Sebenarnya, seluruh elemen termasuk elemen bumi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun sebagai seorang Saint-level Mage elemen bumi, tentu saja Doehring Cowart akan lebih mengagungkan elemen bumi. Mendengar perkataan Doehring, Linley yang berumur delapan tahun itu dipenuhi dengan rasa semangat.
"Kakek, cepat uji aku apakah aku memiliki kemampuan untuk menjadi Mage elemen bumi." Linley merasa bersemangat.
Doehring Cowart akhirnya tertawa. "Baik, aku akan segera mengujimu."
"Pertama, aku harus memberi tahumu ujian untuk menguji kemampuan sihir terdiri dari dua bagian, jadi ujian yang akan aku lakukan tentu terdiri dari dua bagian." Kata Doehring Cowart. Setelah terperangkap dalan cincin itu selama 5000 tahun, tentu saja dia sangat senang ketika bertemu dengan anak kecil yang lucu seperti Linley.
"Kemampuan Magic terdiri dari dua bagian – kecocokan orang itu sendiri terhadap sebuah elemen dan kekuatan dari Mental Energy orang itu sendiri." Kakek Doehring mulai menjelaskan dasar dari ujian itu.
"Apa guna dua ujian itu?" Linley bertanya dengan penuh rasa keingin tahuan.
Doehring Cowart menjawab, "Linley, sebelum menjawab pertanyaan itu, biarkan aku bertanya terlebih dahulu, jika seorang Mage akan menggunakan Magic, bergantung pada apa mereka?"
"Mantra Magic!" Jawab Linley.
Linley telah melihat Mage yang menunggangi Velocidragon itu mengucapkan banyak mantra sihir sebelum menggunakan Magicnya.
"Salah."
"Aku telah melihat banyak Mage menggunakan Magic, lalu mereka semua mengucapkan mantra terlebih dahulu." Bantah Linley.
Doehring Cowart mengelus janggut putihnya dan berkata, "Ketika menggunakan Magic, hal terpenting bagi seorang Mage adalah Mageforce dan Mental Energy. Jika mentalnya cukup kuat, dia bahkan dapat menggunakan Magic dengan seketika tanpa mengucapkan mantra sedikitpun. Mantra hanya berguna sebagai sarana saja."
"Oh? Dengan seketika?" Linley melihat kakek Doehring dengan bertanya-tanya. Linley merasa bahwa dunia Magic mulai terlihat di mata Linley namun masih belum begitu jelas. Lalu Doehring Cowart menghapuskan segala ketidak jelasan tentang dunia Magic.
Sambil tersenyum Doehring berkata. "Benar. Untuk menggunakan Magic, tubuhmu harus memiliki Mageforce yang cukup dan menggunakan Mental Energy untuk mengendalikan Mageforcemu ketika menggunakan Elemental Essence untuk membentuk itu semua menjadi sebuah Magic."
"Elemental Essence?" Linley terkejut. "Kakek, kakek bilang untuk menggunakan Magic, kita harus menggunakan Elemental Essence dari luar tubuh kita?"
"Haha. Tentu saja, kau pikir seorang Mage yang kuat hanya dapat bergantung dari Elemental Essence yang terdapat dari dalam tubuhnya? Tak mungkin! Coba lihat pada Forbidden Magic. Mageforce pada Saint-level Mage hanya mampu menyediakan 1% dari Elemental Essence yang dibutuhkan. Sedangkkan 99% sisanya disediakan oleh alam."
"Biar kuperjelas seperti ini… Mageforce seorang Mage itu hanya sebuah Elemental Essence yang murni. Mageforce dapat digambarkan sebagai seorang jendral sedangkan Elemental Essence sebagai prajurit. Seorang Mage megeluarkan Mageforce dan menggunakannya untuk mengendalikan Elemental Essence untuk menciptakan Magic yang menakjubkan. Paham?" Doehring melihat Linley sambil tersenyum.
Linley kemudian mengerut.
"Oh… aku paham." Linley kemudian mengangguk. "Mageforce dalam tubuh seorang Mage itu seperti paman Hillman sedangkan Elemental Essence itu seperti kelompok anak-anak itu. Paman Hillman mengontrol seluruh kelompok kami dengan dirinya sendiri!"
Doehring Cowart tersenyum dan mengangguk. "Benar. Maka dari itu, Mageforce dari seorang Mage sangatlah penting. Jika dia tak punya cukup Mageforce, maka dia tak akan bisa menggunakan Magic."
Linley mengangguk.
"Tetapi dibandingkan dengan Mageforce, Mental Energy juga lebih penting lagi!" Kata Doehring Cowart sambil tersenyum. "Saat ini, kamu harusnya sadar bahwa Mental Energy yang kumaksud adalah Spiritual Energy, sebuah cara untuk mengendalikan Energy!"
"Linley, Mageforce yang besar dapat mempengaruhi Elemental Essence yang lebih hebat pula. Jika kekuatan itu tak dikendalikan oleh Spiritual Energy… apa yang terjadi selanjutnya?" Doehring Cowart mengelus janggutnya selagi melihat Linley.
Linley mengerti.
"Kakek Doehring." Kata Linley dengan suara pelan selagi ia mengerut. "Di buku, aku membaca banyak tentang taktik perang. Didalamnya, terdapat…untuk mengalahkan musuh, pertama kalahkan dulu pimpinan mereka. Contohnya penjahat. Jika kau kalahkan pemimpin mereka, pasukan penjahat itu akan kalah. Jadi Spiritual Energy itu memiliki fungsi yang sama seperti mengendalikan energi seperti pemimin pada pasukannya. Tanpa Spiritual Energy untuk mengendalikan Mageforce yang besar dan juga Elemental Essence, tentu semua itu akan berantakan."
