Chapter 6 - Bab 6

Matahari bersinar terik di kota Lin pada akhir minggu ini. Angin musim semi yang hangat berhembus di seluruh kota seolah tidak sabar untuk menghangatkan setiap inci di tiap tempat.

Akan tetapi, orang-orang di Pasukan Kepolisian Tindak Kejahatan kota terlalu sibuk untuk menikmati angin musim semi yang indah. Ini karena ada dua lagi kejadian korban terluka karena pisau silet yang terjadi tiga hari setelah kasus Ye Zixi. Pasukan polisi tindak kejahatan kota sekarang memimpin penyelidikan atas empat kasus yang terjadi.

Perlu dicatat bahwa selain dari Ye Zixi, korban lainnya tidak terluka sangat parah. Salah satu dari mereka hanya terkena goresan kecil di tangannya sehingga korban tidak memikirkan untuk melaporkan kejadian itu. Mereka tidak akan mengetahui kejadian itu jika bukan karena para petugas kepolisian menghubungi masing-masing taman. Selain itu, tidak ada korban terluka serius atau cedera berkepanjangan yang disebabkan oleh rangkaian tindak kejahatan ini. Karena itulah, hal ini tidak menyebabkan kepanikan publik.

Walaupun begitu, para polisi masih menganggap serius kasus ini. Kepala Kepolisian telah meminta secara khusus polisi tambahan supaya berpatroli di sekitar taman untuk membantu meringkus penjahat itu.

Akan tetapi, dua hari telah berlalu dan mereka belum menemukan apapun. Ini bukan hanya karena pelaku tidak meninggalkan petunjuk, tapi penjahat itu telah menghentikan seluruh aksi penanaman pisau silet.

Pada hari minggu sore ini, Xu Xu duduk di ruang konferensi kantor polisi tindak kriminal. Dia sedang mengamati gambar-gambar yang tersebar di papan tulis besar dan tenggelam dalam pemikirannya sendiri seraya mengerutkan keningnya.

Karena Ji Bai sedang liburan, kepala kepolisian menginstruksikan agar dia tidak melibatkan diri dalam kasus ini. Malah, dia menyuruhnya untuk mempercayakan kasus ini kepada rekan sekerjanya. Sebagai gantinya, Yao Meng, telah mengikuti instrukturnya, Petugas Wu, untuk pergi melakukan penyelidikan. Sementara itu, Xu Xu memberitahukan kepada tim bahwa dia ingin mencoba membuat sebuah profil dari penjahat itu. Sehingga, dia bekerja seorang diri.

Xu Xu memainkan pulpen di tangannya sambil menatap foto-foto dan peta di papan tulis. Tidak lama setelah itu dia mulai bergumam sendiri.

Taman Ruiying, Taman Fangting, Taman Chaoyang, Taman Yumin ... taman ini semua berada di sekitar lokasi tempat tinggalnya. Taman-taman ini dibangun secara khusus oleh pemerintah bagi Central Business District. Selain itu, taman ini adalah proyek yang mendapatkan dana melalui donasi dari banyak grup keuangan. Terutama Taman Fangting, yang dibangun dengan agung dan tinggi. Oleh sebab itu, diketahui sebagai simbol dari CBD.

Pisau silet yang digunakan oleh pelaku adalah jenis yang sangat umum. Sepaket besar pisau itu bisa dibeli melalui internet dengan harga di bawah sepuluh dolar. Pisau silet ini telah disusun untuk membentuk bintang bersegi lima di setiap tempat kejadian.

Pisau-pisau itu dikuburkan di bawah rumput dua kali. Bahkan cat hijau yang digunakan juga sangat umum. Akan tetapi, rekan dari departemen forensik menemukan adanya jejak komponen lain di dalam cat. Salah satunya adalah air yang diambil dari sungai kota Lin. Selain itu, mereka juga menemukan komponen lain yang sangat aneh. Setelah pemeriksaan, mereka menemukan bahwa zat itu berasal dari sup hotpot pedas. Mereka menemukan sup itu dibuat dari bahan umum yang bisa ditemukan di pasar. Sup hotpot pedas sangat terkenal di kota Lin dan jumlah bahan yang dijual sehari-hari sangat banyak. Karena itu, petunjuk ini juga tidak menuntun mereka kemanapun.

