Sementara Zhao Jiayi dan yang lain di asrama meramalkan bagaimana tidak ada gadis manapun yang mau memperhatikan Hao Ren selama tiga tahun ke depan, Hao Ren telah meninggalkan sekolah dengan panik. Ia memanggil taksi dan dalam perjalanan menuju rumah sakit yang memiliki klinik kulit yang terbaik- Rumah Sakit Huaxi.
Disana, Hao Ren melewati berbagai macam prosedur administrasi yang berbelit-belit dan pemeriksaan yang melelahkan. Setelahnya, sambil menangani setumpuk hasil pemeriksaan dari peralatan itu, sang ahli penyakit kulit yang piawai itu dengan tegas mengatakan pada Hao Ren bahwa tanda yang ada di tangannya disebabkan oleh sejenis pewarna yang luntur pada kain
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, tidak ada mutasi di sel-sel dalam tubuhnya. Semua hasil dari berbagai macam tes menunjukkan tidak ada keanehan. Terlebih lagi, warna hijaunya bukan hasil dari pigmentasi. Sedangkan untuk pola-pola berbentuk sisik hanyalah kebetulan belaka- warnanya kebetulan menyebar dalam sebuah pola yang sama. Yang paling penting, tanda di tangannya dipastikan tidak menular.
Walaupun tidak benar-benar meyakinkan, penjelasan ini cukup membuat Hao Ren percaya dan menenangkannya untuk sementara.
Setelah menerima hasil pemeriksaan, Hao Ren meninggalkan rumah sakit dan kembali ke sekolah. Ketika dia mulai dengan kuat menggosok tangannya dengan sabun, dia melihat warna hijaunya kelihatan sedikit memudar. Setelah menakut-nakuti dan melelahkan dirinya sendiri selama setengah hari tanpa alasan, dia mengganti tilam tempat tidurnya dengan tilam yang bersih dan jatuh tertidur.
Matahari di Jumat sore bersinar melalui tirai dan mendarat di pantat Hao Ren.
"Ren! Ren!"
Pada saat itu, pintu asrama diketuk dengan sangat keras.
"Sial! Siapa itu? " Zhao Jiayi yang menempati tempat tidur bawah, mengambil bantal dan melemparkannya ke pintu.
"Ren, ada seorang gadis cantik menunggumu!" Dari balik pintu terdengar suara Gu Jiandong yang tinggal di ruang asrama 301, tepat di seberang kamar mereka
" Gadis cantik? Gadis cantik?" Dengan bingung dan linglung, Zhou Liren segera bangun dari mimpinya dan bangkit ke posisi tegak. Semenjak Zhou Liren ditolak gadis yang paling populer di universitas, ia kehilangan keberaniannya untuk mengejar sebuah hubungan. Akan tetapi, ia tetap mampu mempertahankan kegemarannya untuk mengagumi gadis-gadis cantik.
"Ren, ayo bangun! Cao Ronghua menyuruhku untuk datang dan memanggilmu. Karena gadis cantik yang menunggumu di sana, banyak orang yang telah berkumpul di pintu masuk Kantin Bukit Hijau! Kamu punya cukup banyak penonton!" Gu Jiadong terus berteriak dari balik pintu.
"Apa yang kamu bicarakan?" Pelan-pelan mengelus perutnya yang agak sakit, Hao Ren memikirkan hal yang lain. Saat dia menaikkan tangannya, jejak tanda hijau yang melingkar menjadi terlihat. Tandanya tidak menghilang, tetapi juga tidak membesar. Dia merasa sedikit lega.
Duk, duk,duk! Ketukannya terus berlanjut
"Aku datang! Aku datang!" Hao Ren meloncat dari tempat tidur dan membuka pintu.
Pada saat itu, Zhao Jiayi yang ada di tempat tidur bawah sudah tidak bisa tidur lagi dan dengan segan bangkit dari tempat tidurnya. Di lain pihak, mendengarkan kata "gadis cantik", Zhou Liren dengan bersemangat telah mulai berpakaian.
"Begitu banyak orang telah mengelilingi pintu masuk Kantin Bukit Hijau. Cao Ronghua dan aku sedang dalam perjalanan untuk mengambil makanan dan berpikir ada sebuah kekacauan telah terjadi. Kami pergi ke sana untuk memeriksa dan menemukan ada seorang gadis cantik yang menunggu seseorang." Melihat Hao Ren akhirnya membuka pintu, Gu Jiadong menjelaskan dengan tergesa-gesa.
