Linley langsung berlari dan mencengkram leher kelinci itu dengan satu tangan. KRAK! Kelinci yang tadinya meronta kesakitan kemudian terdiam seketika. Sejak melihat dua pertarungan dahsyat setengah tahun lalu, sifat alamiah Dragonblood Warrior yang terdapat pada Linley terus berkobar.
"Aku adalah Warrior tingkat pertama dan juga Mage tingkat pertama, namun dalam segi kekuatan, Magicku tentu lebih kuat." Kata Linley dengan tawa sambil mencengkram kelinci itu.
Mage dibagi menjadi Sembilan tingkat, dan untuk menjadi Mage pada tingkatan pertama itu cukup mudah. Tapi nantinya akan menjadi semakin susah dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk naik ke tingkatan selanjutnya! Banyak Mage tingkat ketujuh atau kedelapan menghabiskan ratusan tahun namun masih kesulitan untuk mencapai tingkatan selanjutnya.
Namun untuk tingkat pertama, setengah tahun saja sudah cukup untuk mereka yang berbakat. Meskipun seseorang tak memiliki bakatpun bisa menjadi seorang Mage selama mereka masih memiliki persyaratan dasar untuk menjadi seorang Mage, namun mereka butuh dua atau tiga tahun agar bisa menjadi seorang Mage.
Setelah mendapatkan kelinci itu, Linley langsung berlari menuju rumah.
"Linley, kenapa tak kau masak kelinci itu? Meski Shadowmouse tetap akan memakan daging mentah, namun makanan kesukaannya adalah daging matang." Terdengar suara Doehring Cowart dalam pikiran Linley.
"Kakek, aku yakin kakek belum pernah membujuk anak kecil." Jawab Linley selagi ia berlari.
Doehring Cowart terkejut. Dia tak pernah memiliki seorang cucu sama sekali, lalu mengapa seorang Grand Magus Saint-Level terkenal seperti dirinya harus membujuk anak kecil?
"Em, tidak pernah." Doehring Cowart terpaksa mengakuinya.
Dengan percaya diri Linley berkata, "Aku selalu membujuk si kecil Wharton. Kuberi tahu ya, jika kakek ingin memberi sesuatu pada seorang anak, kakek tak boleh memberinya sesuatu yang terlalu bagus secara langsung. Dengan kata lain, nanti besoknya mereka akan berharap yang lebih bagus lagi atau mungkin yang jauh lebih bagus lagi. Sekarang, tikus itu sedang menggigiti batu. Jika aku memberinya daging mentah, tikus itu tentu akan senang. Akan kuberi daging mentah selama tujuh atau delapan hari, dan kemudian aku akan memberinya daging matang. Tentu tikus itu akan sangat senang."
Doehring Cowart memahami maksudnya.
Semakin tua seseorang, semakin cerdik pula seseorang. Bagaimana bisa dia melupakan hal sepele seperti itu? Itu adalah cara yang sama yang pernah dia gunakan untuk bawahannya. Pertama, berikan mereka sedikit saja, kemudian berikan lebih nantinya. Jika kamu memberinya terlalu banyak, tentu akan susah untuk memenuhi keinginan mereka nantinya.
"Aku juga pernah membaca hal ini di buku tentang merawat kera. 'mengatakan tiga di pagi hari dan menambah menjadi empat di siang hari' itu jauh lebih efektif daripada 'mengatakan empat di pagi hari lalu menguranginya menjadi tiga di siang hari'." Kata Linley sambil meringis.
Doehring Cowart tiba-tiba menyadari bahwa meskipun Linley hanya seorang anak berumur delapan tahun ia tak kalah dengan orang dewasa.
"Sepertinya pembelajaran di klan Baruch sangat efektif." Kata Doehring Cowart memuji. Pendidikan dapat meningkatkan kepintaran seseorang, namun kebanyakan rakyat jelata tak bisa mendapatkan pendidikan. Kebanyakan rakyat jelata tak memiliki persyaratan yang cukup atau tak mampu membayar biaya untuk akademi Mage atau akademi Warrior.
