Cahaya api unggun yang hangat menerangi tubuh Tang Qian'Er. Tetapi, ia masih merasa sedikit kedinginan. Hawa dingin ini berasal dari cerita Mu Chen mengenai Spiritual Road yang dulu pernah ia idam-idamkan.
"Sepertinya Spiritual Road bukanlah tempat yang menakjubkan. Untungnya bukan aku yang pergi kesana. Kalau tidak, bahkan tulang ku tidak akan tersisa." Jantung Tan Qian'Er berdegup kencang. Ia tidak bisa membayangkan betapa gelisah dirinya, andaikan ia diharuskan bertahan hidup di tempat seperti itu. Di sana ia tidak bisa mempercayai siapapun.
"Dari awal, disana memang bukan tempat yang indah."
Mu Chen tersenyum, lalu mengangkat kepalanya. Ia melihat Guru Mo melambaikan tanganya pada seluruh murid yang ada. Mereka pun memerhatikan Guru Mo.
"Untuk Northern Spiritual Field Training kali ini, tempat ini akan menjadi tempat kemah kita. Besok, kalian akan pergi dari sini, menuju Northern Spiritual Field untuk berlatih. Disana kalian akan berhadapan langsung dengan Spiritual Beast. Namun sebelum itu, aku akan mengingatkan kalian. Spiritual beast dibagi menjadi tiga rank:
Guru Mo mengawasi sekeliling, suaranya menggema ke seluruh kemah.Setiap murid tampak memperhatikan dengan seksama. Mereka tahu, ini bukanlah cuma latihan, tapi pertarungan sesungguhnya. Kesalahan kecil dapat mengakibatkan mereka menjadi makanan bagi Spiritual Beast.
"Low Rank Spiritual Beast memiliki kekuatan sebanding dengan Spiritual Movement Stage; Middle Rank Spiritual Beast setara dengan Spiritual Rotation Stage; High Rank Spiritual Beast setara dengan Spirit Stage. Maka dari itu, kalian dilarang masuk ke area Northern Spiritual Field yang lebih dalam!"
Ketika Guru Mo menjelaskan hal ini, suaranya sangat keras. Ia sendiri cukup kesulitan untuk melawan High Rank Spiritual Beast di bagian dalam Northern Spiritual Field. Terlebih lagi, murid-murid yang baru saja keluar dari sekolah mereka ini. Mereka tentu tidak akan berdaya, seperti seekor domba, ketika harus menghadapinya.
Semuanya mengangguk. Mereka tidak sebodoh itu, hingga berani bermain-main dengan nyawanya sendiri. Jangankan High Rank Spiritual Beast, melihat Middle Rank Spiritual Beast saja mereka pasti lari terbirit-birit.
"Pada akhir latihan kali ini, tiga tim paling atas akan mendapatkan Accumulation Elixir."
Wajah Guru Mo tampak sedikit lebih tenang. Ia menatap anak-anak yang penuh semangat itu. Ia tersenyum, lalu berkata: "Jadi, agar menghasilkan hasil yang baik, kalian harus bekerja sama dengan rekan kalian. Dengan kekuatan saat ini, kalian harus bekerja sama agar dapat bertahan di sisi terluar Northern Spiritual Field."
"Siap, pak!"
Semua murid menjawab bersamaan.
"Setelah kalian mengalahkan Spiritual Beast, kalian harus ingat untuk mengambil
Mu Chen mengangguk. Orang-orang kuat yang telah mencapai Spirit Stage dapat menyerap Soul Essence milik Spiritual Beast. Dengan kekuatan mereka, tentu Spiritual Essence dari Spiritual Beast biasa tidak akan menarik mereka.
"Guru Mo, anda juga termasuk jagoan yang mencapai Spirit Stage, Soul Essence dari Spiritual Beast apa yang ada yang guru serap?" Beberapa murid bertanya. Mereka cukup tertarik dengan kemampuan untuk menyerap Beast Spirit yang dimiliki oleh orang dengan kekuatan Spirit Stage.
Ketika ditanya seperti ini, Guru Mo tampak ragu-ragu. Kemudian ia membentuk sebuah segel dengan salah satu tangannya. Spiritual Energy di tubuhnya keluar. Cahaya keemasan yang padat muncul dari belakang tubuhnya. Cahaya ini bergerak, membentuk serigala raksasa berwarna keemasan. Serigala ini melolong ke udara. Di permukaan serigala raksasa ini, tampak pola berbentuk petir. Spiritual Beast ini tampak sangat kuat dan luar biasa.
