Chereads / Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga / Chapter 51 - Tidak Cukup Berbakat?

Chapter 51 - Tidak Cukup Berbakat?

"Huang Xujie meminta seseorang memberi ini padamu, " Xie Yujia berkata sambil mengamati ekspresi wajah Hao Ren.

Wajah Hao Ren tidak menunjukkan emosi apa pun karena dia tahu masalah ini pada akhirnya akan mendatanginya. Namun dia tidak menyangka hal itu terjadi secepat dan selangsung ini.

"Apa ini?" Zhao Jiayi mengambil surat itu dari tangan Hao Ren saat dia merasakan sesuatu yang aneh sedang terjadi.

Setelah membaca surat itu, dia berteriak dengan marah, "Sial! Dia benar-benar berani menimbulkan masalah! Ren, jangan takut. Aku akan memanggil beberapa temanku untuk pergi denganmu malam ini."

"Shhh!" Xie Yujia segera menghentikan Zhao Jiayi dan memberitahunya untuk tidak berteriak. Dia kemudian menengok ke arah Hao Ren dan berkata, "Aku pikir aku tahu kenapa Huang Xujie berusaha berbicara denganmu. Akan tetapi, hal ini di antara kau dan dia bisa diperbaiki. Bagaimana kalau aku datang bersamamu malam ini jadi aku bisa menerangkannya dengan damai padanya dan menyelesaikan secepat mungkin?"

"Akan baik-baik saja. Mari tunggu hingga malam ini dan lihat," Hao Ren mengambil surat itu dari Zhao Jiayi dan merobeknya menjadi kecil-kecil. Kemudian dia melemparkannya ke keranjang sampah di belakang kelas.

.

Xie Yujia menjadi semakin cemas saat melihat ketenangan Hao Ren karena dia pikir Hao Ren mungkin akan melakukan sesuatu yang tidak masuk akal. Dia bertanya hati-hati, " Hubunganmu dan Su Han … tidak seperti gosip itu, bukan?"

Dia tidak yakin akan jawaban dari pertanyaannya. Semenjak terakhir kali Zhao Yanzi datang ke sekolah untuk Pertandingan Atletik, Xie Yujia semakin yakin Hao Ren memiliki hubungan istimewa dengan Su Han. Namun, jauh di dalam hatinya, dia masih percaya Hao Ren bukanlah sejenis orang yang mampu menimbulkan masalah. Lagi pula, Hao Ren kelihatannya seorang pria yang jujur.

Terutama setelah penampilannya di Pertandingan Atletik, dia memiliki penilaian yang benar-benar baru pada Hao Ren. Dia pikir, Hao Ren adalah seorang yang sederhana, berani dan juga sangat rendah hati.

Walau begitu, itu adalah tanggung jawabnya untuk memastikan tidak seorang pun memakai kesempatan ini untuk menimbulkan masalah, terutama karena Huang Xujie tidak saja anak dari Wakil Walikota, tetapi juga seorang pengacau di sekolah. Jika Zhao Jiayi dan yang lain memulai perkelahian dengan Huang Xujie, mereka yang paling menderita kerugian yang terbesar.

"Su Han adalah sepupu jauhku. Kalung yang dia berikan murni hanya hadiah," jawab Hao Ren.

Xie Yujia merasa lega. "Betapa bodohnya aku telah berpikir Su Han adalah pacar Hao Ren?" pikirnya..

"Baiklah. Aku akan mendampingimu malam ini dan menjelaskannya pada Huang Xujie," katanya.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan," kata-kata Hao Ren tiba-tiba berubah keras, "Saat menghadapi orang seperti Huang Xujie, semakin kau membiarkannya merudungimu, semakin sombong dia. Apa kau pikir memberitahunya tidak ada apa pun yang terjadi antara Su Han dan diriku akan menyelesaikan masalah ini? Karena dia ingin bersama Su Han, tidak seorang pun bisa mendekatinya? Karena dia anak Wakil Walikota, seluruh sekolah harus mendengarkannya?"

Xie Yujia terdiam setelah mendengar rentetan pertanyaan Hao Ren.

Pada akhirnya, Hao Ren membereskan tasnya dan menghentakkan kakinya keluar dari ruangan kelas tanpa mengatakan apa yang akan dia lakukan.

"Ren, aku akan pergi bersamamu malam ini!" Zhao Jiayi berlari keluar dari kelas dan memanggil Hao Ren.

"Kami akan pergi juga!" Cao Ronghua dan Zhou Liren keduanya menambahkan.

"Pergi kepalamu. Aku tidak bilang akan menemuinya," Hao Ren berkata.

Zhao Jiayi pikir Hao Ren merasa tidak berdaya dan berkata. "Jangan takut! Aku akan memanggil selusin teman-temanku! Jika Huang Xujie berani melawan kita, kita akan melawannya kembali!"