Ditambah lagi, waktu kejadian juga tidak terlihat mengikuti pola yang jelas. Beberapa terjadi pada hari kerja sementara yang lain terjadi di hari-hari libur. Mereka terjadi di pagi hari, sore hari, dan juga malam hari.

Xu Xu tenggelam dalam pikirannya ketika dia tiba-tiba mendengar suara lembut di belakangnya. "Petugas Xu?"

Orang itu adalah Ye Zixi.

Hari sudah hampir malam saat sinar matahari mewarnai kantor yang kosong dengan cahaya coklat kemerahan. Ye Zixi memakai gaun putih yang tak bernoda dan berdiri dengan anggun di depan Xu Xu. Senyuman di wajahnya ringan namun bersahabat.

Sejujurnya, Xu Xu tidak memperhatikan penampilan Ye Zixi pada pertemuan terakhir mereka. Dia hanya mengingat bahwa dia wanita yang agak kurus dan kalem. Meskipun banyak darah berceceran di atas tanah saat itu, dia tidak panik. Malah, dia tetap menjaga ketenangan dirinya sepanjang waktu ketika menerima pertolongan pertama.

Sekarang setelah Xu Xu melihatnya secara langsung, dia akhirnya tahu bagaimana penampilan wanita ini.

Dia memiliki sosok tubuh yang langsing dan alis mata yang tipis Namun, karena tatapan matanya yang begitu jernih dan tajam, dia kelihatan seperti memiliki watak yang dingin.

Xu Xu mengangguk dan menunggunya untuk berbicara.

Dia tersenyum dan menjabat tangan Xu Xu. "Xu Xu, aku datang untuk berterima kasih kepadamu secara langsung karena telah menyelamatkan hidupku. Terima kasih." katanya secara perlahan. Kecepatan bicaranya saat mengatakan hal itu juga membuatnya tampak sangat tulus.

Xu Xu tersenyum. Akan tetapi dia tidak terbiasa melakukan kontak fisik dengan orang lain. Sehingga, dia dengan cepat menarik kembali tangannya, "Kamu tidak perlu melakukan itu. Apakah lukamu sudah sembuh?"

Ye Zixi mengangguk dan menunjukkan bekas luka di pergelangan tangannya kepada Xu Xu.

"Apa kamu punya waktu luang malam ini? Aku ingin mentraktirmu makan." tanya Ye Zixi dengan lembut.

Xu Xu menggelengkan kepalanya. "Aku minta maaf, aku belum ada waktu saat ini. Tapi terima kasih, aku menghargai penawaranmu."

Ye Zixi tahu bahwa Xu Xu memiliki pekerjaan untuk dilakukan saat dia mendapati dinding yang penuh dengan foto dan catatan. Dia meletakkan tangannya di bahu Xu Xu dan menghela napas sedih. "Tolong berilah aku kesempatan untuk mentraktirmu makan begitu kamu menyelesaikan kasus ini."

Xu Xu lagi-lagi merasa terganggu oleh kedekatannya dan berusaha untuk membebaskan diri dengan gerakan yang berlebihan. Ye Zixi melihatnya untuk beberapa saat sebelum tersenyum. "Kalau begitu aku tidak akan mengganggumu, semoga beruntung."

Xu Xu mengantarnya sampai ke pintu sebelum kembali ke depan papan tulis untuk merenung. Setelah beberapa waktu, dia menerima pesan di handphonenya. "Seorang pria meminta informasi kontakmu kepadaku, tapi aku tidak memberikannya. Jika dia mau bertemu dengan penyelamatku, dia harus melewati beberapa masalah dulu, kan?"

Xu Xu melirik handphonenya lalu melemparkannya ke samping agar dia bisa terus memusatkan perhatian pada kasus itu. Tidak butuh waktu lama sampai dia lupa sepenuhnya akan pesan itu.

