Melihat betapa seriusnya Li Jianyue, Li Mosen mengerutkan bibirnya dan bertanya, "Dia bilang begitu?"
"Siapa? Maksudmu Ayah?" Li Jianyue bertanya sambil menatapnya lalu mengangguk, "Ya, Ayah yang bilang itu. Oh iya, ada lagi."
Li Jianyue menghampiri Li Mosen dan melanjutkan bicaranya, "Ibu bilang kau pintar. Tapi kau tidak ceria seperti aku. Jadi, Ibu menyuruhku untuk menemanimu dan lebih sering mengajakmu bermain keluar."
Li Mosen tertegun sesaat. Dia terpaku di tempatnya untuk sejenak.
Li Jianyue berdiri di depan Li Mosen, mengulurkan dua jarinya dan mencubit hidung remaja lelaki itu. "Kau tak bisa hidup tanpa diriku, kan? Lihat betapa tidak bahagianya dirimu ketika aku pergi sebentar saja. Hmph!"
Li Mosen merasa ada sebuah getaran dalam hatinya saat gadis itu mencubit hidungnya.
Li Jianyue hendak menarik tangannya ketika Li Mosen mengulurkan tangan dan meraih tangan mungilnya.