Ruang kamar yang dipenuhi cat tembok warna putih elegan, ruangan yang luas, boneka besar tersusun rapi, kamar yang bersih dan barang-barang tertata rapi. Seorang gadis duduk di atas kasur empuk sambil memegang boneka kelinci berukuran besar. Gadis memakai gaun putih pink, gadis yang cantik menawan.
Hay, kenalkan namaku Anita dipanggil An. Aku adalah anak kedua dari Alex Hyuna dan Yura Hyuna. Aku memiliki kakak laki-laki bernama Hyun Lee. Ayah dan ibuku adalah seorang pengusaha dan memiliki perusahaan besar di beberapa kota. Jadi sering kali mereka tidak ada waktu untukku bahkan untuk kakakku sekalipun. Tetapi kami memiliki pengertian bahwa mereka bekerja untuk masa depan kami. Entah karena alasan apa juga ayah dan ibuku lebih memilih menyekolahkanku di rumah saja. Jadi aku memiliki banyak aktivitas tetapi di rumah saja. Ya seperti pagi ini, aku dan kakakku belajar ilmu bela diri bahkan menembak sekalipun. Kadang kami berdua saling mengadu kekuatan bela diri dan kehebatan dalam menembak. Ya, hal itu sudah biasa dan tentu saja nilainya hanya sedikit berbeda.
Tak hanya itu, tentang teknologi pun aku diajarkan dan juga mengendarai motor maupun mengemudikan mobil. Pokoknya kegiatanku hampir 99% seperti kegiatan militer saja. Awalnya aku selalu mengeluh saat usiaku 4 tahun tetapi sekarang adalah 19 tahun dan aku tak pernah mengeluh sedikit pun. Jam 10 pagi kakakku berangkat pergi entah kemana dengan kendaraan motornya sementara aku belajar di rumah bersama pengasuhku. Aku senang sekali mendapat pengasuh, guru dan orang-orang yang membantuku adalah orang yang perhatian sekali.
Aku juga memiliki beberapa peralatan canggih seperti milik kemiliteran dan seperti mata-mata tentunya. Alat yang tak pernah ku lepas dan tertinggal adalah jam tangan dan glasses. Aku sering menggunakan kedua benda itu untuk berkomunikasi dengan kakak dan ayah ibuku.
Kepergian kakakku adalah waktuku untuk belajar dengan ibu guru. Guru yang muda cantik dan juga pintar. Belajar ruang tamu, duduk di lantai sementara ibu guru memberikan penjelasan mengenai apa yang diajarkan hari ini.
"Sumber hukum bisnis. Perjanjian merupakan suatu peristiwa di mana pihak yang satu berjanji kepada pihak yang lain untuk melaksana kan atau tidak melaksana kan sesuatu hal sehingga pihak-pihak yang mengadakan perjanjian tersebut terikat oleh isi perjanjian yang dibuat. Perjanjian internasional adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau lebih (bilateral atau multilateral)"jelasnya.
Tapi saat she menjelaskan pelajaran itu padaku, aku melihat pandangannya bukan tertuju padaku melainkan pada pada sekitar rumah ini. Aku merasa ibu guru sedang memperhatikan sesuatu.
"Ibu, apa yang ibu lihat? Apa ibu haus? Atau lapar? Ibu mau makan apa?."
Dengan cepat she menoleh ke arahku,"Eh, tidak. Ibu tidak lapar dan juga tidak haus." dengan malu-malu she berupaya membujuk diriku,"Apa kakakmu ada di rumah? Cewek yang he suka itu seperti apa?."
Menatap tajam ibu guru dengan sinis,"Ibu mencari kakak Hyun ya? She baru saja pergi, she bilang di ada urusan penting."
"Oh, begitu. Ibu guru boleh tau gak kakakmu suka cewek seperti apa sih?."
"Kakak ya? She….suka….suka marah sama ibu guru jika ibu guru gak ngajarin aku dengan serius aku lapor papa!"kataku dengan nada tinggi.
Menolak dengan mentah dan berucap membuat situasi membaik karena takut dipecat, she malah memberi alasan."A…aku bukan begitu, maksudku bukan begitu. Aku mengajarimu dengan baik, apa tak boleh sedikit saja kamu membantuku dekat dengan kakakmu?."
Tatapan sinis penuh emosi mengguncang diriku,"Ibu guru mau ngajarin aku atau gak sih? Lebih baik ibu guru keluar!"
"Jangan gitu dong, kamu cuman salah paham aja kok. Ibu guru gak suka kok dengan kakakmu"
"Masih saja banyak alasan.""Penjaga bawa ibu guru keluar."Â
Akhirnya dengan cara paksa ibu guru di usir, aku pun masih kesal dengan tingkah ibu guru yang ternyata selama ini memperhatikan kakak Hyun. She tak sungguh-sungguh niat mengajariku. Itu menyebalkan sekali, dan she adalah guru yang ke 100 kalinya aku usir dari rumah.
