Chereads / Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga / Chapter 75 - Kumpulan Orang-Orang Kaya

Chapter 75 - Kumpulan Orang-Orang Kaya

"Ren, benarkah kau memiliki pacar?" Cao Ronghua bertanya saat dia melihat Hao Ren terus mengirim sms.

Bukan, hanya teman," Hao Ren menyingkirkan telepon selulernya sambil berkata.

Zhao Jiayi, di pihak lain, melihat ke arah Xie Yujia yang ada di barisan paling depan. Dia memperhatikan Xie Yujia sedang menulis catatan dengan teliti dan layar teleponnya tidak pernah menyala di mejanya. Dia tahu bukan Xie Yujia yang Hao Ren SMS.

"Jika bukan dia, mungkinkah Hao Ren berbicara dengan gadis lain? Dia tidak kembali kemarin malam… jadi bukan dengan Xie Yujia dia menghabiskan malam? Kita berempat selalu berkeliaran di sekolah, dan kita tahu dengan siapa Hao Ren berbicara.. Dengan siapa lagi Hao Ren bisa menjalin hubungan?"

Zhao Jiayi sedikit bingung karena dia menyadari senyuman rahasia di ujung bibir Hao Ren saat dia memeriksa pesannya. Dia tahu itu pasti seorang gadis.

"Atau…" Zhao Jiayi tidak memikirkan pekerjaan bimbingan Hao Ren di malam hari. Sebaliknya, pikirannya menuju pada arah yang benar-benar berbeda, Su Han.

"Akankah Hao Ren begitu berani? Orang-orang telah bergosip tentangnya mengejar Su Han, tetapi hanya gosip. Tidak seorangpum yang benar-benar percaya Su Han akan menjadi pacar Hao Ren…"

Teng, teng,teng… suara bel membuyarkan pikiran Zhao Jiayi.

"Ayo, mari pergi makan!" Zhou Liren berteriak.

Saat itu di luar hujan, dan tidak ada seorang pun dari mereka membawa payung. Tetapi "laki - laki tidak perlu payung" menjadi slogan yang mereka gunakan. Oleh karena itu, mereka berempat berbaris dengan rapi, dan berlari menuju kantin.

Kantin Yixin, yang terletak di antara Gedung Akademik E dan Gedung Administrasi F, adalah sebuah kantin besar dengan hidangan-hidangan yang enak dengan harga yang murah. Selain faktor-faktor ini, kantin itu selalu penuh selama waktu makan siang. Antriannya akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk yang terlambat datang.

Pada saat keempatnya tiba di kantin, antreannya sudah panjang.

.

"Hei… " Zhou Liren menyenggol Hao Ren dan menunjuk ke pintu kantin dengan dagunya.

Xie Yujia menggoyangkan air hujan dari tubuhnya sambil berjalan masuk kantin. Setengah tubuhnya basah kuyup; dia kemungkinan tidak membawa payung bersamanya hari ini karena dia tidak mengira akan hujan. Kaus putih itu menjadi menjadi sedikit tembus pandang setelah basah kehujanan, dan kulitnya sedikit bisa dilihat melalui kausnya.

"Ketua Kelas!" Hao Ren melambai ke arahnya.

Xie Yujia melihat ke arah Hao Ren dan mengangguk. Dia menghampiri sambl memeras air dari rambutnya.

"Sangat licik.."kata Zhou Liren dengan ringan.

Dia pikir Hao Ren memanggilnya ke sini karena dia ingin melihat tubuh Xie Yujia di bawah kaus basah yang transparan dari jarak dekat. Namun, Hao Ren segera melepaskan jaketnya yang berwarna gelap dan meletaknya di tubuh Xie Yujia setelah dia menghampiri.

Xie Yujia terpana saat jaket itu menutupi tubuhnya. Dia segera tersentuh dengan tindakan itu.

Melihat semua itu, Zhao Jiayi berpikir pada dirinya sendiri, "Ren mahir dengan para gadis!"

"Kausmu basah, dan semua orang bisa melihat melaluinya," Hao Ren menjelaskan.

Xie Yujia mengangguk menghargai.

Dia berpikir karena dia sudah basah, akan lebih masuk akal untuk kembali mengganti baju dan mengambil payung setelah makan siang. Siapa yang tahu.

Setelah melepaskan jaketnya, Hao Ren hanya mengenakan tank top putih tipis. Tubuhnya yang hampir telanjang, dan juga basahnya, membuatnya kelihatan aneh di kerumunan.

Untungnya udaranya tidak terlalu dingin. Walaupun masih hujan, suhunya tidak rendah. Meskipun sedikit tidak pantas bagi Hao Ren berdiri di kantin seperti ini, dia tidak akan masuk angin.

"Ketua Kelas, kau bisa berdiri di depanku," Zhao Jiayi berkata padanya dengan ramah sambil dia diam-diam mengagumi taktik hebat Hao Ren.

"Tidak apa-apa. Aku tidak seharusnya memotong antrian. Aku kesini bersama Ma Lina, jadi aku akan mengantri disebelah sana dengannya, " kata Xie Yujia sambil berjalan menuju Ma Lina yang tidak jauh dari mereka.

