Dalam pikiran Han Sen, batu arwah yang terlihat seperti sekeping es yang didekorasi dengan banyak pola misterius yang mengambang. Di tengah-tengah, ada dua kata yang aneh "Perayu Salju" tercetak. Walaupun Han Sen tidak mengenal bahasanya, dia sedikit banyak mengetahui maksud kata-kata tersebut.
Han Sen memanggil arwah, dan batu tiba-tiba terbang keluar dari pikirannya, berubah menjadi sebuah sosok.
Perayu Salju, bunuh mahkluk-mahkluk mutan tersebut, pikir Han Sen. Perayu Salju langsung menaikkan tombak esnya dan bergerak menuju mahkluk-mahkluk mutan.
Awalnya, mahkluk-mahkluk dalam penampungan arwah mengikuti perintah Perayu Salju, tidak merasa takut dan teratur. Namun, ketika mereka tidak dikendalikan olehnya, mereka tiba-tiba menjadi tidak terkendali. Mereka langsung tidak dapat bekerja satu sama lain. Walaupun jumlah mereka banyak, mereka tidak lagi menjadi ancaman seperti sebelumnya.