***
Orchid sedang melaju menuju tempat telah ditentukan. Bertemu dengan beberapa orang yang dipercaya. Kedatangannya telah ditunggu oleh teman-teman, tetapi sebelum Orchid benar-benar sampai di ruangan itu. Orchid mendengar sesuatu yang mengancam dirinya.
"Hahaha….setelah misi ini selesai maka singkirkan Orchid."
"Orchid sudah tidak berguna untuk kita setelah Orchid menyerahkan data itu, habisi saja Orchid. Dan aku juga ingin kalian habisi pangeran kegelapan itu beserta keluarganya."
"Ah, sial. Ternyata selama ini ulah mereka sendiri. Aku dijebak, awas saja aku akan membalas perbuatan kalian"ucap Orchid segera pergi tanpa diketahui
***
Tepat pada pukul 12 siang, saat aku sarapan sendirian di rumah. Ayah ibuku datang tak seperti biasanya. Mereka datang dan erat sekali memeluk diriku. Ayah dan ibu duduk di kursi.
"Sayang, ayah akan mengirimmu ke kota Malvado dan kamu akan tinggal bersama salah satu karyawan pribadi ayah. Namanya Lisa, she akan menjemputmu di bandara"ucap ayah,
"Aku akan pergi? Tapi aku lebih suka disini Yah."
"Sayang, kamu harus pergi. Dengarkan ibu, semua akan baik-baik saja jika kamu pergi dan mendengarkan semua kata-kata kedua orang tuamu. Ibu ingin kamu menuruti perintah ayah ini, ambil pakaianmu secukupnya masukan ke dalam tas, bawa uang tunai sebanyak mungkin dan peralatan yang kamu miliki. Bawa boneka kesayanganmu"pinta ibu padaku.
Aku pun secepatnya melaksanakan hal itu sementara ayah dan ibu sibuk berbincang. Dalam beberapa menit aku kembali menemui mereka, memakai mantel hitam, dan mengenakan tas.
"Kamu sudah siap?."
"Sudah Bu!."
"Ini tiket pesawat yang akan kamu naiki, pergilah sekarang! Pakai motormu agar lebih cepat dan jangan kembali"
ucap ibu lalu memeluk erat diriku, lalu aku berjalan mendekati ayah.
"Ayah! Apa sebenarnya yang terjadi?."
"Tidak ada, semua akan baik-baik saja jika kamu pergi. Jangan pernah percaya pada siapapun, An. Saat kamu pergi jangan pernah percaya pada siapapun. Dan bersikaplah yang baik pada orang lain, jangan mencari masalah. Kamu bawakan semua uang tunai di brankas?."
"Ya yah, aku bawa semua. Tapi apa tidak kebanyakan?."
"Itu cukup untukmu sayang, hanya untuk hidupmu. Gunakan uang itu untuk keperluanmu. Sekarang pergilah ke bandara dan naik pesawat, jangan kembali lagi!" ucap ayah sambil memeluk erat diriku. Setelah itu, secepatnya aku pergi ke bandara dengan motor milikku.
Tiba di bandara, kuperhatikan jadwal penerbangan dan kutemukan dimana aku akan memberikan tiket pesawat ini. Tetapi aku menemukan tiket lain yang bertuliskan" Inilah jalanmu untuk pergi!" secepatnya ku beralih ke pesawat dengan tiket itu. Tiket pengganti itu adalah tiket yang sebenarnya seperti yang diajarkan ayah sebelumnya.
Suara pesawat lepas landas dan terbang menuju kota tujuan, bandara. Pergi meninggalkan kota ini untuk pertama kalinya dalam hidupku.
***
Lisa, adalah seorang karyawati yang bekerja di perusahaan Alex Hyun. Dirinya pernah dipecat sebelumnya tetapi entah kenapa sehari setelah dipecat she mendadak dihubungi oleh mantan bos besarnya itu. She mendapat pekerjaan kembali tetapi tidak untuk di perusahaan melainkan menjaga putri kesayangan Alex Hyun.
Lisa tinggal di Kota Malvado bersama adiknya, Felix. Lisa sangat senang akan pekerjaan ini sebab dirinya tak hanya akan mendapat bayaran besar tetapi juga akan mendapatkan pengalaman baru, she akan menjadi orang pribadi atau rahasia tepatnya yang bekerjasama dengan Alex Hyun. Saat dihubungi bos besarnya itu, Lisa diberitahukan sifat dan dikirimi foto An. Lisa akan menjemput An di bandara beberapa jam lagi. Lisa pun bersiap-siap berangkat ke bandara menjemput An.
