"Kakak Chen, anda makan cemilan malam lagi."
Setelah membeli cemilan malam, Chen Guo mengumpulkan semua karyawan warnet untuk menikmatinya bersama. Aroma kudapan tengah malam memenuhi warnet membuat para tamu bergejolak dan protes. Waktu makan malam telah berlalu namun mereka masih terpaksa mencium nikmat aroma yang berasal dari kudapan itu. Itu bukan aroma kenikmatan, itu adalah jebakan.
"Silahkan buat antrian jika kalian mau makan mi." Kata Chen Guo.
"Kakak Chen makan makanan dapur saja. Biar kami yang makan mi instan." Tidak seorangpun mampu menolak godaan ini. Tapi mereka hanya bisa mengambil mi instan sambil mengamati para karyawan warnet menikmati makanan lengkap dengan enam hidangan beserta sup.
"Jika kalian juga ingin keluar makan, jangan meminta karyawanku melakukan tugas untukmu." Kata Chen Guo.
"Lain kali, bisakah kalian memberi tahu kita sebelumnya, Bisakah kamu membantu mengantarkannya pada kami?" Seseorang berkata.
"Ada begitu banyak orang di warnet. Bagaimana caranya mereka mengantarnya? Cukup omong kosong ini, jika kalian ingin makan tapi malas untuk membelinya, minta saja nomor telepon mereka. Pasti mereka akan mengantarkannya bukan?" Kata Chen Guo.
"Kakak Chen punya nomor telepon mereka? Pinjam sebentar akan ku salin." Seseorang berkata.
"Apa gunanya nomor telepon mereka? Aku memiliki karyawan yang bisa menggantikanku saat menjalankan tugas. Mengapa aku harus menyusahkan restoran?" Kata Chen Guo.
Kali ini tidak hanya para tamu, tetapi para karyawan menangis bersama sampai air mata mengalir di pipi mereka. Ye Xiu melihatnya sebagai peluang dan memanfaatkan kesempatan untuk bertanya: "Bos dipanggil Chen kan?'
"Yap, Chen Guo. Aku sudah melihat kartu identitasmu. Aku lebih tua dari mu. Jadi tidak masalah jika kamu memanggilku kakak. Kamu juga tidak akan kalah." Kata Chen Guo.
"Terserah kakak saja…" Ye Xiu tersenyum paksa.
"Daging parut hari ini sangat pedas dengan saus sambal. Anak-anak, makanlah semua." Chen Guo belum makan banyak. Dia baru saja melahap satu kali suap lalu melepas sumpitnya dan bergegas mencari air minum. Setelah kembali membawa segelas air minum, dia menendang bangku Ye Xiu: "Sudah selesai? Cepatlah."
"Mengapa terburu-buru?" Tanya Ye Xiu.
"Saatnya sudah hampir tiba." Chen Guo mengangkat lengannya agar Ye Xiu dapat melihat jam tangannya. Waktu itu pukul 11:53 malam. Tersisa 7 menit sebelum pembukaan peladen kesepuluh Glory.
"Kau juga ikut?" Ye Xiu sedikit terkejut. Setelah memainkan akun Chasing Haze Chen Guo , akun dari peladen kelima, jika dia telah mulai bermain dari awal pembukaan peladen, maka saat ini sudah genap berusia 5 tahun. Tentu saja, akun tersebut tidak sebanding akun level pro miliknya, namun itu cukup terkenal diantara pemain biasa. Tidak mudah untuk menyerah begitu saja.
"Lihat kegembiraan mereka." Kata Chen Guo.
Pembukaan peladen baru sungguh sangat menarik. Apa yang semula merupakan hari biasa menjadi hari dimana Warnet Happy meledak dengan kegiatan bisnis. Daerah itu dipenuhi dengan pemain game. Sejauh mata memandang, semua orang telah membuka menu pendaftaran sambil menunggu arahan kursor mereka melayang di atas ikon peladen kesepuluh yang masih kelabu.
Memasuki peladen, para pemain bergegas memasuki papan peringkat, untuk menyelesaikan dungeon pertama, dan menjadi yang pertama membunuh bos, dll. Ada begitu banyak hal yang menunggu pemain. Pembukaan lahan yang baru menyebabkan detakan jantung semua orang berdebar kegirangan. Chen Guo melihat para tamu dan tanpa daya terhanyut dalam suasana yang menggebu-gebu.
"Jadi apalagi yang kau tunggu?" Chen Guo terpanah seolah dia lebih cemas daripada para tamu.
