Hati Su Qianci bergetar. Menatap ponsel yang berdering, Su Qianci merasa ragu.
Tang Mengying, Li Sicheng ….
Saat meraih ponsel, Su Qianci masih ragu-ragu untuk mengangkat telepon itu. Sebuah rasa sakit yang menyayat hati tiba-tiba menghancurkannya. Haruskah dia mengangkat telepon itu? Dia tidak berani. Dia takut dia akan mendengar suara-suara mengerikan itu lagi, suara terengah-engah dan mengerang yang telah mengganggunya selama beberapa hari dan malam. Haruskah dia menutup teleponnya?
Tetapi bagaimana jika keadaannya berbeda …. Terlalu banyak hal berbeda yang telah terjadi kali ini. Bagaimana jika itu adalah sebuah telepon yang berbeda? Coba angkat saja …. Baru saja dia mengangkat teleponnya. Dia sudah pernah mengalami yang terburuk, bukan? Ketika dering ponselnya akan berhenti, Su Qianci mengangkatnya.
"Hmmm … Kakak Sicheng … tolong pelan-pelan …." Itu suara Tang Mengying, bercampur dengan suara napas tersengal-sengal seorang pria dan suara tubuh beradu. "Oh … Kakak Sicheng … itu sangat nikmat."
Su Qianci merasa hatinya hancur berantakan. Ponsel jatuh dari tangannya, dan dia tidak bisa menahan tangisnya. Dia sudah mengetahui hal ini. Kenapa dia harus mengangkat telepon? Mengapa dia harus melakukan ini pada dirinya sendiri lagi …. Dia tahu bahwa pria ini tidak mencintainya, tetapi dia tidak bisa untuk tidak membuat hatinya rentan terhadap Li Sicheng ….
Su Qianci berbaring, menutupi kepalanya dengan selimut dan menjerit sekeras-kerasnya. Dia tidak pernah membenci dirinya sendiri sebelumnya. Semua angan-angannya menghilang. Dia tidak ingin melihat dirinya seperti ini lagi.
"Tuan Li, saya sudah memesan tiket pesawat, tetapi …." Cheng You berkata dengan ragu, "Tetapi apakah Anda harus terburu-buru pulang? Akan sama saja jika kita kembali besok."
Li Sicheng duduk di sofa dengan kaki yang disilangkan. Sambil melirik Cheng You, dia perlahan berdiri dan berkata tanpa penjelasan, "Ayo pergi saja."
Cheng You merasa sedikit kesal. Bosnya adalah seorang yang gila kerja. Li Sicheng tidak cuma menyelesaikan apa yang seharusnya dikerjakan dalam kurun waktu lebih dari sebulan hanya dalam dua puluh delapan hari, tetapi dia juga ingin pulang ke China saat tengah malam seperti ini. Ya Tuhan! Kejahatan apa yang telah dilakukannya di kehidupan sebelumnya sehingga dia memiliki bos seperti ini?
Namun, ketika Li Sicheng hendak keluar dari hotel, dia mendapat sebuah telepon dari Tang Mengying. "Kakak Sicheng … aku sedang berada di kamarku. Bisakah kau datang dan membantuku? Aku merasa tidak enak …."
Li Sicheng mengerutkan kening tetapi masih bertanya, "Ada apa?"
"Aku merasa tidak enak, benar-benar buruk … Kakak Sicheng, aku akan menunggumu di kamarku …."
Li Sicheng jelas terlihat sangat kesal, dia sedikit tidak sabaran. Namun, Tang Mengying selalu menjadi seorang gadis yang masuk akal. Tang Mengying seharusnya tidak akan memanggilnya untuk suatu hal yang tidak serius …. Li Sicheng memikirkan hal itu, dan kemudian naik ke kamar hotel Tang Mengying. Dia mencium bau alkohol saat dia memasuki pintu.
Tang Mengying melemparkan dirinya ke arah Li Sicheng, dan pria itu segera mendorongnya menjauh. "Kakak Sicheng, semua orang mencoba untuk membuatku minum di acara itu …. Aku merasa sangat buruk sekarang …." Memang, Tang Mengying terlalu banyak minum. Dia pastinya menjadi sebuah alasan penting untuk keberhasilan acara tersebut. Akan tetapi, apa hubungannya dengan memintanya datang ke kamarnya? Dengan mata berkaca-kaca, Tang Mengying merintih lagi, "Tolong … Kakak Sicheng … tolong bantu aku …."