Pada waktu makan malam, seseorang mengirimkan makanan ke Kantor Polisi Tindak Kriminal yang dialamatkan untuk Xu Xu. Itu adalah makanan enak dari restoran yang berada di Guangzhou. Xu Xu berpikir bahwa kakaknya sedang berbaik hati, jadi dia tidak terlalu memperhatikannya.

Akan tetapi, kakaknya mengatakan melalui telepon bahwa dia memiliki rapat sepanjang sore. Jadi, dia tidak punya waktu untuk melakukan perbuatan kakak yang perhatian.

Xu Xu segera mengetahui dan bergumam kepadanya, "Kalau begitu ini pasti dari Ye Zixi."

Xu Juan tampak terkejut dan bertanya kepadanya, "Ye Zixi yang mana?"

"Ye Zixi yang itu."

"Ck ck ck ... kenapa dia memesankan makanan untukmu?"

Xu Xu menjelaskan kepadanya bagaimana dia menyelamatkan nyawa Ye Zixi beberapa hari yang lalu, yang membuat Xu Juan terkesiap kaget. "Apa kamu baik-baik saja?"

Xu Xu memutar bola matanya. "Tentu saja aku baik-baik saja."

"Bagaimana dengan Ye Zixi?"

"Pada saat itu lukanya cukup serius, tapi sekarang dia sudah tidak apa-apa."

Barulah Xu Juan merasa lega. Dia melanjutkan sambil bercanda bahwa bekal makan pertama yang diterima adiknya dikirim oleh seorang wanita. Lalu dia berkata bahwa dia mendengar Ye Zixi adalah orang pintar yang terkenal dan menanyakan pendapat Xu Xu tentangnya. Xu Xu mengerutkan alisnya sebelum mencari alasan bahwa dia sedang sangat sibuk lalu menutup telepon.

Akan tetapi, siapa sangka Ye Zixi akan betul-betul memesankan makan siang enak dan makan malam untuk dikirimkan kepada Xu Xu sampai dua hari berikutnya juga? Ditambah lagi, dia juga mengirimkan sekotak besar buah-buahan segar yang cukup banyak untuk diberikan kepada seluruh anggota kepolisian tindak kriminal.

Hal ini juga diketahui oleh kepala kepolisian. Tak lama kemudian dia melakukan "kunjungan khusus" ke Pasukan Kepolisian Tindak Kriminal untuk makan buah manggis di sore hari.

Xu Xu tidak suka menjadi pusat perhatian, jadi dia menelepon Ye Zixi. Tetapi, Ye Zixi mengabaikannya dan memberitahunya dengan tenang namun tegas bahwa dia ingin menunjukkan rasa berterima kasih setelah melihat Xu Xu yang bekerja keras. Lagi pula, dia sudah membayar biaya makanan dan buah-buahan selama sebulan penuh yang tidak bisa dikembalikan.

Karena perhatian Xu Xu terpusat pada kasus, maka dia membiarkan Ye Zixi melakukannya.

Meskipun begitu, masih belum ada pemecahan apapun dalam kasus tersebut.

Dengan penambahan patroli di sekitar taman, pasukan kepolisian berencana untuk memulai penyelidikan pada warga kota yang tidak memiliki pekerjaan juga kepada kelompok-kelompok yang beresiko tinggi yang memiliki catatan kriminal.

Xu Xu juga memutuskan untuk kembali ke tempat kejadian perkara untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pada saat sore hari di jam kerja, hanya ada sedikit orang yang berada di taman. Pengunjungnya hanyalah beberapa orang tua lanjut usia yang sudah pensiun. Mereka duduk tenang dan bermain catur di gazebo. Xu Xu berjalan ke lereng tepi sungai dimana Ye Zixi sebelumnya terluka di hari itu. Akan tetapi, dia segera melihat seorang pria yang duduk di bawah terik sinar matahari sedang tersenyum kepadanya.