***
Perjalanan lima jam menuju Kota Malvado telah berakhir, aku pun tiba di kota ini dengan selamat. Mengambil
barang-barangku di tempat antrian dan mencari seorang wanita yang akan menjemput diriku. Berjalan sambil mengamati orang-orang yang sedang menunggu orang yang dinantikan kedatangannya. Aku akhirnya bertemu dengan seorang wanita berpakaian rapi tapi nampaknya she agak ceroboh terlihat dari she ketika hendak mendekatiku saja sudah mau jatuh berjalan.
"Hay, namamu An bukan? Kenalkan namaku Lisa. Aku akan menjagamu selama di kota ini. Selamat datang!"ucapnya,
"Apa ayahku memintamu untuk menjagaku? Karena apa?."
"Ya, ayahmu yang memintaku. He bilang kau akan bersekolah disini hingga dewasa, dan akan tinggal bersamaku. Aku akan menjagamu seperti adik laki-lakiku, Felix."
"Hah, apa kau menyiapkan kamarku?."
"Kamar?....." Lisa tertawa kecil lalu melanjutkan bicara," Ya sudah!". Aku pun berjalan dengannya keluar dari bandara tetapi begitu menunggu taksi tiba-tiba jambret datang dan mengambil tas milik Lisa. Lisa pun berteriak, sementara aku hanya memutar bola mata karena malas mendengar teriakan wanita ini. Aku berpikir bahwa aku datang ke kota ini benar-benar tanpa rencana tidak seperti ketika aku berlibur bersama keluarga atau sendirian.
Lisa berlari mengejar jambret tersebut, ku ikuti langkahnya dari belakang. Aku sebenarnya ingin sekali menolong tetapi aku rasa itu hukuman yang baik untuknya. Ya karena Lisa tidak menyiapkan tempat tidur untukku, aku berprasangka itu dari raut wajahnya ketika kutanya. Tetapi tiba-tiba seorang polisi menggagalkan jambret itu, he berhasil mengalahkan dan menangkapnya. Kemudian polisi itu datang kemari sambil memberikan tas milik Lisa seraya berucap" Nyonya baik-baik saja? Saya harap Nyonya lebih berhati-hati di jalanan."
Lisa yang melihat polisi itu langsung jatuh cinta, bagaimana tidak polisi itu berwajah tampan. Dengan terbata-bata Lisa berucap" Te…Ter..Terima kasih pak polisi."
"Sama-sama sudah tugas saya untuk melindungi warga, saya permisi dulu Nyonya. Saya harus bertugas kembali, semoga hari Nyonya menyenangkan."
Polisi itu pun pergi dan terlihat Lisa sangat senang sekali melihat pria itu," Pahlawanku!" hingga lupa dengan diriku. Berjalan mencari taksi dan menemukannya, masuk ke dalam taksi dan berteriak pada Lisa," Lisa, kita mau tetap disini atau ke rumahmu? Aku lelah dan lapar."
Lisa baru sadar kalau diriku tak ada disana dan secepatnya menghampiriku. Masuk ke mobil dan berucap" Aku minta maaf tadi, baiklah kita akan pulang. Pak sopir tolong antar kami ke….."
Perjalanan ke rumah Lisa pun dimulai, kubuka kaca jendela dan menikmati keindahan kota. Melihat orang-orang yang sibuk dengan aktifitas mereka. Ya, jangan berpikir kalau aku baru keluar rumah beberapa tahun ini ya! Aku sering bepergian termasuk ke kota ini. Aku sering diajak ibu untuk tahu dimana cabang perusahaan ayah. Ibu dan ayah selalu mengajarkanku apa yang mereka ketahui. Apa yang kuketahui sama yang diketahui kakak.
Sekitar 30 menit, akhirnya aku tiba di rumah Lisa. Rumahnya tak begitu besar tetapi terlihat rapi dan bersih halamannya. Lisa membayar taksi, sementara aku keluar dan melihat-lihat.
Lisa berjalan mendekati pintu seraya berucap "Anggap saja seperti rumahmu sendiri ya!". Begitu pintu dibuka apa yang kulihat? Hah, menyebalkan sekali dan mengapa ayah meminta orang ini untuk menjagaku? Jika saja orang ini ternyata mengerikan, rumahnya berantakan. Ada buku, Koran dan majalah kemana-mana, baju, selimut dan bantal. Pokoknya rumah ini seperti kapal pecah.
"Up, maaf aku lupa membereskan pekerjaanku. Jangan marah ya? Aku lupa karena senang telah mendapatkan pekerjaan. Kau tahu, aku dipecat kemarin dan sekarang mendapatkan pekerjaan kembali. Jika aku tidak bekerja, aku tidak bisa membiayai sekolah adik lakiku itu"ucapnya sambil membersihkan ruangan ini.
***