"Jangan menimbulkan masalah lagi. Aku akan membereskan masalahku sendiri. Jika aku pergi karena dia menyuruhku, akan terlihat seperti aku menghormatinya," jawab Hao Ren.

"Jika kau tidak pergi, dia akan berpikir kau takut dengannya!" Zhao Jiayi berkata penuh emosi seolah-olah dia ingin memulai perkelahian.

"Dia kalah dalam lomba lari jarak jauh melawanku, jadi dia yang seharusnya malu. Kenapa aku harus takut terhadapnya? Jika aku sangat takut padanya, aku tidak akan bertanding dengannya di saat pertama!" Hao Ren berkata.

"Ya! Masa bodoh dengan bajingan itu. Biar dia menunggu sendirian di lapangan. Apa yang bisa dia lakukan!" Cao Ronghua setuju.

Keempatnya pergi ke kantin untuk makan dan pergi ke kelas seperti biasa. Sebagian besar mata kuliah di tahun kedua adalah mata kuliah dasar. Jadwalnya lebih sibuk karena hanya sedikit waktu senggang antar kelas. Setelah mengalami mengambil kembali mata kuliah yang gagal selama tahun pertama, Hao Ren dan teman-temannya tidak berani membolos lagi.

.

Setelah menyelesaikan perkuliahan Pemrograman dan Bahasa C di Gedung Akademik D, semua kelas sore telah berakhir. Seperti biasanya, mereka hendak pergi ke kafe internet dan memainkan beberapa game dan kemudian makan malam di Kompleks Hongji sebelum kelas malam mereka, Prinsip-prinsip Filosofi Marxisme.

"Kalian pergilah tanpa diriku, aku harus melakukan sesuatu," Hao Ren berkata pada teman-temannya setelah keluar dari kelas.

"Ada apa? Jika kau tidak ikut, bagaimana kita akan bergabung dan memainkan taktik tiga C?" Zhou Liren mengeluh karena dia telah merencanakan taktik tiga C-nya di kelas.

" Bagaimanapun, aku punya sesuatu yang perlu untuk aku kerjakan. Kalian bersenang-senanglah!" Hao Ren melambai pada mereka dan berjalan menuju tangga yang berseberangan untuk mencegah Zhou Liren menangkapnya.

"Baiklah, ayo kita pergi! Tidak masalah jika dia tidak ikut!" Zhao Jiayi berkata pada teman-temannya saat mereka semua berjalan menuruni tangga dengan bersemangat.

.

Xie Yujia yang baru saja keluar dari ruangan kelas, melihat ke tangga di kedua arah dan memutuskan mengikuti Hao Ren.

"Hal" yang Hao Ren katakan harus dia lakukan sebenarnya menemui Su Han di kantornya. Karena interogasi tersebut, Hao Ren kehilangan kesempatannya melakukan kultivasi kemarin malam. Beruntung, tidak ada kelas di sore hari setelah jam empat sore hari ini, jadi Hao Ren dapat melakukan kultivasi di kantor Su Han selama dua jam untuk menebus waktu kemarin.

Setelah menyeberangi dua jembatan di antara Gedung-gedung Akademik yang tinggi, Hao Ren memasuki Gedung Akademik F di mana semua kantor guru berada. Dia berjalan menaiki tangga ke lantai empat dan pergi ke arah kantor Su Han. Sepanjang jalan, Hao Ren tidak menyadari Xie Yujia diam-diam mengikutinya.

Saat Hao Ren mengetuk pintu dan memasuki kantor Su Han, Xie Yujia terkejut, tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan perasaannya.

"Kamu sedang diikuti, namun kau tidak tahu, " begitu Hao Ren menutup pintu, Su Han, yang mengenakan rok kain sutra tipis ungu dengan gambar bunga di atasnya, mengatakan hal itu dengan mata tertutup.

"Oh?" Hao Ren sedikit terkejut. Dia membuka pintu dan melihat ke lorong, tetapi dia tidak melihat seorang pun di sana.

"Tutup pintunya, dia sudah pergi," Su Han berkata dengan ringan dan membuka matanya.

Hao Ren merasa gelisah saat dia menutup pintu, berbalik, dan melihat ke arah Su Han.

Su Han mengenakan rok sutra tipis panjang berwarna ungu. Garis leher berbentuk U menunjukkan belahan dada yang seksi dan garis dada yang montok

Karena dia duduk bersilang kaki, kakinya yang cantik panjang tepat di depan mata Hao Ren. Bahkan jemari kakinya dan kuku kaki merah muda yang berkilau dapat dilihat dengan jelas.

Juga, ruangan itu dipenuhi oleh aroma dupa yang samar yang sangat menenangkan.