Dia adalah pria yang menemani Ye Zixi pada hari itu: Ye Zixiao.

Dibandingkan setelan jas santai yang dia kenakan sebelumnya, sekarang dia memakai sepasang baju olahraga berwarna putih dan abu-abu. Yang membuatnya terlihat lebih muda dan tampan. Rambut hitamnya yang pendek tertata rapi di keningnya dan sinar cemerlang di matanya yang panjang sangat memesona. Secara keseluruhan, dia terlihat seperti seorang model di majalah.

"Aku sudah menunggu disini selama lima hari, dan akhirnya kamu datang juga." Dia menepuk bilah rerumputan dari badannya, berdiri lalu berjalan menghampiri Xu Xu. Tubuhnya yang tinggi segera membuat bayangan padanya. "Aku ingin makan malam denganmu malam ini."

Xu Xu mengerutkan kening dan melihat dia dengan tatapan heran. "Aku sedang tidak ingin makan. Tolong menyingkir." Lalu, dia berjalan melewati pria itu sebelum kemudian berjongkok untuk memandangi rerumputan di bawah kakinya.

Ye Zixiao tercengang selama beberapa detik sebelum kembali sadar. Dia baru saja diabaikan dengan sangat dingin.

Dia sangat sadar bahwa dia sangat menarik di mata para wanita.

Selain itu, dia juga memperhatikan penampilannya sebelum meninggalkan rumah karena kemungkinan akan bertemu lagi dengan wanita yang dia sukai.

Meskipun dia menyiapkan diri untuk ditolak, dia kebingungan akan raut wajah yang ditunjukkan oleh Xu Xu. Tidak ada sedikitpun rasa tersipu, gugup, tegang atau keragu-raguan.

Ini bukanlah sebuah reaksi normal yang seharusnya dimiliki seorang wanita yang sedang dikejar oleh seorang pria tampan.

Ye Zixiao dengan tenang mempelajari wanita ini dari atas sampai ke bawah. Dia mengenakan mantel panjang hitam hari ini dengan kemeja putih di dalamnya yang menunjukkan lekuk tubuh yang sangat indah. Namun, dia juga sangat mungil. Gadis ini terlihat seperti bola benang wol kecil ketika dia berjongkok di sebelahnya.

Siapa sangka, dia betul-betul ditolak oleh sebuah bola benang wol kecil.

Ye Zixiao memutuskan untuk mendekatinya dengan menggunakan metode berbeda. "Kamu sedang sibuk apa? Apa kamu sedang menyelidiki kasus?"

Xu Xu bahkan tidak melihatnya. "Kepolisian sedang menangani kasusnya. Tolong pergi menjauh dan berhenti mengganggu pekerjaanku." Lalu, dia berdiri dan menyapukan pandangannya di sepanjang lingkungan sekitar.

Xu Xu mengingat Ye Zixiao karena dia meninggalkan kesan baginya pada hari itu. Dia telah berlaku kasar dan terus berbicara sementara dia sedang sibuk mencoba memberikan pertolongan pertama pada sepupunya.

Sehingga, di matanya, situasi saat ini adalah dimana seorang pria yang narsis, bertele-tele dan sombong tiba-tiba muncul begitu saja.

"Dia" lah yang mau makan malam dengannya, jadi, tentu saja, Xu Xu mengabaikan pria itu.

Ye Zixiao terdiam untuk beberapa saat sebelum berbalik untuk pergi. Xu Xu mendengar langkah kakinya yang semakin lama semakin menjauh dan merasa seolah lingkungan sekitarnya seketika menjadi lebih damai dan tenteram.

Dia dengan cepat memutuskan untuk pergi setelah melakukan satu kali lagi pemeriksaan di taman. Tetapi, dia memikirkan tentang Ye Zixiao sebelum dia pergi, jadi dia melihat tempat dimana pria itu berjalan menjauh. Sesuai dugaannya, dia benar-benar pergi. Bagus.

