dia menerima tambahan 1 poin ketangkasan, begitu juga dengan teman-temannya.
Di bagian timur laut terdapat daerah ahli nujum, Bukit Keputusasaan.
Jalan utamanya kebetulan melewati kedua bukit itu. Melingkar ke arah barat laut dan melewati [Cakar Gagak], kemudian melingkar ke arah timur laut.
Kurang lebih jalan itu berbentuk seperti huruf Z.
Masalah sebenarnya adalah kekuatan dari ahli nujum.
Beberapa tahun lalu ada kerjaan yang bernama Kerjaan Kematian yang merubah lingkungan yang asri ini menjadi kelam. Bahkan Raja Kota Tepi Sungai pun berhati-hati jika ingin kesini.
Raja legendaris tertidur disitu, dan ada juga Penyihir Roh Agung kelas 3 yang mengawasi. Ada juga yang berkata ada mayat hidup, setan tengkorak, dan sebagainya.
Orang biasa tidak akan mungkin pergi ke Bukit Keputusasaan. Bahkan mereka tidak bisa masuk kesana.
Ahli nujum melihat Bukit Keputusasaan sebagai wilayah mereka, sehingga mereka meletakkan pembatas pada bagian utara dan selatannya sehingga tidak bisa dimasuki orang sembarangan.
Lembah Berhantu terletak di daerah selatan pembatas itu.
Setelah berjalan beberapa lama, Marvin akhirnya sampai di Lembah Berhantu!
...
[Anda menemukan Lembah Berhantu – Pengetahuan +1]
[Pengetahuan – Geografi (Lembah Berhantu)]: Pembatas selatan daerah ahli nujum. Orang hidup tidak diperbolehkan masuk!
Saat subuh, Marvin berdiri di depan Lembah Berhantu. Angin bertiup kencang, membuat Marvin dan 9 konstitusi lainnya merasa kurang nyaman.
Namun ia tidak takut untuk masuk!
Sepuluh langkah ke dalam, sebuah ukiran batu berhiaskan kata-kata berwarna merah muncul.
[Orang hidup dilarang masuk!]
Ini adalah tempat orang mati!
Orang yang bukan ahli nujum tak boleh masuk.
Marvin adalah seorang ranger. Dia tidak bisa begitu saja masuk. Jika dia memaksa, maka penjaga yang ada akan segera membunuhnya!
Di belakang ukiran itu terdapat lorong berkabut. Jika ada yang mencoba menerobosnya, maka mereka akan dimakan oleh monster yang ada disana.
Marvin berdiri dan mengetuk kata-kata merah itu.
Ia mengetuknya dengan pola tertentu. Tiga ketukan lembut, dan satu ketukan keras.
Dia mengulanginya sebanyak tiga kali, kemudian, suara teriakan terdengar di telinganya!
"Sial! Ujian ketakutan lagi!"
Marvin menutup telinganya dan bergumam.
Dengan lencana bunganya, dia seharusnya tidak terpengaruh oleh teriakan itu.
[Ujian berhasil! Ketakutan tidak berpengaruh!]
Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya hadiah dari wanita tanpa kepala itu. Tanpa lencana bunga, Marvin pasti akan ragu untuk pergi ke Bukit Keputusasaan.
Dengan alat tersebut, Marvin merasa percaya diri untuk melewatinya.
...
Meskipun jurus ketakutannya tidak mempan, suara hantu itu masih tajam terdengar, menggetarkan sedikit hati Marvin.
Hantu tersebut ternyata adalah wanita yang lumayan cantik. Namun sepertinya terlihat kurang pintar.
Karena ia senantiasa berteriak, hewan sejauh 5 kilometer darinya akan terbangun.
"Diam!" Marvin berteriak.
"Cepat buka pintunya!"
Hantu wanita itu segera terbang ke arah Marvin, dan berteriak, "Orang biasa tidak boleh masuk! Orang hidup tidak boleh masuk ke dalam!"
"Aku bukan orang biasa!" bantah Marvin.
Marvin mengeluarkan buku Heiss dari kantung ajaibnya!
Buku Heiss adalah buku mantra yang ia dapat dari pencuri makam dan ahli nujum amatir!
Di buku tersebut terdapat identitas pemiliknya, yang dapat membolehkan Marvin ke dalam Bukit Keputusasaan!
"Ternyata karena si pencuri makam itu!" kata hantu.
Hantu wanita itu memang kurang pandai, namun ia mengenali identitas pemilik buku itu. Marvin pun sedikit cemas.
Kemudian, hantu itu menarik ukiran batu dan terbukalah sebuah jalan masuk.
"Kenapa kamu terlihat berbeda? Kamu pasti memakai teknik agar terlihat lebih tampan kan!"
"Cepat masuk! Pencuri makam bodoh!"
Marvin pun tertegun. Hantu wanita itu dapat dikelabui olehnya. Kemudian ia masuk.
...
Angin bertiup kencang.
Langit gelap, hamparan bukit yang gelap, tulang dimana-mana, jeritan terdengar dari segala arah.
'Adakah orang yang benar-benar tinggal disini?'
Marvin berjalan di Bukit Keputusasaan, dia memandang rendah orang-orang yang ada disitu.
Setiap saat, jeritan hantu terdengar, kadang keras kadang sayup. Mematikan perasaan hati. 'Apakah ada yang bisa tidur di tempat ini?'
Ahli-ahli nujum itu berani juga...
Sekumpulan kelelawar beterbangan di langit. Mereka mengitari Marvin yang berdiri tegap.
Kebanyakan roh kehilangan kepandaiannya karena energi negatif disini, membuat mereka mudah dikelabui.
Namun berbeda halnya dengan ahli-ahli nujum. Mereka cukup pandai.
Marvin pasti akan menghindari bertemu dengan ahli nujum.
Apalagi jika tingkatan mereka tinggi, Marvin pasti akan kalah.
Tetapi teritori ini cukup luas. Ahli nujum biasanya merupakan kutu buku. Mereka masuk peti atau meneliti di pekuburan selama sepuluh hari hingga lima belas hari dan jarang keluar.
Jadi kondisi Marvin masih relatif aman.
'Dari Lembah Berhantu sampai utara Lembah Tengkorak, waktu tempuhnya sekitar 10 jam.'
'Melewati Lembah Keputusasaan, kemudian hutan cahaya bulan di utara, hingga naik balon udara ke arah menara tiga cincin.'
'Selama tidak ada masalah melalui jalan ini, sisanya akan lancar!'
Marvin berpikir untuk berjalan secara konstan.
Dengan begitu, stamina yang dibutuhkan akan bisa di hemat olehnya. Konstitusi Marvin hanya rata-rata, sehingga staminanya biasa saja, sehingga ia harus berhemat.
Marvin mengikuti jalan yang ia ingat selama enam jam, tidak ada rintangan sejauh ini.
Sampai akhirnya ia sampai pada sebuah pohon belalang besar.
Ada yang aneh pada pohon ini.
Marvin berhenti.
Pada saat itu, seseorang melompat dari pohon itu!
Remaja itu terlihat pucat. Remaja itu berkata kepada Marvin, "Bencana telah datang! Pergi! Menjauh!"
Beberapa saat kemudian, suara gemuruh terdengar dari belakang Marvin!
Wajah Marvin berubah seketika. Dia berkata, "Sialan!"
"Apakah ini kebangkitan hantu?"
Remaja itu mengangguk. "Ya, aku tak sengaja..."
"Lari!" Marvin tak mengeluarkan kata-kata lagi dan segera berlari!