Tepat ketika ruang pembakaran untuk membakar semen sedang dibangun, Roland sudah menugaskan bagian laboratorium untuk mengerjakan beberapa proyek yang sedang berjalan. Sebagian besar laboratorium dibangun di sekitar area Lereng Tambang Utara sehingga laboratorium dapat dijaga dengan baik — pembangunan laboratorium berlangsung dengan cepat karena terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tembok tanah liat dan atap yang terbuat dari kayu. Dan proses pembangunan laboratorium tidak akan bercampur dengan proses pembangunan tembok kota.
Kalium nitrat yang dibeli dari Kota Willow dikirim ke gudang terdekat untuk disimpan di sana. Kalium nitrat itu akan digiling, ditimbang, dan dikirim ke laboratorium ketika sudah tiba waktunya untuk digunakan. Arang dan belerang akan melalui proses yang sama. Pemindahan dan pencampuran ketiga bahan itu akan dilakukan oleh sekelompok orang yang berbeda. Dengan cara ini, Roland bisa meminimalkan resiko dari rencananya yang mungkin bisa terdengar oleh pihak luar.
Roland mengambil dua puluh pon bubuk mesiu yang dibuat sebelumnya, dan dengan perlahan menuangkannya ke atas permukaan kulit domba yang sudah dipotong.
Seluruh bubuk mesiu melalui proses perendaman, pengompresan, pengeringan, penggilingan, dan penyaringan. Seluruh bubuk itu dikerjakan dalam ukuran yang sama serta sangat mudah terbakar. Untuk mencegah terjadinya kebakaran karena percikan dari bunga api, seluruh proses pembuatan bubuk mesiu ini tidak menggunakan alat-alat berbahan logam. Sebaliknya, bubuk ini dibuat dengan menggunakan alat yang terbuat dari keramik atau alat berbahan dasar kayu.
Setelah menuangkan bubuk mesiu itu, Roland melipat kulit domba itu menjadi tiga lipatan dan mengikatnya dengan seutas tali.
"Apakah hanya itu saja yang perlu aku lakukan?" Carter bertanya. Benda di hadapannya ini juga bisa disebut sebagai senjata? Meskipun benda itu adalah bubuk salju yang telah dimodifikasi, bubuk itu tidak akan membuat seseorang terluka hanya dengan suara kerasnya. Mungkin bubuk itu akan efektif bagi para petani yang belum pernah maju ke medan perang, tetapi tentu tidak akan bisa untuk menakut-nakuti para prajurit dan tentara bayaran yang sudah terlatih. Namun … Pemimpin Kesatria merenung dengan cermat, meskipun hal-hal yang telah dilakukan Yang Mulia nampak tidak masuk akal, semua itu ternyata sangat menghemat waktu. Jika binatang iblis memiliki kecerdasan yang sama dengan binatang biasa, mungkinkah bubuk mesiu ini akan benar-benar berhasil? Misalnya, suara keras yang tiba-tiba bisa membuat para binatang melarikan diri karena terkejut. Dengan cara itu, stres yang dialami para prajurit dapat berkurang.
Roland memberikan bubuk mesiu yang telah dibungkus kepada Carter dan mengambil sekantong bubuk mesiu yang mudah terbakar yang sudah digiling. "Waktunya hampir tiba, mari kita pergi ke tembok kota. Si Kapak Besi seharusnya sudah siap di sana."
Kira-kira dua mil jaraknya dari tembok kota ke wilayah bagian barat, terdapat area yang terbentang antara Hutan Berkabut dan Pegunungan Tak Terjangkau yang akan menjadi tempat untuk melakukan uji coba peledakan.
Si Kapak Besi dan para pemburu lainnya sudah menunggu di sini sejak lama Selain Si Kapak Besi, semua orang yang berada di sana adalah penduduk setempat dan juga orang-orang yang memiliki keterampilan memanah yang paling baik. Mendengar bahwa Pangeran Roland memiliki misi untuk mereka, mereka segera mengikuti Si Kapak Besi.
Semua orang tahu sekarang bahwa Penguasa Kota Perbatasan yang baru adalah seorang yang murah hati dalam hal memberi upah.