"Kenapa terburu-buru?" Ye Xiu begitu tenang; dia tidak berpura-pura. Namun dia tidak bisa menyangkal keberhasilan Pemasaran Glory. Daya saing Glory dikategorikan berada di antara para pemain peringkat tinggi. Hal ini dikarenakan Glory sangat bergantung pada keterampilan pemain bukan karena uang dan keberuntungan. Hanya saja, bagi veteran yang ternama dan bermandikan kemuliaan, hal ini biasa-biasa saja.
Namun setelah melihat ekspresi Chen Guo yang dipenuhi hasrat membunuh, Ye Xiu mulai berpikir Bosnya ini patut diberikan sebuah tantangan. Akhirnya, Ye Xiu meletakkan mangkuk nasinya dan mencari stasiun komputer kemudian dia duduk disitu.
"Sial, sepertinya aku sedang memaksanya untuk bermain. Tipe orang macam apa dia ini?" Chen Guo mengatai Ye Xiu dari belakang. Para Karyawan sontak tertawa. Mereka menyadari bahwa Manajer Jaringan ini bukan orang sembarangan. Dengan mudahnya membuat bos hilang kesabaran, bukanlah hal yang orang biasa lakukan.
Chen Guo duduk di stasiun komputer bersebelahan dengan Ye Xiu dan mendaftarkan akun Chasing Haze miliknya. Popularitas sembilan peladen lainnya tidak menurun karena adanya pembukaan peladen kesepuluh. Semakin tua peladennya semakin permainan ini nyata. Hal ini disebabkan ketika mulai bermain Glory dengan akun yang baru sangat tidak mudah. Chen Guo telah bermain selama lima tahun hingga akhirnya diakui dari akun yang biasa saja. Bagaimana itu bisa ditinggalkan begitu saja? Lebih lagi, nantinya, semua orang akan bergegas peladen lintas ke Wilayah Heavenly.
Wilayah Heavenly bukanlah map satu map. Itu adalah dunia yang lain. Ukuran mapnya sebanding dengan kombinasi antara kelima peladen lainnya. Tempat ini memiliki dungeon yang sulit, peralatan yang kuat, barang berharga, dan juga kebebasan. Semua ahli akan berkumpul di sana. Wilayah Heavenly adalah tujuan terakhir para pemain.
Sudah hampir tengah malam. Di sepuluh detik terakhir, beberapa orang di warnet tak sabar hingga mulai menghitung mundur. Suara hitungan lebih keras dan semakin mengeras dan akhirnya meletus "NOL", warna abu-abu pekat dari jendela masuk peladen kesepuluhpun lenyap. Semua orang di warnet menjadi seirama. Secara kolektif mereka mengulurkan tangan mereka dan memasukan kartu akun mereka di perangkat masuk. Pengarah kursor mereka sorot dan klik ke peladen sepuluh.
Chen Guo berpaling melihat Ye Xiu dan hampir muncrat darah. Sementara semua orang masuk ke dalam game, pria ini dengan santai membuka halaman web dan melihat-lihat. Dengan alis terangkat, dia melihat ada sebuah buku panduan bagi pemula untuk melihat urutan misi yang harus diambil.
"Sial, kamu tidak tahu caranya? Bahkan kamu membutuhkan panduan?" Jika bukan karena kartu edisi pertama, walau dipukul sampai mati, dia tidak akan percaya bahwa laki-laki ini memiliki sepuluh tahun pengalaman bermain game.
"Sudah lama aku tidak melakukan ini, tidak mungkin aku masih mengingatnya!" Ye Xiu perlahan dan tidak buru-buru berkata.
"Kamu tidak pernah membantu orang lain untuk melakukannya?" Tanya Chen Guo.
"Pengalaman dibagian ini.. Sungguh aku tidak punya." Kata Ye Xiu.
"Tidak punya rasa kebersamaan." Chen Guo dengan meremehkan dan berkata.
"Aku tidak punya waktu." Kata Ye Xiu.
"Orang yang tidak punya waktu tidak akan datang bermain. Gamers adalah orang memiliki banyak waktu luang." Kata Chen Guo.
"Aku sibuk bermain game." Ye Xiu berkata serius.
"Lalu apa pekerjaanmu? Tanya Chen Guo.
"Bermain game!" sahut Ye Xiu.
"Oh, jadi kamu pemain profesional?" Tanya Chen Guo.
Ye Xiu tertawa: "Dulunya levelku pun cukup tinggi."
"Pro gamer level tinggi?" Chen Guo tertegun.
Ye Xiu dengan bangga mengaggukkan kepala.
"Dan kamu sudah pensiun!" Kata Chen Guo.