"WOW!"
Suara-suara terkejut memenuhi perkemahan. Bahkan, murid West Branch yang berada di sisi lain dari kemah itu, memalingkan pandangannya untuk melihat peristiwa ini. Mereka kaget ketika melihat serigala raksasa berwarna keemasan yang berada dibelakang Guru Mo.
Guru Xi, yang tengah menjelaskan peraturan pada West Branch, melihat hal ini. Ia cemberut. Kemudian tubuhnya bergetar, tampak Spiritual Energy kuat meledak keluar dari tubuhnya. Di belakangnya, muncul seekor singa berwarna hitam. Pada punggung singa ini, terdapat tempurung kura-kura berwarna abu-abu.
Semua murid memperhatikan Soul Essence dari Spiritual beast yang dimiliki para jagoan-jagoan Spirit Stage ini. Mereka iri. Kekuatan seperti inilah yang mereka inginkan.
"Aku telah menyerap Soul Essence dari High Rank Spiritual Beast,
"Spiritual Beast mereka menakjubkan, tapi hanya menduduki peringkat 300'an diantara Earth Rangking di Myriad Beast Record? Kalau begitu, bukankah 100 teratas dari Earth Rank Spiritual Beast akan semakin menakjubkan? Selain itu, masih ada
"Spiritual Beast yang dapat mencapai peringkat 100 besar di Earth Ranking Myriad Beast Record bukanlah Spiritual Beast biasa. Kekuatan mereka jauh melebihi jagoan Spirit Stage, karena Spiritual Beast ini memiliki kekuatan setingkat jagoan
Setelah mencapai Spirit Stage, cara mengeluarkan serangan yang paling kuat adalah dengan menggunakan Soul Essence dari Spiritual Beast yang mereka serap. Hal ini dianggap sebagai kekuatan serangan yang paling kuat, maka dari itu, secara alami mereka pasti bertambah kuat bila menyerap Spiritual Beast yang lebih kuat.
"Lalu untuk keberadaan Spiritual Beast yang termasuk Heaven Rangking di Myriad Beast Record...." Guru Mo terdiam sejenak. Lalu ia tersenyum dan berkata: "Bahkan orang terkuat dari
"Baiklah, sudah waktunya istirahat. Kalian sebaiknya tidur lebih awal hari ini. Latihan di Northern Spiritual Field akan secara resmi dimulai besok pagi!" Guru Mo merasa ia sudah cukup berbicara. Ia melambaikan tangannya untuk menenangkan para pemuda yang terlihat heboh tersebut.
Ketika semuanya mendengar kata-kata ini, mereka berhamburan. Mereka kembali dengan membawa antusiasme tinggi. Mu Chen juga kembali ke tendanya, lalu menutup mata untuk berlatih. Ia sekali lagi mencoba berlatih membentuk Limitless Death Seal yang kedua.
Malam yang damai berlalu.
Pagi hari berikutnya, ketika fajar menyingsing, beberapa murid tampak bersiap-siap di dalam kemah. Mereka memandang penuh semangat ke arah hutan yang sangat luas.
Mu Chen bersama dengan Tang Qian'Er. Ia mengawasi keadaan sekitar. Ia melihat Tan Qingshan di dekatnya. Sedangkan Mo Ling berada di dekat Tan Qingshan. Tampaknya mereka berdua berada dalam satu tim. Hal ini sedikit mengejutkan bagi Mu Chen. Mo Ling memiliki kekuatan Spiritual Movement Stage - Late Phase. Jika ia ingin berkelompok dengan orang lain, ada banyak murid yang lebih pantas dibandingkan dengan Tan Qingshan.
"Mu Chen, kamu satu tim dengan Qian'Er? Oh, aku satu tim dengan Qingshan. Karena ia anak baru, maka cukup berbahaya baginya untuk berada disini. Aku rasa aku harus sedikit membantunya." Kata Mo Ling saat ia melihat Mu Chen. Ia mengajak Tan Qingshan.
Mu Chen tersenyum sedikit, lalu menganggukan kepalanya. Dari ucapan Mo Ling, ia bisa mengetahui bahwa ia ingin memiliki hubungan yang baik dengannya. Sepertinya alasan mengapa Mo Ling mau membantu Tan Qingshan, karena ia ingin memiliki hubungan yang baik dengan dirinya.
