Annie menonton rekaman itu sebentar, dan sikapnya berubah. Dia tidak terlalu peduli dengan kekuatan atau kecepatannya, tetapi dia terkejut ketika mengamati kemampuannya.
Dia melihat tangan kiri Han Sen memegang pedang perak tipis. Gayanya cukup ringan, dan setiap tebasan mengingatkan pada ular beracun yang melompat keluar dari gua untuk menyerang. Lengannya berayun-ayun dari berbagai sudut liar, dan mustahil untuk menebak di mana dia akan berayun atau menebas berikutnya.
Di tangan kanannya, dia memegang pedang tembaga ungu, dan gayanya sangat bebas dan lebar. Kekuatan setiap ayunan membawa kekuatan gunung.
Ketukan dan ritme dari setiap keahlian pedang berbeda, dan mereka tidak saling mengikuti. Jika Annie melihat dua keahlian ini secara individual, dia tidak akan terlalu heran.
Namun kenyataannya mereka diperankan secara bersamaan, oleh orang yang sama, inilah yang membuatnya kagum.