Akan tetapi, setelah beberapa langkah menuju gerbang depan taman, dia tiba-tiba mendengar suara langkah kaki mencurigakan mengikuti di belakangnya. Saat dia membalikkan badan, dia melihat Ye Zixiao yang sekarang sedang mengikutinya dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celananya dan wajah yang kalem.

"Apa kamu memerlukan sesuatu?" Xu Xu bersikap tenang dan berhenti berjalan.

"Aku ingin makan bersamamu."

"Aku menolak."

"Oh."

Xu Xu berhenti menatapnya dan berbalik untuk lanjut berjalan. Langkah pelan di belakangnya juga dimulai hampir di saat yang bersamaan. Ketika dia membalikkan badan, dia memandangi Xu Xu sambil tertawa. Tampak kejahilan di matanya yang ditemani dengan rasa puas diri yang samar.

Xu Xu tidak pernah menghadapi orang yang begitu keras kepala sebelumnya, jadi dia tidak mengerti logika berpikir pria ini. Menolaknya secara langsung terbukti tidak berguna tetapi dia tidak mau menghiburnya. Karena itu, dia tetap mengabaikannya.

Tidak ada begitu banyak orang di dalam kereta. Xu Xu menemukan pojokan kosong dan berdiri disana. Tak lama kemudian, dia melihat Ye Zixiao muncul di depannya. Dia bersandar ke dinding kereta yang hanya berjarak satu meter dari Xu Xu dan memandangi wanita itu dengan tangan menyilang di depannya dan tampak tenang dan terkendali. Sementara, Xu Xu melihat keluar jendela dengan masa bodoh.

Akan tetapi, orang-orang di sekitarnya tidak setenang Xu Xu.

Ye Zixiao sangat tinggi dengan tubuh yang jenjang. Dia memakan banyak tempat hanya dengan berdiri disana, yang membuat kehadirannya terasa begitu besar. Ditambah lagi, penampilannya terlalu menarik perhatian. Wajahnya adalah jenis ketampanan yang angkuh yang seolah membuat dia satu-satunya orang dengan percikan warna cemerlang di dalam kereta yang suram. Semua orang secara tidak sadar menjaga jarak darinya dan beberapa gadis muda meliriknya dari waktu ke waktu.

Lalu, orang-orang itu tersadar bahwa pria muda tampan ini sedang memandangi Xu Xu. Karena itu, banyak pandangan ingin tahu perlahan terarah kepadanya juga. Wajah Xu Xu mulai terasa agak hangat saat dia melemparkan tatapan dingin kepada Ye Zixiao sebelum keluar secepat yang dia bisa begitu mereka sampai di stasiun berikutnya. Pastinya, Ye Zixiao juga segera turun dari kereta dan membuntutinya dengan rapat. Saat dia melihat wajahnya yang dingin namun tersipu melalui arus keramaian, suasana hatinya langsung ceria.

Ye Zixiao telah mengikutinya untuk waktu yang cukup lama sekarang. Ketika Xu Xu berkeliling di sekitar taman, Ye Zixiao sedang duduk di kursi terdekat. Dia memandangi sosok Xu Xu tanpa membiarkan gadis itu lolos dari pandangannya. Saat Xu Xu naik kereta, dia melihatnya dengan penuh kasih meskipun mereka berada di tempat umum. Jika Xu Xu naik Taxi, dia akan membayar supirnya seratus yuan agar bisa duduk di kursi depan. Lalu dia akan memandangnya dari kaca spion.

Awalnya, Xu Xu merasa sangat gelisah dan terganggu. Sorot matanya menunjukkan jelas bahwa dia ingin membunuhnya. Dia bahkan mengulang kalimat yang sama kepadanya berkali-kali, "Pergi sana."

Walaupun begitu Ye Zixiao menunjukkan kegigihannya dengan menjawab menggunakan kalimat yang sama setiap kalinya, "Aku mau makan bersamamu."

Xu Xu lalu memutuskan untuk tidak menghiraukan pria itu dan memusatkan perhatian pada penyelidikan tempat kejadian perkara.