….
Orang-orang yang ada di gunung Wushan tak menganggap aneh Linley yang berlari menuju rumah dengan kelinci di tangannya. Sebenarnya, ketika Linley telah mempelajari Magic 'Earth Spike' ia selalu membawa pulang sebuah kelinci.
"Tuan muda Linley sungguh mengagumkan. Ia mendapatkan kelinci liar lagi." Penduduk itu tersenyum ketika melihat Linley.
Linley juga membalasnya dengan senyuman ketika ia melewati para penduduk itu.
"Aku penasaran apakah Shadowmouse itu mau makan sesuatu yang diberikan oleh orang lain."
Sambil menghirup nafas, Linley memasuki rumahnya dan langsung menuju halaman belakang, kemudian dengan langkah hati-hati, mendekati tempat dimana Shadowmouse itu muncul, langkah kakinya tak menimbulkan suara sedikitpun. Dalam waktu singkat, Linley telah kembali di tempatnya tadi.
"Dimana tikus itu?" Linley melihat sekitar rumah tua itu, namun ia tak melihat apapun kecuali daun gugur dan reruntuhan batu.
Beberapa bebatuan itu memiliki tanda bekas gigitan, namun setelah melihat seluruh isi bangunan, ia bahkan tak melihat bayangan dari Shadowmouse itu. Linley tak dapat menahan keputus asaannya dan kesedihannya. "Kakek, Shadowmouse itu tak disini lagi. Padahal hanya satu jam. Apakah tikus itu sudah pergi?"
Sebuah pancara cahaya keluar dari cincin itu dan berubah menjadi Doehring Cowart yang berjubah putih.
Doehring Cowart juga mengerut karena kebingungan. "Entahlah, padahal hanya satu jam. Apakah tikus itu sudah pergi?"
Tiba-tiba!
"Krauk,krauk." Suara gigitan itu terdengar lagi. Mata Linley kemudian berbinar, dan dia langsung berputar balik dan menuju sekitaran halaman itu. Setelah sampai, ia dengan jelas melihat Shadowmouse itu menggigit sebuah batu dan tak bergerak sedikitpun. Ia terlihat seperti seorang pengukir batu dari belakang ketika dia menggigiti batu hingga menjadi bentuk-bentuk yang aneh.
Linley berdiri di pintu.
Tap! Linley dengan sengaja membuat suara langkah kaki dari kakinya.
"Eek!"
Shadowmouse hitam itu langsung bergerak dan dalam sekejap mata telah bergerak sejauh sepuluh meter. Matanya yang polos itu langsung melihat ke arah pintu kemudian melihat Linley. Magical Beast itu sangat berhati-hati.
"Ini, makanlah."
Linley tersenyum pada Shadowmouse itu kemudian melemparkan kelinci itu di depan pintu. Mungkin Shadowmouse tak mengerti bahasa manusia, namun Linley paham bahwa Magical Beast yang cerdas harusnya mengerti arti dari senyuman.
Lagipula seekor Magical Beast itu tak seperti hewan buas. Kepintaran mereka hanya sedikit dibawah manusia, dan Magical Beast yang kuatpun juga sangat pintar.
"Tenang jangan tergesa-gesa." Kata Linley pada dirinya sendiri kemudian memaksa dirinya sendiri untuk perlahan menjauh dari tempat itu.
Shadowmouse itu melihat Linley pergi kemudian melihat ke kelinci itu. Ia hanya bisa menahan diri sesaat, kemudian langsung berlari bagaikan kilat menuju pintu selagi mengawasi Linley yang telah beranjak dari tempat itu. Setelah itu barulah dia melihat kelinci yang mati itu. Shadowmouse itu langsung melompat-lompat karena kegirangan.
"Cit, cit!" Shadowmouse itu mengeluarkan suara riang tanda bahagia.
