Jari-jarinya terlihat masuk jauh ke dalam selimut di bawah tubuhnya, Su Qianci basah oleh keringat. Dia merasakan sakit yang teramat sangat di perut bagian bawahnya, seolah ada sesuatu yang menyelinap melalui jari-jarinya dalam diam. Apa yang dirasakannya saat ini tidak asing dan mengganggu. Dia masih bisa mendengar apa yang semua orang katakan padanya di kehidupan sebelumnya:
"Pel*cur, kau jatuh dari tangga dengan sengaja untuk menjebak Mengying-ku? Kau pikir orang-orang akan percaya padamu?"
"Dasar wanita kejam. Bayi itu baru berusia dua bulan dan sudah memiliki detak jantung. Tapi dia kurang beruntung memiliki seorang ibu seperti dia."
"Su Qianci, aku tidak menyangka kau sangat berbahaya. Demi menuduh Tang Mengying, kau membunuh bayimu sendiri."
Semua orang menyalahkannya, dan semua orang menatap jijik padanya. Kakek benar-benar kecewa padanya. Ibu mertuanya muak padanya. Dan bahkan ayah mertuanya pun memperlakukannya dengan dingin. Keluarga Su juga menyalahkannya atas segalanya. Tidak seorangpun tahu bahwa Tang Mengying adalah orang yang mendorongnya. Tidak ada yang percaya itu.
"Dia pantas menerimanya."
"Kakak Sicheng adalah milikku, milikku!" Tang Mengying tersenyum puas, memegangi lengan Li Sicheng di dalam api.
Tiba-tiba, Li Sicheng membuka matanya dan mengutuk Su Qianci dengan dingin. "Menjijikkan!"
Su Qianci, kau sangat menjijikkan!
Hatinya terasa pilu. Dia menatap Tang Mengying dan Li Sicheng, ingin melarikan diri. Namun, dia tidak bisa bergerak ataupun bersuara. Melihat semakin banyak orang datang menuju ke arahnya, memaki dan menunjuk jari mereka padanya, dia mendengar semua orang mengatakan hal yang sama: menjijikkan, menjijikkan, menjijikkan ….
"Tidak, itu bukan aku …."
Li Sicheng setengah tertidur di samping tempat tidurnya dan tiba-tiba mendengar suara tangisannya yang lemah. Putus asa dan tidak berdaya. Li Sicheng menangkap tangan Su Qianci yang sedang berayun, dan Su Qianci langsung meremas jari-jari Li Sicheng dengan keras seolah dia telah menemukan seorang penyelamat.
"Tidak apa-apa …." Li Sicheng menghiburnya dengan suara pelan, sambil memegang tangannya.
Dia menggunakan tangannya yang lain untuk menyeka keringat di dahi Su Qianci, sangat lembut. Li Sicheng tidak tahu bahwa dia bisa melakukan hal seperti itu.
Wajahnya berlinang air mata, Su Qianci dengan perlahan membuka matanya. Dia segera melihat tangan Li Sicheng. Tangannya kasar, dan kapalan di beberapa tempat. Ruangan itu gelap, mungkin sekitar pukul 4 atau 5 pagi. Su Qianci menjauhkan tangan Li Sicheng untuk melihat wajah tampan di belakangnya. Lampu mati. Namun, kehadiran Li Sicheng di sini masih membuat dirinya kebingungan.
"Kamu sudah bangun?" Li Sicheng melihat bahwa dia kebingungan dan bertanya, "Apakah kamu mau minum?"
Su Qianci menatapnya. Wajah yang sama dan ekspresi yang sama. Namun, nada suaranya benar-benar berbeda.
Siapa ini? Li Sicheng?
Dia pasti sedang bermimpi! Bagaimana mungkin Li Sicheng bisa berbicara dengan lembut padanya? Selain itu, bagaimana dia bisa tetap berada di dekatnya pada saat seperti ini?
Karena tidak mendapat respon darinya, Li Sicheng menuangkan segelas air hangat dan menaruhnya di atas meja. Kemudian, dia perlahan membantunya duduk, seolah-olah takut menyakitinya, dan berbisik, "Apakah kamu baik-baik saja?"