Doehring Cowart tertawa.
"Haha,Linley, kamu sangat pintar." Doehring Cowart tertawa dengan bahagia.
"Benar, Mageforce dan Elemental Essence yang besar jika dikendalikan oleh Spiritual Energy dapat mengubah itu semua menjadi Magic! Terkadang, untuk menggunakan Magic yang kuat juga membutuhkan Spiritual Energy yang kuat pula. Sehingga, penggunaan mantra juga dibutuhkan." Kata Doehring Cowart dengan tersenyum.
Linley merasa hal terpenting dalam sebuah Magic menjadi begitu jelas.
Kemudian Doehring Cowart melanjutkan, "Tentu saja, itu semua hanya teori dasar. Dunia Magic itu jauh lebih rumit dari yang kamu bayangkan! Pertanyaan sesungguhnya adalah bagaimana orang tersebut menggunakan Mageforce dan Elemental Essence untuk menggunakan Magic!"
"Apa guna memiliki Mageforce jika dia tak tau bagaimana untuk mengubahnya menjadi Magic?" Doehring Cowart menghela nafas panjang. "Dunia Magic itu benar-benar rumit. Percobaan Magic itu juga susah dan berbahaya. Namun karena desakan akan perang, banyak Mage meneliti, mencoba menciptakan banyak Magic jenis baru."
"Sebenarnya, tiap kekaisaran juga melakukan riset untuk menggunakan Mageforce yang berbeda dan Elemental Essence untuk menciptakan Magic yang berbeda juga! Tapi, riset seperti itu sangat berbahaya. Semakin berbahaya sebuah Magic, semakin susah untuk diteliti. Terkadang juga ada Magic yang akan menyerang balik para peneliti itu."
Doehring Cowart tertawa selagi berbicara. "Di kebanyakan akademi Mage, kamu hanya bisa belajar Magic hingga tingkat keenam. Magic tingkat ketujuh, delapan dan Sembilan begitu juga Magic Saint-level dianggap rahasia. Hanya jika kamu bergabung dengan sebuah kerajaan kamu bisa mendapatkan Magic unik itu."
Linley telah membaca banyak buku dan mengerti akan hal ini.
"Jika kamu tak punya seorang guru? Berapapun banyaknya Mageforce yang kamu miliki atau setinggi apapun Spiritual Energymu, kamu tak akan bisa mengeluarkan satu Magic-pun!" kata Doehring. "Rahasia dari seluruh Magic adalah bagaimana mengendalikan Mageforce dan juga Elemental Essence untuk menggunakan Magic itu."
"Setelah bertahun-tahun melakukan eksperimen, Magic bisa menjadi sempurna." Sambil mengelus janggut putihnya, Doehring Cowart tertawa keras. "Linley, jangan khawatir. Nantinya, kamu tak perlu memohon pada kerajaan manapun, karena… aku bisa mengajarimu Magic tingkat ketujuh, delapan dan Sembilan dan bahkan Magic Saint-level!"
Linley menghirup nafas dalam-dalam.
Ia merasa akan memulai sebuah perjalanan baru.
Dalam pengawasan Kakek Doehring, dia tak perlu lagi mengikuti jalan untuk menjadi Warrior. Ia sekarang dapat memulai sebuah jalan menjadi Mage yang lebih misterius dan lebih kuat.
"Ayo, mari mulai ujian untuk menguji elemenmu. Duduklah dengan bersila dan tutup matamu kemudian bermeditasilah." Kata Doehring.
"Meditasi?" Jantung Linley berdegup kencang.
Bagaimana keserasian elemennya?
"Jangan khawatir. Cukup rasakan apa yang dapat kamu rasakan, dan ketika kamu merasakan sesuatu, katakana padaku." Doehring Cowart tersenyum sambil menyemangati Linley. Linley kemudian menutup kedua matanya dan mencoba untuk menenangkan dirinya.
"Jangan khawatir, ikuti saja perkataanku." Kata Doehring Cowart.
….
Meditasi adalah hal mendasar untuk semua Mage. Juga dibutuhkan untuk menyerap Elemental Essence dan mengubahnya menjadi Mageforce, dan juga untuk mengembangkan Spiritual Energy seorang Mage. Meditasi untuk pertama kali adalah yang paling sulit dan yang paling berbahaya, namun dalam pengawasa seorang Grand Magus Saint-level, Linley tak akan merasa kesulitan.
Setelah mendengar instruksi selama setengah jam, akhirnya Linley bisa bermeditasi untuk pertama kalinya.
Melihat Linley melakukan meditasi, Doehring tersenyum sedikit lalu melambaikan tangannya.
Lalu…
Banyak Elemental Essence bumi mulai mengitari Linley. Biasanya, kebanyakan tempat hanya memiliki kepadatan elemen bumi yang biasa, namun saat ini, Doehring Cowart menggunakan Spiritual Energynya untuk melipat gandakan kepadatan elemen bumi di sekitar Linley sebanyak seratus kali.
"Jika dia tak bisa merasakan Elemental Essence bumi yang berada disekitarnya dalam keadaan seperti ini, maka sama sekali tak ada harapan baginya." Kata Doehring dalam hati.
Bahkan seseorang yang biasapun seharusnya dapat merasakan sesuatu yang berbeda karena kepadatan elemen bumi telah dilipat gandakan sebanyak seratus kali dari biasanya.
Saat ini, Linley masih bermeditasi sambil merasa gembira. Ia tak mengetahui… bahwa disekitarnya, banyak benda menakjubkan. Jutaan titik cahaya berwarna coklat mengitarinya dengan kepadatan ratusan kali lipat.