Su Han menunjuk ke arah jendela, dan tirai-tirai yang tertutup mulai membuka dirinya sendiri. Warna hijau dan kedamaian sekolah muncul di hadapan mata Hao Ren, dan cahaya terang menghapus semua getaran yang mencurigakan di ruangan itu.

.

"Lihatlah pemandangan yang indah di luar jendela bukannya menatapku, "Su Han sedikit membuka bibirnya dan berkata.

Wajah Hao Ren berubah menjadi merah saat dia segera memindahkan pandangan matanya menjauh dari kaki panjang Su Han yang cantik. "Aku hanya berlatih setengah dari Gulungan Konsentrasi Jiwa yang Tetua Lu berikan padaku. Aku harap Su… Kakak Su dapat membimbingku," katanya.

"Huh," Su Han mengangguk," biarkan aku mendengarkanmu melafalkan Gulungan Konsentrasi Jiwa."

Hao Ren memikirkannya untuk beberapa saat dan mulai melafalkannya, " Jalan menuju bumi dan surga, luas, tebal, tinggi, jelas, damai, lama dan tak berkesudahan. Matahari, bulan adalah barang dunia. Berisikan laut-laut dan sungai-sungai, namun mereka tidak pernah bocor. Semuanya ditahan … " seperti melafalkan sebuah puisi dahulu di SMP, Hao Ren melafalkan semua yang dia ingat dalam satu percobaan. Dia kemudian melihat Su Han dan menunggu instruksi selanjutnya.

"Hanya itu?" tanya Su Han.

"Hanya itu, " jawab Hao Ren.

"Jadi, Lu Qing hanya memberimu bab pertama dari Gulungan Konsentrasi Jiwa. Tidak heran kau belum membuat kemajuan setelah begitu lama melakukan kultivasi. Pria tua itu, mengatakan dia akan mengurus segalanya, namun begitu ceroboh," Su Han mengeluh diam-diam. Kemudian dia berkata pada Hao Ren, "Aku akan membacakan dua bab berikutnya dari Gulungan Konsentrasi Jiwa padamu, dengarkan baik-baik."

"Baik!"

"Apakah pembenaran itu nyata atau tidak, daripada menebak, bukalah dan tunjukkanlah, atau tutup seluruhnya. Mereka yang membukanya akan merasakan simpati. Mereka yang menutupnya membedakannya dengan tulus. Apakah akan tinggal atau pergi, dimulai dari ambisi seseorang…"

"Seperti yin dan yang, seperti lingkaran dan persegi. Jika tidak berbentuk, lingkaran adalah jalannya. Jika ada bentuk, persegi adalah masalahnya. Tidak ada yang ditentukan sebelumnya. Jika ada kesalahan, jalur yang salah telah dipilih. Segala sesuatu tidak selalu benar, perasaan dan integritas dilupakan."

Suara Su Han jernih dan renyah dan indah untuk didengar. Seperti rangkaian mutiara, setiap mutiara adalah sebuah kata yang keluar dari mulutnya. Hao Ren duduk dengan tenang dan mendengarkan dengan seksama saat dia berkonsentrasi dan mengingat setiap kata.

Hampir dua puluh menit berlalu, dan Su Han telah selesai membacakan kata terakhir dari Gulungan Konsentrasi Jiwa. Dia bertanya pada Hao Ren,"Sudahkah kau menghafalkan semuanya?

Sebenarnya Hao Ren ingin Su Han membacakan semua kembali. Bukan karena dia tidak bisa mengingatnya, tetapi karena suaranya begitu indah jadi dia ingin mendengarnya lagi.

Namun, dia tahu Su Han bukanlah orang yang dia ingin ganggu. Dia beruntung Su Han telah bersedia membimbingnya. Oleh karena itu, Hao Ren tidak berani memaksakan keberuntungannya. Jika dia menemukan Hao Ren berusaha mempermainkannya, dia akan menjadi yang pertama mati.

"Ya, semua telah dihafal," Hao Ren menjawab dengan jujur.

"Baiklah, kamu bisa mulai melakukan kultivasi sendiri, " Su Han berkata dengan dingin dan mulai berkultivasi dengan matanya yang tertutup.

Jika dia tidak berpikir Hao Ren seorang pekerja keras, dia tidak akan menghabiskan waktu untuk membacakan dasar Gulungan Konsentrasi Jiwa dengan sabar. Malahan dia akan menempelkan dengan keras semua teknik kultivasi ini ke otaknya dan selesai.

Namun, dia tidak tahu meskipun Hao Ren tidak mendapatkan bab kedua atau bab ketiga teknik itu, dia hampir memasuki level kedua Teknik Konsentrasi Kultivasi dengan menyentuh monumen batu di kuil Tao dan berkomunikasi dengan bumi dan surga.