"Keparat, itu bukan berarti ia menungguku, kan? Lelucon seperti ini lebih pantas buat Zhou Liren. Aku tidak tertarik!" dengan jengkel Hao Ren menatap Gu Jiandong. Kemarin perutnya sangat sakit dan ia tidak bisa tidur sampai tengah malam. Sekarang, dibangunkan oleh keributan yang sia-sia seperti ini membuatnya lebih kesal.
"Biar aku selesai dulu !" Gu Jiandong memegang erat Hao Ren. "Gadis cantik itu memiliki selembar foto di tangannya dan itu benar-benar kamu! Katanya siapa yang membawamu kepadanya mendapat hadiah 500 Yuan!"
"Aku?" Hao Ren terlihat bingung. kemudian ia mengunci pandangan matanya pada Gu Jiadong," Kau ke sini untuk 500 Yuannya, ya?"
"Heeehee…" senyuman Gu Jiadong sedikit terlalu cerah.
Pada saat itu sebuah kegaduhan yang makin berkembang mendekati bagian luar bangunan asrama. Hao Ren berjalan menuju balkon dan melihat kumpulan besar pelajar yang dia kenal berlari dengan liar menuju kamar asramanya. Dia bisa tahu mereka semua mengejarnya untuk hadiah itu. Karena itu, dia segera memakai baju dan sepatu dan mengikuti Gu Jiadong menuruni tangga.
Sebagai ketua asrama, Zhao Jiayi mengkhawatirkan kecelakaan apapun yang tidak diduga. Oleh karena itu, ia dengan sigap meninggalkan kenyamanan tidur, berpakaian, dan menemani Hao Ren kemanapun yang mereka tuju. Zhao Jiayi paling akrab dengan Hao Ren. Meski biasanya dia sering berbicara yang jorok dan sering mengganggu Hao Ren, dia juga yang paling memperhatikan Hao Ren.
Sedangkan Zhou Liren, ia tidak mau kehilangan kesempatan untuk bertemu gadis-gadis yang cantik.
Bangunan selatan asrama terletak di luar kampus. Saat keempatnya berjalan sepanjang pintu masuk selatan dan memasuki kampus, mereka melihat banyak papan buletin sepanjang jalan mereka, besar atau kecil-semuanya dipenuhi poster-poster pencarian dengan foto-foto sketsa pensil Hao Ren di atasnya. Di bawah foto-foto itu, ditulis dengan tulisan besar yang mencolok, "Hadiah 500 Yuan dengan membawakanku orang diatas - datanglah untuk mengklaim hadiah di jalan masuk kantin!"
Dilihat dari banyaknya papan-papan buletin yang ada di sekolah, setidaknya ada beberapa ratus poster-poster ini. Ini tidak ada bedanya dengan dicari dengan skala nasional!
" Apa yang kamu lakukan pada gadis itu sehingga ia datang jauh-jauh ke sekolah kita, membuat dirimu laki-laki yang dicari-cari?" dengan penasaran Zhou Liren bertanya kepada Hao Ren saat dia dengan antusias mengharapkan jawabannya.
"Bagaimana aku bisa tahu? Aku bahkan tidak mengenalnya!" jawab Hao Ren dengan tidak sabar.
Dikawal oleh gerombolan yang besar itu , dengan enggan Hao Ren berjalan menuju kantin. Dalam situasi ini, tidak ada jalan keluar bagi dirinya
"Dia datang. Dia datang!" Melihat orang yang dicari telah muncul, beberapa pelajar mulai berteriak mengejek.
Sebagai hasilnya, gerombolan yang tadinya berdesak-desakan, otomatis terbelah, memberi jalan untuk Hao Ren.
Dibawah pandangan mata beberapa ratus orang, dengan canggung Hao Ren berjalan menuju pintu kantin, dan… melihat si gadis kecil cantik yang kemarin.
Dia mengenakan kemeja putih dan sepasang celana jin yang pudar. Pakaian yang sangat biasa tetapi terlihat sangat luar biasa untuknya. Helaian rambutnya tertiup angin. Akan tetapi, di bawah rambutnya yang berkibar, ada seraut wajah yang marah.
"Huuu… Huuuuu… "
Seseorang mulai mencemooh.
"Gadis yang cantik," bisik Zhao Jiayi yang mengklaim dirinya punya pacar yang tak terhitung, ke telinga Hao Ren.
"Kapan kamu bertemu gadis cantik yang seperti itu? Kenalkan kami!" sambil berkata demikian Zhou Liren berbalik dan mengedip pada Hao Ren. Ia berhasrat mendapatkan kesempatan lain dengan seorang gadis yang cantik.
