Shen Manting tersedak oleh kata-katanya sendiri sembari menatap ke dalam mata Shen Luo'an.
Ketika melihat wanita itu menangis, Shen Luo'an menghela napas dalam-dalam. "Untuk apa kau menangis? Panasnya sudah turun."
Shen Manting melihat sebuah plester kompres demam yang diletakkan di dahi putranya. Bayi itu masih diinfus.
Melihat kaki mungilnya diikat dan diangkat untuk diinfus membuat Shen Manting sangat frustrasi seraya hatinya terasa sakit untuk bayinya.
"Apakah mungkin menurunkan demamnya tanpa penanganan medis?" Dia menatap Shen Luo'an dengan mata penuh harapan.
"Tidak, demamnya terlalu tinggi." Shen Luo'an menghela napas. "Aku tidak pulang ke rumah kemarin lusa, jadi aku menyerahkan bayi itu kepada Nanny He."
"Bagaimana mungkin Nanny He bersikap begitu ceroboh dengan anak ini?" Shen Manting mengerutkan kening dan menghapus air matanya. "Kau pergi ke mana? Kenapa kau tidak pulang?"