Chereads / Cincin Naga / Chapter 30 - Kota Fenlai

Chapter 30 - Kota Fenlai

Tepat di sebelah Mountain Range of Magical Beast terdapat Holy Union dan Dark Alliance. Dan ibukota kerajaan dari Holy Union adalah kerajaan Fenlai.

Kota Fenlai adalah ibukota dari kerajaan Fenlai.

Sebagai tambahan kota itu juga dikenal sebagai Holy Capital dari Holy Union karena Radiant Church itu sendiri bertempat didalam kota Fenlai sebelah barat.

Seluruh kota Fenlai dibagi menjadi dua bagian; sebelah timur dan sebelah barat. Sebelah timur dipimpin oleh Raja Fenlai, sedangkan bagian sebelah barat dipimpin oleh Holy Church. Karena kota Fenlai adalah ibukota kerajaan dan juga Holy Capital. Kemegahan kota Fenlai hampir tak bisa ditandingi oleh seluruh kota di Benua Yulan.

Kota Fenlai menghabiskan lahan yang sangat luas, dan juga lebih dari sejuta penghuni dalam lingkupnya. Di seluruh Benua Yulan, Fenlai bisa dianggap sebagai salah satu dari lima kota besar terbaik.

Saat malam tiba, Linley dan Hillman memasuki kota Fenlai.

"Wah."

Linley merasa sangat kebingungan selagi mereka berjalan di jalan utama kota Fenlai bagian timur. Shadowmouse kecil Bebe itu telah disuruh oleh Linley untuk bersembunyi dalam bajunya, tapi ia seringkali mengintip untuk melihat keadaan sekitar, kemudian mulai mencicit tanda gembira.

Untungnya, jalanan itu dipenuhi oleh kegaduhan sehingga tak seorangpun dapat mendengar cicitan Shadowmouse itu.

"Diam!" Linley menekan Shadowmouse itu dengan perlahan yang akhirnya ia menurut. Dari hubungan mentalnya dengan Linley, ia selalu menyatakan kegembiraannya.

Jalanan itu dibuat dari lantai batu kapur yang simetris, cukup luas bagi kereta kuda untuk berlalu disana. Di setiap sisinya terdapat hotel, toko pakaian, toko senjata, bar, dan masih banyak lagi, kedua sisi jalanan itu juga ditanami pohon cemara.

Wanita kaya dan gadis muda semuanya mengenakan pakaian mewah dan saling berbicara dan tersenyum selagi mereka berjalan.

Melihat reaksi Linley, beberapa dari wanita bangsawan mulai bergosip selagi menunjuk pada Linley. Tentu saja, mereka menganggap Linley adalah seperti 'anak desa yang masuk kedalam kota'. Para bangsawan dari ibukota memiliki kedudukan yang jauh sangat tinggi dibandingkan dengan mereka orang-orang desa.

"Hmph. Tak sopan sekali." Linley mengerut merasa jengkel ditunjuk-tunjuk dan ditertawai oleh wanita bangsawan itu.

Setelah dibesarkan dan dididik oleh klan sejak masih muda, Linley dengan cepat segera menahan rasa kegembiraannya, sehingga wajahnya terlihat lebih tenang meskipun tidak terlalu tenang.

"Linley, bagaimana pendapatmu tentang kota Fenlai? Kota ini adalah kota terbesar dalam Holy Union." Hillman berjalan disisi Linley, seringkali melihat Warrior dan bahkan satu atau dua Mage yang lewat. Dia hanya bisa menghela nafasnya, "Linley, di kota Fenlai, Mage dan Warrior yang kuat merupakan hal yang sangat wajar."

Linley tertawa selagi mengangguk. "Dalam buku, dikatakan bahwa kota Fenlai adalah kota politik, ekonomi dan juga berbudaya dari seluruh Holy Union."

"Kota ini adalah surga bagi orang kaya atau mereka yang berkedudukan tinggi." Kata Hillman sambil mengangguk.

Jalanan yang disibukkan oleh kegiatan selalu ada kereta kuda yang lalu lalang diatasnya. Setelah mengitari jalanan itu beberapa waktu, Hillman dan Linley pergi menuju ke sebuah penginapan untuk istirahat.

Ada restoran kecil didekat penginapan itu, sehingga mereka berdua memutuskan untuk makan malam disana.

Malam itu, di dalam penginapan.

Linley dan Hillman berada di kamar yang sama. Terdapat dua kasur dalam kamar itu. Saat memasuki kamar itu, shadomouse kecil Bebe melompat keluar dari dalam pakaian Linley dan mulai berlarian kesana kemari sambil mencicit.

