Ketika Han Sen berada jauh di kaki gunung, dentang lonceng tidak sekuat yang dia dengar saat sekarang ini. Karena dia berada sangat dekat dengan lonceng itu, setiap dentangan lonceng seperti petir yang menyentak tubuhnya dan membuat dia muntah darah.
Dong! Dong! Dong!
Lonceng biru terus berdentang, dan Han Sen terus menggeliat, memuntahkan darah. Dia menggunakan Kitab Dongxuan, untuk melawan kerusakan yang disebabkan oleh dentangan lonceng yang kencang. Meskipun Kitab Dongxuan sangat kuat, itu tidak cukup membantu melawan kebisingan. Energi di dalam diri Han Sen menjadi kacau, dan kekacauan itu merasuki setiap pembuluh darah yang mengalir di sekujur tubuhnya. Vena hijau, khususnya, mulai mengembang di tubuhnya, tampak akan pecah.
Beberapa pembuluh darahnya yang lebih kecil sudah pecah, membuat kulitnya merah. Itu adalah pemandangan yang menakutkan.