Setelah selesai melakukan pembersihan utama pada gereja tersebut, mereka mendirikan patung Dewa Ular Bersayap. Dengan dipimpin oleh Santa Barbara, sejumlah besar prajurit, pasukan, dan bangsawan berlutut untuk berdoa.
"Puji dewa kita, Kukulkan sang Dewa Ular Bersayap. Anda adalah ular dunia yang melahap segalanya dan memahami kekuatan pembantaian. Tubuh anda memanjang melintasi alam semesta, membentang ke masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Mata indahmu seperti danau yang paling jernih dengan air yang dapat menyembuhkan segalanya..."
Patung Dewa Ular Bersayap tersebut mulai bersinar bersama doa-doa yang dipanjatkan dan membuat pikiran para pengikutnya terasa nyaman.
"Tuan kita telah menanggapi doa kita, patung itu sudah lengkap!" Seru Barbara dengan gembira, dan kemudian dia mulai berdoa dengan suara keras. Kekuatan keyakinan memadat untuk membentuk sebuah gelombang.