Diselubungi oleh cahaya suci yang terang, pasukan para makhluk pun menghentikan langkah mereka. Mereka hanya berdiri di sana, menyaksikan badak itu kembali bangkit seperti matahari.
Meskipun cahaya itu menyilaukan, cahaya itu tidak menyakitkan mata saat dilihat. Cahaya itu hangat dan bersahabat. Saat Han Sen menyaksikan api itu, tulang-tulang badak itu runtuh seperti kelopak bunga.
Saat tulang-tulang itu tersayat, binatang itu menjadi lebih kecil dan cahayanya bertambah terang. Tulang-tulang yang masih tersisa bersinar bagaikan batu permata.
Badak yang awalnya sebesar gunung kini mengecil karena tulangnya terkikis menjadi debu. Tidak lama sampai ukuran tubuhnya sama besarnya dengan badak bumi rata-rata. Tulangnya telah dimurnikan menjadi kristal yang transparan, melalui kikisan cahaya suci.