Kekaisaran Pouant telah berlangsung sangat lama dan telah berdiri lebih dari 8000 tahun yang lalu. Kekaisaran Pouant telah berlangsung selama 3000 tahun namun pada akhirnya kekaisaran itu musnah. Wilayah yang dikuasai oleh kekaisaran Pouant adalah gabungan wilayah antara Holy Union dan Dark Alliance.
Dengan kata lain….
Seluruh Mountai Range of Magical Beast, dua belas kerajaan, dan tiga puluh dua desa itu semuanya milik kekaisaran Pouant. Hanya dari fakta ini saja, semua orang dapat memahami seberapa luasnya kekaisaran ini.
Namun Kekaisaran Pouant telah musnah sejak lama!
"Lebih dari 5000 tahun yang lalu?" Orang tua berambut putih itu terkejut sesaat kemudian menghela nafas. "Tak ada cara bagiku untuk mengetahui berjalannya waktu di dunia ini ketika aku masih didalam cincin itu. Aku tak mengira ketika aku keluar dari cincin itu 5000 tahun telah berlalu begitu saja sejak musnahnya negaraku."
"Kek, kakek ini bicara apa? Aku tak paham."
Linley merasakan seluruh pikirannya menjadi kacau. Kakek ini Tiba-tiba keluar begitu saja, dan mengatakan dirinya adalah seorang Saint-level Mage kekaisaran Pouant yang telah musnah sejak 5000 tahun lalu. Apa lagi yang lebih gila daripada hal ini?
Linley bahkan mengira jika dirinya masih berada dalam mimpi.
"Nak." Orang tua itu menatap Linley. Sambil tersenyum dia berkata, "Cincin yang kamu kenakan sebagai kalung itu adalah pusaka suci yang aku gunakan dulu – Worldring!"
"Sebentar,sebentar!"
Linley seketika mengintip orang tua itu kemudian membalas, "Worldring apa? Cincin ini adalah peninggalan dari buyut klan ku. Cincin ini disebut dengan Coiling Dragon Ring!"
"Coiling Dragon Ring? Nama asli cincin ini adalah Coiling Dragon Ring?" Kata orang tua itu sambil terkejut.
Linley pun juga tak kalah terkejutnya.
"Nama aslinya? Apa maksut kakek dengan nama aslinya?" Tanya Linley ke orang tua itu.
Orang tua itu kemudian tertawa. "Oh, Coiling Dragon Ring pasti sebuah nama yang kau atau buyutmu berikan. Saat aku menemukannya, aku mencari tahu seluruh informasi tentang cincin itu namun nihil. Kemudian aku menamai cincin itu dengan Worldring. Namun sebagaimana nama aslinya sendiri aku sendiri pun tak tahu."
"Oh kek, kakek sendiri memberi nama pada cincin ini. Tapi aku yang menemukan cincin ini dan aku menyebutnya dengan Coiling Dragon Ring." Kata Linley agak keras kepala.
"Ya, ya, terserah mau kau sebut apa." Balas orang tua itu dengan tawa kecil seakan tak ingin berdebat dengan Linley.
"Kek, bisa kau beritahu aku kenapa tiba-tiba kakek muncul dari cincin ini?" Tanya Linley.
Orang tua itu tersenyum. "Pada tahun 4280, aku..."
Mendengar hal ini, Linley sangat terkejut. "Tahun 4280? Tahun ini tahun 9990!"
"Pada tahun 4280, aku berhadapan dengan musuh lamaku, seorang Saint-level Mage bernama Hamelin [Ha'mu'lin], dan kami berdua mulai bertarung. Aku tak mengira petarung Saint-level lain menyerangku secara tiba-tiba. Akhirnya aku kalah oleh kedua petarung itu dan tubuhku hancur. Aku tak ingin jiwaku disiksa oleh musuhku, Hamelin, jadi aku mengurung jiwaku sendiri ke Worldri-, ehem, Coiling Dragon Ringmu ini." Orang tua itu menjelaskan apa yang terjadi.
"Cincin ini adalah benda yang hebat. Tampak dari luar tak mengeluarkan aura Magic apapun, namun fungsinya bisa dibandingkan dengan pusaka suci manapun. Saat aku mengurung diriku sendiri dalam cincin ini, Hamelin dan yang lainnya mencariku namun gagal. Tentu ini semua berkat cincin ini." Orang tua itu tersenyum selagi dia bercerita.
Linley kemudian mengangguk.
Coiling Dragon Ring ini jika dilihat dari bentuknya memang terlihat sangat biasa. Sebagai anggota klan yang kuno, Linley memiliki kemampuan untuk menilai sebuah benda.
Biasanya, seluruh benda berharga paling tidak memiliki sejumlah aura berelemen. Namun cincin ini terlihat tak lebih dari sekedar kayu biasa.
"Kek, kakek bilang bahwa 5000 tahun yang lalu, kakek diserang oleh seorang Mage dan petarung Saint-level, dan kemudian mengurung diri kakek sendiri di cincin ini? Cincin ini sebuah pusaka yang sebanding dengan pusaka suci lainnya? Tanya Linley.
"Benar." Melihat Linley memahami itu semua, dia tersenyum sambil mengangguk.