Melihat akhirnya Hao Ren muncul, sang gadis kecil cantik mengerucutkan bibirnya.
Menekan rasa canggung yang dia rasakan, dia berjalan dan bertanya di bawah banyak pandangan yang menusuk, "Aku dengar kamu mencariku?"
"Apa kamu mengambil sesuatu dariku kemarin?" Menatap langsung ke mata Ren, sang gadis kecil cantik bertanya dengan tegas.
"Apa? Barang apa?" Hao Ren tidak mengira hal ini darinya. Dia merasa terkejut dan bingung.
Sekarang setelah mereka memulai percakapan, Gu Jiadong segera maju kedepan dan memotong pembicaraan mereka. menggosok tangannya, dia berkata,"Jadi…"
Sang gadis cantik menoleh kepadanya dan mengeluarkan dompetnya. Dari dompetnya, ia mengeluarkan 500 Yuan dan memberikannya pada Gu Jiadong.
Para pelajar dalam kerumunan tertegun oleh hal ini. Mereka tidak benar-benar percaya gadis kecil ini akan membayar hadiahnya. Selain terkejut mereka juga menyesal kehilangan kesempatan seperti itu.
Gu Jiadong menggenggam uangnya erat-erat lalu dengan puas keluar dari kerumunan. Ia tidak memiliki keinginan untuk mengambil bagian dalam keributan ini lagi karena ia takut si gadis cantik menyesali keputusannya untuk memberikan uang itu kepadanya.
"Gadis kecil yang royal dan kaya! Tidak heran dia sangat sombong…" pikir Hao Ren diam-diam pada dirinya sendiri.
"Kau! Apa kamu mengambil sesuatu dari diriku kemarin?" sang gadis cantik terus bertanya pada Hao Ren.
"Benda apa?" Hao Ren menatap padanya dengan mata yang suram. Dia tahu dengan keributan yang gadis itu timbulkan, dia telah menjadi "terkenal" di sekolah itu.
"Manik-manik, sebutir manik-manik biru."jawabnya.
"Aku tidak melihatnya. Kamu pasti menjatuhkannya di tempat lain." jawab Hao Ren tanpa berpikir lagi.
Para penonton sedikit kecewa dengan percakapan mereka. Mereka pikir entah bagaimana sang gadis cantik itu sudah ditindas dan datang untuk balas dendam. Fakta bahwa ia berusaha menemukan kembali sebuah barang yang hilang tidak menarik bagi mereka.
"Manik-manik itu lembut dan memantul." Sang gadis cantik menambahkan," Aku akan memberikanmu dua menit lagi, berpikirlah lebih keras."
"Bisa kita bicara di tempat lain? " Melihat mata-mata yang mengamati di sekeliling mereka, Hao Ren tidak dapat menahan dirinya untuk mendesah.
"Kembalikan saja barang yang kau ambil darinya! Tidak malu kamu mencuri dari gadis kecil yang cantik!" Mengharapkan kerusuhan dan masalah beberapa murid laki-laki mulai berteriak kepada Hao Ren.
"Diam! Kalian tidak berhak untuk berbicara disini!" Sang gadis kecil yang cantik langsung murka dengan perkataan mereka.
Untuk beberapa saat, para murid laki-laki tertegun. Meskipun kesal, mereka tidak merasa patut untuk kehilangan kesabaran mereka di sini.
"Pertunjukan sudah selesai, teman-teman! Ayo bubar….Bubar!" Zhao Jiayi menilai pertikaian itu dan menyadari pertikaian tersebut hanya sebuah pertikaian kecil. Dengan pertolongan Zhou Liren dan beberapa orang teman, mereka mulai membubarkan keramaian itu.
Tidak memperdulikan tindakan yang lain, sang gadis kecil cantik hanya memusatkan perhatian ke Hao Ren, "Benda itu sangat berharga bagiku, aku harap kamu mengembalikannya padaku."
"Tapi aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan…" Sebelum Hao Ren selesai bicara, gadis kecil itu menjulurkan tangannya dan menutup mulutnya.
"Aku dapat merasakannya di sini, tepat di mana kau berada." Setelah dia selesai, dia mengerutkan alisnya dan terlihat seperti dia sedang mendengarkan sesuatu dengan baik.
Tiba-tiba tangannya menggapai perut Hao Ren.
Saat Hao Ren berusaha menggeser perutnya dari cengkramannya, gadis kecil yang cantik itu tiba-tiba memegang erat pergelangan tangannya dan menggulung lengan bajunya- tato yang berbentuk seperti naga berwarna hijau tersingkap!