Mengikuti perintah yang telah diberikan oleh Roland, mereka memasang tiang-tiang kayu panjang di keempat sudut, memasang dan mengikat tali-tali, dan yang terakhir membuat lingkaran sepanjang setengah mil. Roland menugaskan seorang kesatria untuk mengintai di dekat tembok kota untuk berjaga-jaga jika ada orang yang mendekat ke tembok kota tanpa sengaja.
Roland memeriksa sekeliling lingkaran itu, dan menganggukkan kepala. "Apakah kamu sudah membawa semua mangsanya?"
"Yang Mulia, mangsanya ada di sini." Si Kapak Besi datang sambil membawa sebuah sangkar. Carter melihat ada ayam-ayam dan kelinci-kelinci di dalam kandang.
"Bagus sekali, letakkan mereka pada lima langkah, sepuluh langkah, lima belas langkah, dan tiga puluh langkah menjauh dari pusat dan ikatlah satu mangsa di setiap tiang kayu."
Carter menggelengkan kepalanya dan memberi saran, "Yang Mulia, aku rasa mangsa yang Anda pilih hampir tidak memiliki efek uji. Hewan-hewan ini adalah hewan yang pemalu. Mereka akan melarikan diri jika ada suara-suara bising di dekatnya. Bahkan jika suara bising itu bisa membuat takut. mereka, tapi suara bising itu tidak akan bisa membuat takut para binatang iblis. "
"Untuk menakuti para binatang iblis?" Roland berhenti sejenak dan menyadari sesuatu. "Aku tidak berencana menakut-nakuti mereka, meskipun benda ini sangat menakjubkan pada saat meledak."
Roland membawa Pemimpin Kesatria ke tengah-tengah lingkaran, menaruh sekantong bubuk mesiu di tanah, dan membuka kantongnya sedikit untuk menuang keluar sedikit bubuk mesiu. Kemudian Roland mengeluarkan tas kulit berisi bubuk mesiu, lalu menaburkan bubuk mesiu itu sambil berjalan mundur.
Hari itu angin tidak bertiup sama sekali, sangat sempurna untuk melakukan metode peledakan yang sederhana.
Roland mengambil kembali tas kulitnya ketika mereka telah berjalan mundur hingga sejauh seratus meter.
"Sudah cukup, mari nyalakan apinya di sini." Roland berulang kali memperkirakan jaraknya, memastikan bahwa tidak ada kesalahan, dan kemudian berkata kepada Carter, "Panggillah para pemburu ke sini."
Pada saat ini, Roland merasa cukup bersemangat. Ia telah melakukan percobaan peledakkan dengan skala kecil yang hasil ledakannya tidak terlalu ia khawatirkan. Apa yang benar-benar ia pikirkan adalah bahwa saat ini akan menjadi sebuah penemuan yang besar. Senjata api secara resmi akan dikenal luas dan Roland akan dicatat dalam sejarah sebagai pelopor pertama.
Setelah semua orang berkumpul, Roland menyalakan bubuk mesiu itu.
Carter berbaring di tanah. Ia merasa gelisah saat melihat percikan api yang semakin menjauh.
Dengan jarak sejauh itu, ditambah bubuk itu bahkan tidak dimasukkan ke dalam sebuah tong perunggu, suara bubuk salju yang meledak mungkin bahkan tidak terdengar sampai ke sini. Pangeran Roland tidak perlu meminta semua orang agar berbaring di tanah. Namun, tidak perlu membantah apapun karena Pangeran Roland sendiri turut berbaring di tanah.
Tanahnya dingin selama musim dingin. Carter bisa merasakan dinginnya tanah itu bahkan ketika ia sudah mengenakan baju perang rantainya. Carter bergerak sedikit; suara yang sangat keras terdengar saat ia hendak memiringkan tubuhnya.
Karena jaraknya terlalu dekat, suara ledakan dan guncangan terjadi pada saat yang bersamaan. Carter merasa telinganya berdengung dan dunia terdengar hening. Tanah di bawahnya bergetar. Carter mengangkat kepalanya dan ia melihat sebuah awan hitam naik ke udara, diikuti oleh jatuhnya bebatuan dan lumpur.
