Shuhang ke tempat yang tidak ada orang dan membuka kotak itu.
Kotak kecil itu berisi tumpukan jimat berwarna kuning cerah, setiap jimat dihiasi dengan metaphysical runes dan peta formasi dengan pigment merah keemasan. Ada juga catatan dari 'Jimat Istana Tuan Tujuh Kehidupan', mempekenalkan fungsi jimat-jimat ini.
Total ada 20 buah jimat
Lima teratas itu 'jimat baju baja'. Seperti namanya, itu bisa menepis serangan pendekar dibawah tingkat ketiga dengan menggunakan energi di jimat ini dan mengubahnya menjadi baju perang.
Itu sangat mudah digunakan. Orang bisa memanggil jimat itu dengan menekan tengah formasi peta menggunakan jempol, menuntun tenaga dalam spiritual jimat keluar dengan energi mental, dan mengatakan 'senjata'.
Kelima jimat itu bisa digunakan sekali saja. Jika digunakan dengan baik, mereka bisa melindung Song Shuhang sebanyak lima kali.
Lima di tengah adalah 'jimat pedang', yang digunakan untuk menyerang. Cara mengaktifkannya sama seperti jimat baju baja, bisa digunakan dengan menyebutkan "Pedang".
Ketika sudah diaktifkan, itu bisa mengeluarkan pedang bertenaga dalam tingkat ketiga Raja Perang, yang bisa membelah gunung dan bebatuan. Jika musuh itu pendekar tingkat kedua, tanpa perlindungan, ia bisa hampir mati terkena serangan ini.
Ketiga dan jimat yang paling banyak adalah jimat penangkal kejahatan, jumlahnya 10 buah.
Menurut Jimat Istana Tuan Tujuh Kehidupan, karena musuhnya itu pendekar roh jahat yang bisa memanipulasi hantu dan arwah jahat untuk menyerang, itu bisa sulit untuk melawannya.
Hantu dan arwah jahat kebal terhadap serangan biasa, dan beberapa dari mereka memiliki kemampuan 'tidak terlihat dan tersembunyi. Yang akan sangat menyulitkan bagi pendekar yang tidak memiliki cukup kekuatan.
Namun, 10 jimat penangkal bisa membantu Shuhang untuk mengalahkan hantu dan arwah jahat!
Song Shuhang memegang kotak jimat. Dengan memberikan ini, Jimat Istana Tuan Tujuh Kehidupan tidak hanya mengirimkan arang pada musim dingin, ia juga mengirimkan pakaian, makanan, rumah dan kendaraan!
'Ini benar-benar kejutan.' Song Shuhang memegang jimat itu dengan kencang.
Dengan jimat-jimat ini, ia berani untuk menantang 'Altar Master'. Tentu saja, ia tidak akan menggunakan ini saja untuk menyerangnya.
Ia bisa melakukan apapun selama ia bisa membunuh Altar Master.
Hanya ingin hasil, bagaimana caranya- selama ia bisa membunuh lelaki itu!
Dengan hati-hati ia menaruh jimat-jimat itu. Sekarang semuanya sudah siap-kecuali satu hal yang penting…
❄❄❄
Pukul 7:30 pagi.
Lomba olahraga Kampus Jiangnan resmi dimulai.
Sebelum dibuka, kepala sekolah memberikan pidato- pidatonya sangat istimewa. Mereka selalu mengingatkan tetap tidak berubah meskipun teknologi berkembang.
Biasanya dimulai dengan kata pembuka "Sekarang, biarkan aku mengambil beberapa menit." dan akan ada banyak 'beberapa menit' di dalam pidatonya. Selagi kepala sekolah itu berbicara, murid-murid bertahan di terik matahari lalu pingsan dan bangun lagi lalu pingsan lagi untuk beberapa kali sebelum perlombaan dimulai.
Pukul 8:40, lomba lari 5 km laki-laki dimulai.