"Aku tahu, aku tahu kamu lapar. Makanlah." Linley melemparkan bebek panggang yang ia bawa kembali dari restoran itu ke lantai, dan bebe langsung berlari menuju bebek panggang itu dan mulai memakannya.

"Linley, beristirahatlah lebih awal. Besok pagi, kau akan mengikuti ujian untuk menjadi seorang Mage." Perintah Hillman.

"Baik paman Hillman." Selagi ia berbicara, Linley berjalan menuju jendela dan membukanya.

Penginapan itu memiliki tiga lantai dan Linley bermalam di kamar yang berada di lantai teratas. Tak ada bangungan setinggi ini di kota Wushan, namun di kota Fenlai bangunan seperti itu seakan sudah sangat wajar. Bahkan ada gedung yang memiliki tujuh atau delapan lantai.

Melihat keluar arah jendela, Linley melihat jalanan itu masih dipenuhi oleh orang-orang.

"Whew. Sudah cukup lama aku tak pernah ke kota ini." Sebuah cahaya putih keluar dari cincin itu dan berubah menjadi orang tua berjanggut putih. Doehring Cowart dan Linley berdiri bersebelahan selagi mereka melihat keluar jendela.

"Kakek Doehring." Sapa Linley.

"Bagaimana perasaanmu di kota ini Linley?" Tanya Doehring Cowart sambil tertawa.

"Biasa saja." Linley mencibir.

Doehring Cowart menghela nafasnya, "Kamu belum lama sampai disini. Kamu belum tahu bagaimana cara kerja kota besar. Tempat ini memiliki banyak tempat mewah untuk menghamburkan uang, seperti lelang dimana semua tokoh terkemuka akan mengeluarkan ratusan ribu kepingan emas atau bahkan jutaan kepingan emas hanya untuk membeli sebuah barang."

"Sejuta kepingan emas?" Linley merasa tenggorokannya mengering.

Betapa banyak jumlah tersebut? Itu adalah uang yang sangat banyak. Kekayaan pribadi dari keluarga, bila dijumlahkan seluruhnya, mungkin tak akan sampai satu juta keping koin emas.

Uang, kekuatan, kemewahan… pertarungan antara ketiga itu sangat sengit disini. Tiap hari, ada seseorang yang meninggal. Akan sering erlihat penggali kuburan yang mengeduk kuburan untuk memakamkan tubuh seorang dari keluarga bangsawan."

Doehring Cowart tertawa dengan santai. "Namun untuk bisa mencapai seperti mereka, kamu harus memiliki kekuatan."

"Jangan harap kebaikan dari orang lain. Semuannya bergantung dari dirimu dan dirimu sendiri saja." Doehring Cowart melihat ke Linley.

Sebenarnya, darah yang mengalir dalam nadi Linley juga membuatnya haus akan pertarungan.

"Jika ada orang yang mengancamku atau keluargaku, aku akan membunuh mereka." Kata Linley dengan jelas. Setelah membaca banyak buku sejarah tentang bangkit dan runtuhnya keluarga bangsawan, Linley tahu betul bahwa menunjukkan belas kasihan pada musuh berarti tidak mengasihani diri sendiri.

Jika kamu membiarkan seorang musuh kabur, mereka mungkin saja suatu saat akan membalas dendam dan membunuh keluargamu.

"Namun, kekuatanku saat ini sangat lemah." Linley mengingat kembali saat ia memasuki kota Fenlai pertama kalinya, wanita bangsawan itu meremehkannya. Di mata orang-orang itu, Linley tak lebih adalah orang jalanan yang miskin.

Dengan senyuman yang tenang, Linley duduk diatas kasur dan mulai bermeditasi untuk mengumpulkan energi.

Meditasi adalah cara terbaik untuk melatih Spiritual Energy seseorang. Cara terbaik adalah dengan menggunakan Spiritual Energy hingga batas terendah kemudian beristirahat untuk memulihkannya!

Pusat tenaga, Dantian yang berada di dada…

Terlihat kabut berwarna coklat tanah pada Dantiannya. Kabut ini adalah Magic yang didapatkan dari mageforce elemen tanah. Berdasarkan pengajaran Doehring Cowart, dari tingkatan pertama hingga keenam, Magic berbentuk seperti kabut. Saat seorang Mage berkembang, kualitas dari Magicnya akan bertambah dan juga kepekatannya.

Setelah mencapai tingkat ketujuh, Magic akan berubah menjadi cairan.

Maka diantara tingkat keenam dan ketujuh akan ada perubahan drastis!

"Anak ini seorang pekerja keras. Bahkan saat malam ia melatih mental energinya." Melihat Linley duduk bersila dengan mata tertutup, Hillman secara diam-diam memujinya. Energi mental sangatlah penting baik untuk Warrior maupun Mage!