"Senior Mo Ling benar-benar cerdas." Mu Chen tersenyum. Ia tidak membenci Mo Ling. Maka dari itu, ia tidak akan menolak apabila Mo Ling ingin menjadi temannya.
Mereka berbincang lalu tertawa untuk beberapa saat. Tiba-tiba suara mereka terhenti. Dari sebelah kanan, tampak beberapa kelompok berpisah. Beberapa diantara mereka tampak familiar. Mereka mendekati Mu Chen. Yang memimpin kelompok ini adalah Liu Yang, yang dulu pernah kalah oleh Mu Chen saat bertanding di Academy Competition.
Liu Yang menatap Mu Chen. Matanya sedikit dingin. Pertarungan dengannya di Academy Competition sedikit berdampak pada reputasinya. Meskipun kakaknya adalah Liu Mubai, ketika ia masuk ke Heaven Class diam-diam ia tetap dicemooh. Maka dari itu, hatinya dipenuhi dengan amarah.
Mu Chen hanya sedikit melirik Liu Yang sebelum ia mengalihkan pandangan pada seseorang yang berdiri disampingnya. Ia melihat seorang anak tinggi dan kekar, sedang menatapnya. Ia tampak tertarik pada dirinya.
"Kamu adalah Mu Chen yang itu? Aku dengar reputasi mu akhir-akhir ini cukup besar." Kata anak dengan baju kuning tersebut. Ia tersenyum saat menatap Mu Chen. Nada bicaranya terdengar sembarangan.
"Chen Tong, apa mau mu?" Kata Mo Ling dengan suara dalamnya. Ketika ia melihat kedua anak ini, alisnya naik.
Mu Chen tetap tenang. Chen Tong. Nama ini cukup terkenal di Northern Spiritual Academy. Meski tidak bisa dibandingkan dengan Liu Mubai, ia masih menduduki peringkat ke tiga diantara murid Northern Spiritual Academy. Ia berada dalam Spiritual Movement Stage - Late Phase. Seperti Mo Ling ia merupakan anak yang dididik khusus oleh Northern Spiritual Academy.
"Sebelumnya kamu selalu menunjukkan sikap sombongmu. Sekarang, kenapa kamu perlu membawa seseorang sebelum berani bertemu aku?" Kata Mu Chen sambil tersenyum. Matanya melirik Liu Yang.
"Oh, kamu cukup sombong. Mari kita perkenalkan diri kita. Aku adalah Chen Tong dari West Branch. Aku ingin bertemu dengan satu-satunya anak yang dulu pernah lolos menjadi peserta Spiritual Road." Chen Tong mengepalkan tangannya sambil terkekeh.
"Ayo."
Mu Chen menunjukkan sedikit senyumnya. Ia malas berurusan dengan kedua orang ini. Ia berjalan melewati Chen Tong. Kemudian ia menghentikan langkahnya, lalu melihat ke arah kejauhan. Disana, ada Liu Mubai, yang mengenakan baju putih. Ia terlihat sangat tampan. Matanya melihat ke arah Mu Chen.
Keduanya saling bertatapan. Sedikit aura dingin terasa mengalir di udara, membuat murid-murid disekitar mereka perlahan-lahan menutup mulut.
"Kalau kamu membenciku, ayo kesini, hadapi aku. Orang-orang ini tidak sebanding dengan kemampuanku." Mu Chen sedikit tertawa. Ia tidak berdiam diri terlalu lama. Ia segera membawa Tang Qian'Er keluar dari perkemahan. Mereka berjalan cepat menuju Norther Spiritual Field.
Liu Mubai menyipitkan matanya ketika ia melihat Mu Chen. Cahaya dingin bersinar di matanya.
"Anak sialan itu!" Liu Yang menggertakan gigi ketika ia berbicara.
Chen Tong menyeringai, tetapi tatapan matanya tampak gelap.
"Tidak apa, Biarkan dia menyombongkan diri saat ini. Akan selalu ada kesempatan bagi kita untuk bertemu di Northern Spiritual Field. Jika saatnya tiba, dan ketika tidak ada yang melihat, aku akan mengajarinya tata krama. Ia benar-benar.. bocah yang tidak menghormati seniornya."