Tiba-tiba setelah beberapa langkah dia berbalik. "Terima kasih, Hao Ren. Aku akan mengembalikan jaketmu hari Senin!" katanya.

Hao Ren dengan murah hati menolaknya. "Tidak apa-apa; kau bisa mengambilnya. Jaket itu sedikit kotor karena aku belum mencucinya beberapa hari," dia menjawab.

Xie Yujia tertawa sambil mengendus jaket itu sedikit. Kemudian dia berjalan menuju Ma Lina.

"Hebat nak! Kau punya beberapa gerakan!" Zhou Liren meninju bahu Hao Ren saat dia melihat Xie Yujia berjalan pergi.

"Gerakan apa? Dia basah kuyup. Tidak bolehkan aku meminjamkannya jaket?" Hao Ren bersungut-sungut.

"Kau tertarik dengan Xie Yujia, bukan?" Zhou Liren terlihat bersemangat.

"Hentikan. Kau cukup membuatnya malu kemarin," Hao Ren melihat sekilas padanya.

"Dia pasti tertarik padamu. Menilai dari pengalamanku.. " Zhao Jiayi tiba-tiba bergabung dengan perbincangan mereka.

"Pengalaman apa? Bukannya kamu single juga?" kata Hao Ren.

Zhao Jiayi tidak senang mengenai hal itu. Dia menepuk dadanya dan berkata," Siapa bilang aku tidak berpengalaman..sewaktu aku di sekolah menengah.."

Cao Ronghua, Hao Ren, dan Zhou Liren segera menutup telinganya dan mulai menggelengkan kepala mereka. Mendengarkan sejarah Zhao Jiayi yang luar biasa, lebih buruk daripada menonton pertunjukan drama yang membosankan!

Hao Ren mengganti bajunya setelah makan siang, dan mereka menuju Kelas Mengambar Mekanik di sore hari. Keempatnya memilih kelas yang sama, tetapi Xie Yujia tidak mendaftar mata kuliah ini. Sehingga, dia tidak akan berpapasan dengan mereka dan pasti tidak akan bisa mengembalikan jaket Hao Ren.

Minggu sekolah mereka berakhir bersamaan dengan kelas selama dua jam itu berakhir. Kafe internet adalah "tempat-yang-harus-dituju" pada saat Jumat sore. Namun, daripada bergabung dengan mereka, Hao Ren berkata dia harus pulang ke rumah akhir pekan itu.

Zhou Liren dan teman-temannya tahu tentang kejadian neneknya, dan mereka pikir dia sedang buru - buru pergi menemui neneknya. Oleh karena itu, mereka tidak memaksa.

Hao Ren berpamitan pada mereka dan memasukkan dua payung ke dalam tasnya. Kemudian, dia menggunakan bus menuju Sekolah Menengah LingZhao, di mana Zhao Yanzi berada

Saat itu hampir jam dua, dan hanya sekitar sepuluh menit dari akhir ujian tengah semester mereka yang terakhir.

Jalan di luar dipenuhi dengan mobil-mobil seperti Audi, BMW, Mercedes, dan Bentley..Rasanya seperti pameran mobil mini.

SSekolah Menengah LingZhao adalah sekolah menengah terbaik di Kota Lautan Timur. Sekolah Privat LingZhao memiliki sebuah sekolah menengah dan sekolah tinggi. Anak-anak dari sekolah menengah dapat masuk ke sekolah tinggi setelah lulus, jadi sekolah ini tidak saja memiliki murid terpandai di Kota Lautan Timur tetapi juga menerima anak - anak dari orang-orang yang paling kaya dan berpengaruh di kota itu.

Hao Ren satu-satunya orang di sini yang menjemput seorang murid hanya dengan payung di tangannya.

Musik yang menyenangkan terdengar dari sekolah.

Kemudian, orang tua yang menunggu keluar dari mobil mereka dan mencari anak mereka. Kenyataannya, meskipun jika saat itu hanya hari Jumat biasa selain musim ujian tengah semester, tempat ini masih dipenuhi mobil-mobil. Karena sekolah ini semi sekolah asrama, sebagian besar murid dapat pulang ke rumah di akhir pekan.

Sekelompok besar anak-anak sekolah menengah yang energik bergegas menuju gerbang sekolah dengan seragam biru mereka. Mereka bergerak ke depan seperti gelombang laut.

Para orang tua memanggil nama anak-anak mereka, dan anak-anak itu memasuki mobilnya. Hao Ren juga bergerak ke depan mencari Zhao Yanzi.

"Mengapa kau di sini, Paman?" Hao Ren tidak menemukannya di "gelombang". Namun, dia muncul di depannya seperti kali yang terakhir.

"Um… aku ke sini untuk menjemputmu," kata Hao Ren sambil melemparkan payung di tangannya.

"Sejak kapan ini giliranmu menjemput Zi?" sebuah suara yang garang terdengar di sebelah mereka.

Hao Ren berbalik dan melihat Paman Ketiga menatapnya sambil berdiri di sebelah Mercedes hitam. Matanya yang besar dan alisnya yang lebat berdiri di tengah kerumunan.

n