Esok paginya di jalanan hijau kota Fenlai sebelah timur. Salah satu jalan utama di kota Fenlai bangunannya dibangun dengan sangat mewah dan penuh dekorasi. Beberapa dari bangunan itu dimiliki oleh kerajaan. Dan bangunan yang tertinggi itu? Itu adalah katerdal milik Holy Church.

Holy Church mengendalikan seluruh Holy Union yang meliputi enam kerajaan dan lima belas kota.

Holy Emperor dari Holy Church memiliki kedudukan yang teramat sangat tinggi. Ia memiliki autoritas untuk menurunkan seorang raja dari kerajaan manapun! Itulah mengapa di kota Fenlai, bangunan tertinggi disana adalah Katerdal milik Holy Church.

Pagi ini, banyak orang berkumpul di gerbang pintu masuk di Katerdal milik Holy Church itu. Mayoritas orang-orang itu adalah bangsawan kaya. Ribuan kereta kuda memenuhi lahan katerdal dan banya bangsawan saling berbincang.

Linley dan Hillman juga akhirnya tiba disana.

"Paman Hillman, banyak sekali orang-orang disini. Banyak bangsawan membawa anak mereka kesini." Linley tertawa pada Hillman. Saat ini, Shadowmouse kecil bebe itu sedang bersembunyi dalam pakaian Linley namun sering mengintip keadaan sekitar.

Hillman tertawa, "Bangsawan? Tiap murid dari institut Ernst dapat menjadi seorang pangeran di kerajaan manapun."

"Seorang pangeran di kerajaan manpun?" Linley langsung paham.

Tidak susah untuk mendapatkan gelar bangsawan di kerajaan manapun, namun untuk menjadi kaisar mulia tentu sangatlah sulit. Lagipula, keempat kekaisaran itu setara dengan seluruh Holy Union. Kerajaan Fenlai tentu tak bisa dibandingkan dengan mereka.

"Oh, tuan Doyle [Dao'er], anda juga datang?"

"Eber [Xi'bo], saya kemari karena anak saya tentunya. Hess [He'si] tunjukkan rasa hormatmu pada paman Eber."

Sekelompok bangsawan saling berbicara. Biaya ujian ini adalah sepuluh keping koin emas. Dan jika seorang murid diterima di akademi Mage, tentu biaya sekolahnya akan lebih tinggi. Banyak akademi Mage memiliki harga sebanyak ratusan keping emas tiap tahunnya! Keluarga yang biasa saja tentu tak akan mampu membayar. Namun jika anak mereka dipilih, tentu saja mereka dapat menemukan seorang bangsawan yang dapat mensponsori dan membayar sekolah mereka.

Namun, tak semua akademi Mage memiliki uang sekolah yang mahal.

Contohnya, akademi Mage nomor satu, institut Ernst. Karena diakui oleh banyak murid, murid manapun yang berasal dari Holy Union tak perlu membayar uang sekolah sama sekali! Karena, semua yang diakui oleh Institut Ernst haruslah sangat jenius. Di masa mendatang, kemungkinannya untuk masa depan alumninya adalah sangatlah besar.

"Hmph. Orang desa itu juga datang. Apakah mereka hanya bermimpi?" Seorang bangsawan tertawa.

Ada beberapa orang biasa dari ratusan orang di tempat itu dan bangsawan dari pinggir kota seperti Linley. Biasanya, bangsawan dari pinggir kota juga dianggap remeh. Bangsawan dari ibukota adalah orang-orang sombong yang meremehkan seseorang.

"Linley jangan pedulikan mereka semua." Kata Hillman dengan suara rendah.

Melihat ke sekelompok bangsawan itu, Linley tertawa sedikit. "Paman Hillman, aku tak akan mempedulikan mereka." Berkat pendidikan dari ayahnya, Hogg, Linley tak akan mempedulikan bangsawan sombong yang arogan itu.

Seluruh tempat itu dipisah menjadi dua bagian. Bagian bangsawan dimana mereka berbincang-bincang, dan satunya adalah orang-orang biasa atau bangsawan pinggiran kota.

Saat ini, dua Warrior berbaju zirah itu berdiri didepan Katerdal itu yang menutupi pintu masuk.

Sesaat kemudian, seorang panitia berjubah hitam keluar dari pintu Katerdal. Saat berhenti didepan pintu, dia tersenyum dan berkata dengan lantang, "Ujian Mage akan segera dimulai. Seluruh peserta dari akademi Mage lainnya juga sudah siap. Kalian yang akan mengikuti ujian ini harap mengikuti saya menuju aula utama."