Han Sen merasa seolah-olah dia diganggu oleh dua elit legendaris. Hidupnya tergantung pada seutas benang.
Kecepatan arwah itu sangat tinggi, mungkin dia berteleportasi. Digabungkan dengan senjata hantu berlapis baja, pedang agung yang tak terkalahkan, Han Sen hanya bisa menghindar, menghindar, dan menghindar lagi.
Han Sen menggunakan gerakan Dongxuan semaksimal mungkin, dan dengan bantuan Aura Dongxuan, dia mampu memprediksi pergerakan kedua penyerangnya. Dengan demikian, Han Sen tetap mampu selangkah lebih maju dari penyerangnya.
Itu tidak mudah, namun, tekanan dari lawannya terus meningkat. Satu kesalahan langkah kecil akan berakibat fatal.
Tapi Han Sen tetap berusaha untuk fokus. Dia tidak bisa terganggu, dan semua pikiran kosong dikeluarkan dari benaknya. PIkirannya harus jernih agar dapat merasakan dan memprediksi dengan tepat apa tindakan berikutnya yang akan dilakukan musuhnya.