"Bagaimana kau bisa tahu?"
Jelas, karena kamu sudah terlihat tua." Kata Chen Guo.
Ye Xiu tertawa pahit.
"Aku penasaran bagaimana bisa kamu mengalahkan orang itu dalam 40 detik. Seperti melihat seorang pro walaupun ternyata kamu cuma amatir." Kata Chen Guo.
"Amatir?"
"Aku tahu semua pemain ahli yang profesional. Ye Xiu? Belum pernah ku dengar nama itu. Kalau bukan amatir, lalu kau ini apa?" Tanya Chen Guo.
" Ha ha, jadi begini." Ye Xiu tertawa.
"Jangan berpura-pura. Kamu sebenarnya belum pensiun. Hanya kamu belum memenangkan sebuah julukan, jadi kamu dipecat bukan?" Kata Chen Guo.
Ye Xiu terdiam.
"Tidak bermaksud apa-apa…" Chen Guo menyadari bahwa kata-katanya semacam tepat di titik lukanya.
"Tidak masalah." Ye Xiu kembali mendesah.
"Jangan patah semangat. Usia 25 tahun belum terlalu tua. Jika kamu terus berlatih, mungkin suatu saat kamu bisa kembali berjuang." Kata Chen Guo.
"Itulah yang sedang kulakukan." Ye Xiu tersenyum.
"Jika hari itu tiba, maka aku akan meminta bantuanmu untuk melakukan sesuatu." Kata Chen Guo.
"Apa itu?"
"Tanda tangan." Kata Chen Guo.
"Kenapa nanti tunggu hari itu tiba? Sini ku tandatangani sekarang!"
"Sungguh tidak tahu malu! Siapa yang mau tanda tanganmu? Aku hanya ingin tanda tangan dari idolaku." Kata Chen Guo.
"Oh? Siapa?"
"Su MuCheng dan juga Ye Qiu. Ye Qiu mungkin sedikit sulit. Orang itu sangat suka bersembunyi." Kata Chen Guo.
"Oh begitu yah?" Air mata mulai membasahi pipi Ye Xiu. Ye Qiu sedang berbicara denganmu, saudara.
"Ya. Hanya saja dia hampir tidak pernah muncul di publik. Meski kamu seorang amatir, aku tidak menyangka kamu tidak tahu akan hal ini. Apa kamu benar tidak mengetahuinya?" Kata Chen Guo.
"Aku tahu. Tentu saja aku tahu. Biar kuberitahu sebuah rahasia. Sebenarnya, Aku Ye Qiu." Kata Ye Xiu.
"Benarkah? Sini kuberitahu sebuah rahasia juga. Sebenarnya, Aku Su MuCheng." kata Chen Guo.
"Aku benar-benar Ye Qiu." Ye Xiu menangis.
"Aku benar-benar Su MuCheng." Kata Chen Guo.
"Aku…"
"Okay, hentikan lelucon ini. Sini kulihat rencanamu!" Chen Guo melambaikan tangannya. Dia tidak lagi marah pada sifat Ye Xiu yang lemot itu.
Tapi setelah ia setelah dia selesai bicara dan kembali melihat layarnya, Chen Guo tak bisa menahannya dan berkata: "Jika ada sesuatu yang tidak dimengerti, bisa tanyakan padaku."
"Aku ingin meneliti dulu. Aku hanya akan menyelesaikan misi untuk atribut dan keterampilan. Misi lain dengan hadiah pengalaman atau peralatan, lebih cepat didapat di dungeons." Kata Ye Xiu.
"Benar. Ini adalah tipe pemikiran yang seharusnya dimiliki seorang veteran. Hanya saja, kamu tidak perlu melakukan penelitiannya. Lihat panduan lembar terakhir.!"
"Oh?" Saat Ye Xiu melipat ke lembaran terakhir, tiba-tiba sebuah aliran sakit hati menabrak. Memikirkan hal ini, buku panduan ini belum banyak berubah selama sepuluh tahun ini. Hal ini adalah sesuatu yang tidak bisa diupdate lebih lanjut. Untuk misi-misi yang dipilih veteran, bagaimana bisa tidak ada yang memiliki strategi seperti ini? Saat ini, dia membutuhkan strategi ini. Disaat Ye Xiu akan mengikuti strategi ini untuk mengambil misi, air mata tiba-tiba mulai mengalir membasahi wajahnya. Dia pernah dijuluki tokoh tingkat buku teks! Sekarang dengan panduan pemula di tangannya, bagaimana dia bisa menahan rasa malu ini?