Rasa terkejut yang Roland rasakan jauh lebih sedikit daripada yang dialami oleh Pemimpin Kesatria. Sebagai seseorang yang segera menutup telinganya bahkan hanya karena bunyi petasan, Roland sudah menyiapkan perlindungan bagi dirinya sendiri. Ledakannya tidak seperti di dalam film, di mana akan ada bola api besar; cahaya api yang menyala-nyala, banyak lumpur yang berhamburan dari tanah, mencapai ketinggian sepuluh meter di udara. Ketika semuanya sudah kembali tenang, satu-satunya hal yang Roland rasakan adalah suara ledakan ini jauh lebih keras daripada suara petasan.
Sedangkan Si Kapak Besi dan para pemburu lainnya, mereka nampak tercengang oleh apa yang baru saja mereka lihat dan mereka dengar. Hanya Si Kapak Besi yang tahu bahwa eksperimen ini adalah untuk menguji sebuah senjata baru, tetapi ia juga tidak menyangka momen ledakan itu menjadi suatu terobosan besar.
Hanya guntur para dewa yang bisa dibandingkan dengan ledakan ini!
Roland bangkit berdiri. Ia memimpin kelompok itu ke pusat ledakan. Ada lubang sedalam setengah meter yang menganga di tanah. Kelinci yang paling dekat dengan pusat itu telah benar-benar lenyap, menyisakan hanya sebuah tiang pancang pendek yang tertancap di tanah.
Roland memeriksa setiap mangsa lainnya. Ayam-ayam yang ditempatkan di titik sepuluh langkah dan titik lima belas langkah tergeletak di tanah, tampaknya mereka semua mati. Meskipun tidak ada kerusakan secara fisik yang dialami binatang-binatang itu, Roland tahu bahwa mereka mati karena rasa syok akibat ledakan itu.
Satu-satunya yang masih hidup adalah seekor kelinci berwarna abu-abu yang ditempatkan di titik tiga puluh langkah (sekitar 15 meter). Ada tetesan darah di telinga kelinci itu, dan bahkan kelinci itu tidak berusaha melarikan diri ketika orang-orang berjalan di dekatnya. Sepertinya ledakan besar itu telah merenggut rohnya.
Carter menelan ludahnya. Suara berdengung di telinganya perlahan menghilang. Sekarang, ia akhirnya mengerti apa yang dimaksud oleh Pangeran Roland dengan "tidak berencana untuk menakut-nakuti binatang-binatang itu." Apakah itu hasil dari modifikasi bubuk salju itu? Dengan hasil seperti itu, kekuatan para ahli kimia akan jauh lebih hebat dari kekuatan para ahli perbintangan.
Si Kapak Besi memandang Roland dengan tatapan yang berbeda. "Yang Mulia, jika Pasukan Milisi dapat menggunakan senjata seperti itu, maka Kota Perbatasan tidak lagi terancam oleh binatang-binatang iblis. Bisakah senjata ini diproduksi secara besar-besaran?"
Roland mengangkat bahunya. "Mungkin tidak bisa diproduksi secara besar-besaran saat ini, kita hanya mampu menghasilkan dua puluh sampai tiga puluh senjata sebelum Bulan Iblis dimulai." Masalah utamanya adalah karena kalium nitrat. Pembuatan kalium nitrat di zaman ini masih sangat sederhana. Satu-satunya cara pembuatan adalah mengumpulkan kristal asam nitrat yang dipisahkan oleh campuran kapur dari kotoran manusia dan kotoran ternak. Selain para ahli kimia dan para bangsawan yang memiliki permintaan, hampir tidak ada kegunaan lain dari kalium nitrat ini. Memang ada beberapa tempat untuk pengilangan, jika semua tempat itu digunakan untuk membuat bahan peledak, maka para pekerja akan sangat kelelahan.
Sebagai senjata satu-satunya yang paling ampuh, bubuk mesiu itu harus digunakan bersamaan dengan senjata api dan busur panah.