Waktu sudah menunjukkan lewat pukul 10.00 malam dan daerah itu sudah tutup saat dia sampai di taman yang keempat. Xu Xu menunjukkan surat izin kerja dan meminta kepada anggota pekerja untuk membukakan pintu untuknya. Saat Ye Zixiao mencoba mengikutinya,Xu Xu dengan tenang berbalik kepada para anggota pekerja dan berkata, "Aku tidak kenal orang ini. Jangan biarkan orang lain untuk masuk tanpa surat izin kerja."

Para pegawai itu melihat pakaian Ye Zixiao yang rapi dan mereka tidak mengusirnya pergi dengan marah. Malah, mereka meminta dia pergi dengan sopan. Ye Zixiao melihat sosok mungil Xu Xu saat dia berjalan ke arah jalur taman yang gelap lalu berkata dengan nada dingin, "Tidak bisakah kalian lebih perhatian? Dia itu pacarku." kata Ye Zixiao.

Begitu para pegawai mulai bimbang, suara Xu Xu yang lebih dingin membuat mereka menggigil sampai ke tulang belakang, "Jika kalian membiarkan dia masuk, aku akan menuntut kalian dengan tuduhan menghambat penyelidikan resmi."

Karena itu, Ye Zixiao ditahan di luar.

Taman itu sangat besar. Setelah berdiri di depan pintu masuk selama beberapa waktu, sosok Xu Xu menghilang. Para pegawai itu melihatnya penasaran dan bertanya, "Apakah polisi itu benar-benar pacarmu?"

Ye Zixiao mengangkat bahu dan menjawab enteng, "Cepat atau lambat."

Para pegawai itu tersenyum dan Ye Zixiao melemparkan sebungkus rokok kepadanya. Keduanya ngobrol sementara Ye Zixiao duduk di bangku taman dekat pintu depan.

Saat Xu Xu keluar dari pintu depan taman, dia melihat para pegawai mengedipkan mata kepadanya dan menembakkan isyarat dari mata mereka. Dia melihat ke arah yang ditunjukkan para pegawai dan melihat Ye Zixiao yang duduk di bangku berjarak beberapa langkah darinya. Dia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi dan matanya tertutup. Dia duduk tidak bergerak disana, hanya dadanya yang bergerak naik turun.

Cahaya bulan yang menghanyutkan menyinari bangku coklat dengan redup. Yang membuat Ye Zixiao terlihat seperti sebuah patung yang tertidur lelap. Cahaya itu melembutkan garis wajahnya dan menambah keindahan bentuk wajahnya. Xu Xu sedang dalam suasana hati yang baik karena dia mendapat beberapa ide baru mengenai kasus ini. Pada saat itu, wajah Ye Zixiao yang sedang tertidur damai tidak begitu terlihat menyebalkan.

"Petugas, udara sangat dingin. Jika dia tertidur disini, dia akan jatuh sakit. Tidakkah lebih baik untuk membangunkannya?" tanya pegawai itu.

Xu Xu melihatnya lalu melambaikan tangan. "Selamat tinggal." Lalu, dengan cepat melangkah menuju stasiun kereta bawah tanah.

Begitu dia pergi, Ye Zixiao membuka matanya dan bangkit berdiri. Dia melihat kearah kepergiannya tanpa mengatakan apapun. Wanita ini bahkan tidak terganggu sedikitpun. Bukankah dia seorang petugas kepolisian? Seharusnya dia memiliki simpati jika dia melihat orang yang tidur di jalanan, bukan?

Dia mengabaikan tatapan mengejek para pegawai dan merisleting jaketnya. Tubuhnya meringkuk sedih di balik kehangatan lapisan jaket itu. Malam itu benar-benar malam yang dingin.

  1. Kawasan Sentral Bisnis, bagian dari kota yang merupakan pusat dari segala kegiatan politik, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi
  2. Bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan keadilan melalui proses penerapan ilmu atau percobaan sains
  3. Makanan yang terbuat dari berbagai macam daging dan sayuran, direbus dalam satu panci dan disajikan di atas kompor