Chereads / Perceraian Ke-99 / Chapter 885 - Melakukan Tugasmu sebagai Seorang Kekasih

Chapter 885 - Melakukan Tugasmu sebagai Seorang Kekasih

Sebenarnya, apa yang paling ingin didengar oleh Yu Lili adalah 'kekasih Ou Ming'.

'Aku tidak lagi merasa kotor atau menjijikkan. Tapi aku hanya bisa merasakan kasih sayang di antara kami saja. Sama seperti pasangan pada umumnya, adalah hal yang wajar untuk bersikap mesra dan saling berdekatan.'

Ketika Yu Lili sedang berbicara, kepala wanita itu semakin menunduk.

"Yu Lili." Tiba-tiba terdengar suara Ou Ming di belakangnya, Yu Lili terkejut. Wanita itu tiba-tiba berdiri tegak, mengangkat matanya dan memalingkan kepalanya. Ou Ming sedang menatap dirinya. Mata pria itu seperti sebuah hutan yang diterangi sinar rembulan, dengan angin yang menggoyangkan pepohonan.

Yu Lili memandang pria itu, dan kemudian Ou Ming tiba-tiba menundukkan kepalanya dan menciumnya. Dia menatap Ou Ming, dan mata wanita itu seketika mengerjap. Dari perspektif Yu Lili, dirinya dapat dengan jelas melihat senyum yang mendalam di mata pria itu. Terlihat seperti kunang-kunang yang terbang melayang melintasi hutan, begitu menakjubkan dan indah.

Ou Ming dengan lembut mengangkat kepala wanita itu dengan senyum di wajahnya dan memperdalam ciuman tersebut. Yu Lili memejamkan matanya dan dengan patuh melayani pria itu. Hati Ou Ming bergejolak penuh dengan perasaan. Pria itu merasa seperti sebuah perahu kecil di lautan, didorong ke sana kemari, dan akhirnya kembali ke pantai miliknya sendiri. Dia merasa bersemangat dan tersentuh. Lengannya memegang bagian belakang kepala Yu Lili alih-alih menempatkannya di depan wanita itu, dan gerakannya lembut, seolah-olah pria itu sedang melindungi harta karun terbaik dengan hati-hati. Ciuman itu tidak ada hubungannya dengan seks, tetapi itu adalah ciuman yang paling nyaman bagi Ou Ming dalam empat tahun.

Setelah waktu yang lama, Ou Ming dengan lembut melepaskan Yu Lili. Mereka menarik napas dalam-dalam dan saling memandang satu sama lain. Leher Yu Lili terasa sedikit pegal, jadi dia menundukkan kepalanya dan dengan lembut memutar lehernya.

Dengan perasaan yang dalam di hatinya, Ou Ming sedikit tersenyum dan berbisik, "Apakah kau serius dengan apa yang telah kau katakan?"

Ketika mendengar apa yang pria itu katakan, Yu Lili menatap Ou Ming dengan sebuah senyuman di wajahnya dan berdiri, lalu memeluk pria tersebut. Wanita itu menatapnya dan bertanya, "Bisakah aku melakukannya?"

"Tidak, kau tidak bisa." Ou Ming memeluk Yu Lili sambil tersenyum.

Mendengar ketiga patah kata itu, Yu Lili merasa sedikit tidak senang, tetapi ketika dirinya akan mengatakan sesuatu, Ou Ming menundukkan kepalanya dan mencium dirinya. Tindakannya agak liar, tidak memberinya kesempatan untuk melarikan diri. Ketika dipaksa masuk ke dalam ciuman, kepalanya bergerak ke atas dalam posisi pasif dan wanita itu bernapas dengan cepat.

Tapi Ou Ming segera mengendurkan cengkeramannya, terlihat sedikit bersemangat dan berkata, "Aku tidak butuh seorang pengurus rumah. Aku membutuhkan dirimu."

Yu Lili masih bernapas dengan cepat, dan menatap pria itu dengan heran.

"Mulai saat ini, kau akan tinggal di sini dan melakukan tugasmu sebagai seorang kekasih." Ou Ming menatap Yu Lili sambil tersenyum nakal, dan matanya sepertinya melelehkan wanita itu.

Detak jantung Yu Lili menjadi semakin cepat. Dia menatap pria itu dan bertanya dengan sedikit tergagap-gagap, "Apakah … tugas kekasih itu?"

"Ayo kita makan bersama, tidur bersama, bangun bersama, bermain bersama, dan tertawa bersama." Perasaan Ou Ming menjadi lebih dalam dan semakin dalam, sambil menatap Yu Lili, seolah-olah matanya adalah sebuah lubang hitam misterius dan tidak sabar untuk mengisap wanita itu. Dia lanjut berkata, "Ketika waktunya tepat, kita akan memiliki seorang bayi, dan hidup bersama-sama dan selamanya." Apa yang pria itu katakan lebih baik daripada beribu-ribu pernyataan cinta.

Jantung Yu Lili berdegup kencang di dadanya. Saat menghadapi tatapan menarik milik Ou Ming, wanita itu berlinangan air mata, dan dirinya tersenyum.

Related Books

Popular novel hashtag