"Lalu, bagaimana bisa kakek tiba-tiba muncul begitu saja dari cincin ini?" Linley menatap orang tua itu.
Dengan tawa, kakek itu kemudian menjelaskan, "sebenarnya, saat aku mengurung diriku dalam cincin itu, aku mengikat jiwaku pada Coiling Dragon Ring. Hanya saat seseorang menjadi pemilik cincin itu aku bisa keluar dari cincin itu."
"Menjadi pemilik baru cincin ini?"
"Benar. Dengan tetesan darah pada cincin itu." Kakek itu tertawa.
Linley kemudian mengerut dan bergumam, "Tetesan darah pada cincin ini?" Berpikir mencoba untuk mengingat apa yang terjadi, Linley teringat ketika sebuah batu besar jatuh tepat di kepalanya yang membuat kepalanya terluka, kemudian darah mengalir dan mengenai bajunya dan dadanya. Mungkin saja, saat itu darahnya mengenai cincin itu.
"Oh, Jadi aku adalah pemilik baru dari cincin ini." Linley kemudian mengangguk.
"Benar. Karena kamu menjadi pemilik baru dari cincin ini, aku dapat keluar dari cincin itu dan meghirup udara segar benua Yulan." Terlihat sebuah senyuman di wajah kakek itu. "Oh iya nak. Aku telah memberi tahu namaku, siapa namamu?"
Linley tersenyum. "Namaku Linley! Linley Baruch!"
"Linley. Nama yang bagus." Kakek itu tersenyum.
"Kek, apa kakek akan terus terjebak dalam cincin ini dan tak dapat bebas lagi?" Linley merasa iba padanya.
Kakek itu mengangguk kemudian tersenyum. "Linley, kamu harus tahu ketika seseorang meninggal, jiwa mereka akan masuk dunia Akhirat! Namun karena aku seorang Saint-level Mage saat aku meninggal, Mental Energy yang kumiliki berubah menjadi wujud fisik. Itulah alasan mengapa aku dapat melawan panggilan dari dunia akhirat meskipun hanya sementara lalu mengurung diriku sendiri pada Coiling Dragon Ring. Namun, hanya ada satu cara untuk keluar dari cincin itu yaitu menghabiskan seluruh Mental Energy milikku."
"Menghabiskan seluruh Mental Energy kakek?" Linley terlihat tak paham.
"Orang-orang menyebutnya Mental Energy, beberapa makhluk abadi menyebutnya dengan Spiritual Energy. Saat Mental Energy seseorang benar-benar habis, jiwanya akan menghilang. Dengan kata lain… jiwaku akan menghilang, dan juga membebaskanku dari cincin itu." Kata kakek itu dengan tenang. "Namun keadaan seperti ini juga tak apa-apa. Meskipun aku terperangkap oleh cincin yang menghalangiku untuk pergi lebih dari tiga meter darinya bukan merupakan hal yang buruk."
Hati Linley bergetar.
Tiba-tiba, dalam hatinya, Linley merasa kasihan pada kakek itu.
"Hehe, Linley, Aku sudah sangat senang dengan kondisiku sekarang ini. Kamu tak akan tahu tapi… jika jiwaku berada di tangan Hamelin, tentu itu semua lebih buruk daripada kematian." Kakek itu menghela nafas.
"Kek, kakek bilang nama kakek Doehring Cowart? Bisa aku panggil dengan kakek Doehring?" Kata Linley tiba-tiba.
Doehring Cowart adalah seorang Grand Magus dari kekaisaran Pouant, dan memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Dulu, dia mungkin termasuk lima besar orang terkuat di Yulan. Dia kalah karena dikeroyok oleh Hamelin dan petarung Saint-level lain yang menyerang tiba-tiba.
Namun…
Doehring Cowart tak pernah memiliki seorang anak, terlebih lagi seorang cucu. Mendengar Linley memanggilnya dengan Kakek Doehring, hati Doehring Cowart tiba-tiba merasa hangat karena dia telah merasa kesepian selama ribuan tahun.
"Ya, ya." Doehring Cowart merasa sangat bahagia.
Terlihat sebuah kegembiraan pada mata Linley. "Kakek Doehring, tadi kakek bilang bahwa kakek seorang Saint-level Mage. Lalu, apa kakek bisa mengajarkanku Magic?" Jantung Linley berdegup dengan kencang. Orang yang berada didepannya adalah seorang Saint-level Mage berumur lebih dari 5000 tahun.
Dalam pikiran Linley terdapat bayangan seekor Velocidragon yang besar, tontonan yang mengerikan dari Dance of the Fire Serpent, kemudian bebatuan yang tak terhitung jumlahnya jatuh dari langit, lalu seseorang yang dapat menunggangi seekor Black Dragon.
Dia tentu menginginkan itu semua suatu saat….
Dia juga ingin mengendarai seekor Black Dragon dan membuat langit berguncang.
Doehring Cowart mengelus janggut putihnya. Kemudian berkata, "Tentu saja bisa! Kakekmu Doehring ini adalah seorang Grand Magus elemen bumi… dan dari semua elemen yang ada, elemen bumi adalah yang terkuat!" Saat membicarakan Magic, Doehring Cowart mulai merasa sangat gembira.