Song Shuhang diantar oleh ketiga teman-temannya dan tujuh atau delapan teman sekelasnya, ke jalur lari.
Semua teman-temannya tersenyum jahat, karena mereka datang tidak untuk menyemangati Song Shuhang, tapi untuk melihat Song Shuhang kecapaian seperti anjing tua di lajur lari- lebih bagus lagi jika mereka melihat Song Shuhang muntah.
Lomba lari 5 km benar-benar lomba yang menyakitkan.
Panjang lajurnya 400 m, jadi peserta perlu berlari 12,5 putaran.
Ini benar-benar pekerjaan yang melelahkan, tanpa kegemaran lari atau kesenangan berlari. Jaraknya jauh dan kecepatannya pelan; penonton sedikit, dan perempuan yang menonton lebih sedikit.
Tanpa perhatian perempuan, para lelaki di lomba ini kekurangan semangat.
Selagi pelari lain bersiap dan memilih tempatnya dan berdiri, Song Shuhang menguap dan berdiri di posisinya.
"Shuhang, semangat!" suara jelas terdengar. "Dapatkan juara satu!"
Suara yang manis terdengar menyenangkan.
Song Shuhang menoleh dan melihat perempuan itu yang suka di dekatnya belakangan ini, sedang melambaikan tangannya ke arahnya dengan senyuman yang lebar.
Ada empat perempuan lain disekitarnya, dan itu terlihat mereka baru saja selesai menonton lomba yang lain dan lewat.
Apa dia Lu Fei?
Song Shuhang tertawa dan ia mengancungkan jempolnya ke arah Lu Fei.
Teman-temannya langsung mengambil kesempatan ini untuk mengejek Song Shuhang.
Tubo dan Gao Moumou berbicara dengan nada bicara yang imut dan menirukan nada Lu Fei, "Shuhang, Semangat!"
"Dapatkan juara satu" lelaki yang lain juga menirukan nada Lu Fei dengan suara itu.
Song Shuhang berputar dan memberikan mereka dua jari tengah. "Pergi ke neraka!"
Saat ini, murid berkulit gelap dan kuat disebelah Song Shuhang meledeknya. "Ahaha, juara pertama? Hei, lelaki lemah, apa yang membuatmu percaya kau akan menang lomba ini? Menang karena wajah cantikmu?"
Selagi ia berbicara, ia mengayunkan kakinya yang berotot-kakinya berotot karena ia sudah berlatih dan berlari cukup lama. Melihat lengan dan kaki kecil lelaki yang di sebelahnya itu. Ia bisa bertaruh tidak bisa menyelesaikan 1 km, biarkan sendirian 5 km.
"Lelaki lemah? Apa kau berbicara denganku?" tanya Song Shuhang sambil menyentuh wajahnya sendiri. Kulitnya menjadi lebih lembut dan lebih putih karena efek ramuan.
Ternyata ketampanan akan mengakibatkan masalah?
"Apa kau iri dengan kulitku?" tanya Shuhang, diam-diam mengangguk.
"Iri dengan kepalamu! Aku iri denganmu? Lelaki lemah?!" Murid berkulit gelap sangat marah sampai urat terlihat di pelipisnya.
"Haha, jangan hiraukan dia, dia iri denganmu karena ia tidak ada perempuan yang menyemangatinya. omong-omong, apa kau dipaksa ikut lomba ini juga?" Tanya murid yang ada di sebelah Shuhang sambil tersenyum. Ia memiliki pipi yang tembem dan terlihat seperti penyuka komputer. "Namaku Yang Shangfa. Aku dari Jurusan Mesin Komputer."
"Seperti itulah, tidak ada yang ingin mengikuti lomba ini dan aku sedang tidak masuk, jadi aku disini. Namaku Song Shuhang," ia kembali tersenyum.
"Aku juga!" mata Yang Shangfa berair.
Selagi mereka berbicara, guru yang bertugas berteriak. "Semuanya, bersiap~!"
