Chereads / Perceraian Ke-99 / Chapter 334 - Sebuah Sosok yang Sangat Dikenalnya

Chapter 334 - Sebuah Sosok yang Sangat Dikenalnya

Selama Su Qianci tidak bercerai, Tang Mengying akan menjadi seorang wanita simpanan. Su Qianci menginginkan bayi Tang Mengying lahir sebagai seorang anak haram. Mereka ingin dirinya mundur dan menyambut para penyusup?

Dalam mimpi mereka!

Menghadapi tatapan bingung Qin Shuhua, Su Qianci mengambil dompetnya dan berjalan pergi. Setelah membayar makanannya, Su Qianci menaiki sebuah taksi dan pulang. Dia pikir dirinya akan menangis, tetapi ketika dia sudah berada di dalam taksi, dia tiba-tiba merasa hatinya kosong. Matanya kering. Sambil bersandar di kursi mobil, dia merasa dirinya sangat tertekan sehingga dia bisa jatuh ke dalam jurang tak berdasar kapan saja.

Sambil menarik napas dalam-dalam, Su Qianci membuka jendela taksi itu dan melihat pemandangan kota kembali. Angin dingin Oktober memenuhi mobil, membuatnya gemetar. Memikirkan sebuah tempat, dia memalingkan muka dan berkata, "Pak, tolong pergi ke Menara Kotaraja."

Menara Kotaraja terletak di pusat Kotaraja, dikelilingi oleh banyak gedung perkantoran dan landmark terkenal. Setelah membeli sebuah tiket, Su Qianci langsung naik ke puncak menara. Melihat ke bawah dari tepi lantai kaca, dia merasakan jantungnya bergemuruh layaknya guntur. Dengan segera, mata Su Qianci menyala dan melihat ke arah kejauhan. Kota itu bermandikan cahaya. Jalanannya diterangi oleh banyak lampu jalan. Kendaraan lalu lalang. Di bawah kakinya, mengalir sungai terbesar di Kotaraja. Kapal-kapal mewah melaju lambat di sungai tersebut.

Menakjubkan sekali.

Setelah tinggal di kota ini selama bertahun-tahun, itu adalah pertama kalinya bagi Su Qianci menyaksikan pemandangan seperti ini. Su Qianci hanyut dalam pikirannya sendiri, ponselnya bergetar di dompetnya yang membuat dirinya terkejut. Memandang ke arah bawah, dia tiba-tiba dikejutkan oleh pemandangan di bawah kakinya. Reaksi pertamanya adalah melangkah mundur sebelum menyadari bahwa dirinya sedang berdiri di puncak Menara Kotaraja. Menyadari orang-orang sedang meliriknya, Su Qianci merasa malu, tersipu, dan berjalan ke sebuah sudut yang sepi. Setelah mengeluarkan ponselnya, Su Qianci mendapati bahwa yang menelepon itu adalah Lu Yihan.

"Hei, Qianqian!"

"Hei …."

"Lihatlah ke belakang."

Tertegun, Su Qianci menoleh ke belakang.

Lu Yihan sedang memegang ponselnya, menatap dirinya dengan sebuah senyum yang cerah. Di balik kacamata tanpa bingkainya, mata Lu Yihan terlihat lembut dan menarik.

"Kenapa kau ada di sini?" Su Qianci berseru. "Apakah kau mengikutiku?"

Mendengar itu, Lu Yihan melangkah mundur dan berteriak, "Tentu saja tidak. Itu adalah sebuah asumsi yang kurang ajar. Aku di sini bersama seorang klien."

Su Qianci melihat ke belakang Lu Yihan. "Di mana kliennya?"

"Sudah pergi. Aku bilang bahwa aku melihat seorang teman baik di sini, jadi mereka mengatakan mereka akan pergi terlebih dahulu. Apakah kau sendirian?"

"Ya."

"Bagus sekali, bergabunglah denganku untuk makan malam. Aku belum makan."

"Bukankah kau seharusnya makan malam dengan klienmu?

"Mereka berdua adalah sepasang kekasih, jadi mereka akan makan bersama. Aku tidak diundang. Orang lajang tidak punya hak asasi manusia." Lu Yihan tampak sangat kesal.

Su Qianci tertawa dan berpura-pura enggan. "Baiklah. Lagipula aku belum makan."

Sambil memandang Su Qianci, Lu Yihan bahkan semakin tersenyum dan mengangguk. "Ayo pergi."

Setelah selesai makan malam, waktu menunjukkan pukul 9 malam.

Dengan sebuah percakapan yang luar biasa, Lu Yihan berhasil membuat Su Qianci berseri-seri dalam waktu kurang dari tiga jam. Pikiran Su Qianci yang sedang kacau dengan cepat mereda.

Lu Yihan membawa mobil ke Menara Kotaraja, jadi pria itu mengusulkan untuk mengantarnya pulang. Su Qianci tidak menolak dan menyuruhnya untuk mengantarkan ke tempat Song Yifan. Ketika mereka mengobrol dan bersenang-senang, mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. Lu Yihan memarkir mobilnya di depan kawasan apartemen dan mengantar Su Qianci ke atas.

Namun, ketika mereka tiba di gedung apartemen tersebut, sebuah sosok yang sangat dikenal menyita perhatian Su Qianci. Tinggi, tampan, dan sangat dikenalnya ….

  1. Penanda tempat, biasanya berupa monumen atau bangunan khas yang menonjol, digunakan sebagai simbol daerah, kota, atau negara tertentu.