Kemudian ia langsung memakan kelinci itu. Giginya yang tajam mengunyah dengan sangat cepat. Meskipun Shadowmouse itu memili badan yang kecil, kelinci yang secara fisik jauh lebih besar dibandingkan dengan Shadowmouse habis dilahapnya terkecuali bulunya. Bahkan tulangnya pun tak tersisa.
"Gleek!" Shadowmouse itu mengeluarkan suara sendawa, kemudian mengelus perutnya persis dengan manusia.
Dibandingkan bebatuan, daging mentah memang jauh lebih nikmat.
Setelah makan, Shadowmouse itu melihat ke arah Linley beranjak. Bayi Shadowmouse itu langsung merasakan kebaikan dari anak muda itu. Lagipula, tikus itu baru saja lahir, seekor Magical Beast yang masih bayi. Bayi Shadowmouse ini mengira. Apakah anak muda ini akan kembali lagi membawa seekor kelinci?
Hari yang sama sebelum makan malam.
"Apakah Shadowmouse itu memakannya atau tidak." Linley yang saat ini berada di halaman belakang rumahnya menuju tempat dimana ia melemparkan kelinci itu.
"Jangan khawatir. Tikus itu masih bayi, dan juga tikus itu selalu lapar." Kata Doehring Cowart sambil tertawa dalam pikiran Linley.
Linley mengangguk sedikit. Ia akhirnya tiba di pintu itu dan ketika melihat ke arah pintu itu, terlihat banyak bulu kelinci dipenuhi dengan darah. Namun daging dan tulang kelinci itu hilang. Melihat hal ini mata Linley langsung berbinar.
"Bagus!" Linley mengepalkan tangannya.
Langkah pertama telah berhasil. Yang harus dilakukan sekarang adalah bertahan!
Esoknya, Linley membunuh seekor kelinci dan juga seekor ayam. Ia memberikan seekor kelinci itu pada paman Hiri untuk makan malam dan melemparkan ayam itu di tempat yang sama seperti ia melemparkan kelinci-kelinci sebelumnya yaitu di pintu halaman.
"Shadowmouse itu sedang melihatku." Tawa Linley saat ia melihat Shadowmouse itu yang sedang meilihatnya.
"Linley, sepertinya semua berjalan dengan mulus. Tikus itu tidak langsung lari saat meilihatmu yang berarti tikus itu tak merasakan kebencian dalam dirimu." Ketika melihat hal itu, Doehring Cowart merasa bahagia untuk Linley. Linley memang benar-benar beruntung telah bertemu dengan Magical Beast itu.
"Aku ingin tahu apa yang diinginkan dari orang tua Shadowmouse ini." Doehring Cowart sedikit curiga.
Setelah meletakkan ayam itu di pintu, ia mengatakan sesuatu pada Shadowmouse itu dengan senyuman kemudian beranjak. Tapi, ia tak pergi, hanya berdiri di samping dan melihat. Sesaat kemudian tikus itu keluar. Sambil melihat keadaan sekitar dan melihat Linley yang berdiri dari kejauhan itu, tikus itu tak begitu merasa takut. Tikus itu kemudian menundukkan kepalanya dan mulai memakan ayam itu.
…
Hari ketiga, hari keempat, hari kelima.
Aktifitas itu terus berlangsung. Hari demi hari Linley terus bermeditasi sekaligus menyiapkan kelinci dan hewan lainnya untuk dimakan oleh Shadowmouse. Penduduk Wushan tak ada yang tahu bahwa Linley sedang mempelajari Magic bahkan Hogg dan Hillman pun tak tahu. Dan juga, tak ada yang tahu bahwa Linley sedang memelihara seekor Magical Beast tingkat keempat!
Hanya Doehring Cowart yang tahu itu semua selagi melihat Linley tumbuh dewasa.
"Tak mungkin kota Wushan yang kecil seperti ini cukup untuk Linley." Melihat Linley yang mulai bermeditasi untuk melatih Magicnya, Doehring Cowart merasakan sedikit kebahagiaan. "Cepat atau lambat, ia akan membawa seekor Shadowmouse ungu dan melangkah berpetualang ke luasnya Benua Yulan."