Semua peserta mengambil posisi untuk berlari.
"Dasar lelaki lemah, biar kutunjukkan bagaimana lari 5 km sebenarnya! Aku akan meninggalkanmu setidaknya satu jalan!"geram murid itu.
"Melemparku sepanjang jalan? Panjang jalan setidaknya 800 meter, yang akan lebih dari dua putaran?" Pikir Song Shuhang sesaat, dan memberikan saran, "Yah, itu tidak mungkin. Kau lebih baik menyerah saja."
"Kekeh!" Yang Shangfa terkekeh.
"…" murid itu hampir menghancurkan giginya sendiri.
"Bang!"
Suara pistol berbunyi.
Murid itu menggerakkan tubuhnya dan mulai berlari dengan kecepatan 100 meter lari cepat. Ia memiliki tenaga yang bagus dan levelnya juga diatas rata-rata anak kuliahan! Di perlombaan kampus seperti ini, tenaganya cukup untuk memulai dengan kecepatan seperti itu untuk mendahului yang lain, lalu tetap pertahankan sampai garis akhir!
'Haha. Kaget? Song Shuhang, Aku hanya sopan dengan mengatakan 'melemparmu 800 meter di belakang.' Jika aku tunjukkan kekuatanku sesungguhnya, aku akan meninggalkanmu setidaknya empat putaran!' Pikir murid itu dengan sombong.
Dalam lomba 5 km, pelari perlu mempertahankan kecepatan. Tidak ada yang akan berlari dengan kecepatan penuh di awal. Jadi, murid itu mendahului pelari yang lain dengan cepat.
'Bagaimana, lelaki lemah? Putus asa?' Murid itu menoleh dengan percaya diri untuk melihat seberapa jauh Song Shuhang di belakangnya- dengan wajah yang lembut dan putih, lelaki itu ketinggalan di belakang dan tersedak debu!
Namun, ia menoleh menemukan Song Shuhang hanya sekitar satu meter di belakangnya. Ia mengikuti dengan dekat terus menerus.
Berani-beraninya dia mengikutinya dengan kecepatan lari cepat?
"Huh? Apa kau bodoh? Berani-beraninya kau mengikutiku dari awal? Dengan begini, kau akan kecapaian setelah satu putaran." Murid itu mengatup giginya.
"Lari cepat?" berhenti sejenak, lalu tersenyum dengan lembut. "Tidak, aku hanya lari dengan kecepatan biasa. Jangan kuatirkan aku. Aku tidak mengira kau akan peduli padaku meskipun aku terlihat sangat konyol."
'Enyahlah!' kata murid itu dengan geram.
"Ya, terus membual. Kita lihat saja berapa lama kau bisa bertahan! Aku harap kau tidak akan jatuh setelah satu putaran!" mengatup giginya, murid itu mempercepat larinya.
Song Shuhang pasti pemula untuk lomba lari jarak jauh- namun, meskipun begitu, ia pasti tidak akan membiarkan ia dikalahkan olehnya. 'Jadi, aku akan mengalahkannya dan meninggalkannya jauh!'
Murid berkulit gelap itu mulai berlari lagi.
Setelah berlari hampir 100 meter, ia merasa ia sudah mencapai titik puncak tertinggi dari kekuatannya, dan itu waktunya ia memperlambat sedikit.
Dengan jarak sejauh itu, ia sudah meninggalkan Song Shuhang cukup jauh?
Berpikir begitu, ia menoleh ke arah Song Shuhang.
Lalu matanya melotot terkejut- Song Shuhang yang seharusnya sudah tersedak debu di belakangnya, ternyata ia masih di belakangnya, hanya satu meter!
Itu seperti pemain figuran yang akan segera mati berdasarkan naskah tapi masih hidup ketika film hampir berakhir!
"Bagaimana mungkin? Apa aku berhalusinasi?" gumam murid itu.